Puti Soekarno inginkan pelayanan berbasis IT sampai pedesaan Jatim

Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, penasaran dengan program 'Smart Kampung' di Kabupaten Banyuwangi yang mendorong pemerataan pelayanan publik berbasis teknologi informasi (TI) hingga ke desa.
"Problem di desa ini salah satu yang terberat adalah pelayanan publik. Ada ketidakadilan. Orang desa harus ke pusat kota untuk mengurus sesuatu, berapa biaya terbuang? Meninggalkan pekerjaan, ongkos transportasi, waktu. Maka saya tertarik konsep Smart Kampung di Banyuwangi ini," ujar Puti saat mengunjungi Desa Kampung Anyar di Banyuwangi, Sabtu (27/1).
Di ruang pelayanan desa, cucu Bung Karno itu mendapat penjelasan pengembangan beragam sektor di desa dengan bantuan TI, termasuk sektor layanan masyarakat. Pendekatan TI mampu memangkas rantai pelayanan, karena sebagian dokumen cukup diurus di tingkat desa tanpa harus ke kota.
"Misalnya untuk surat keterangan yang membantu warga miskin mengakses fasilitas pengobatan kesehatan gratis. Dulu berhari-hari mengurusnya karena harus ke kota. Sangat merepotkan karena jarak ke kota sangat jauh. Sekarang datanya yang berjalan, bukan orangnya, dalam hitungan jam sudah selesai dokumennya," kata Kades Kampung Anyar Siti Latifah.
Mendengar penjelasan soal Smart Kampung yang dirintis Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas itu, Puti serius menanggapi dan menanyakan beberapa hal. Misalnya, soal update jumlah penduduk desa. "Apa bisa langsung diketahui, misal warga tertua di sini dan bagaimana kondisinya?" tanya Puti.
Seorang petugas TI Desa Kampung Anyar lantas mengetik di keyboard, kemudian muncul data warga tertua di desa itu yang usianya 109 tahun dan masih sehat.
"Hebat, sangat ringkas," respons Puti.
Berkaca dari program Smart Kampung itu, menurut Puti, diperlukan pemerataan pelayanan publik ke desa-desa. Puti mengaku sudah menyiapkan program dari Pemprov Jatim yang nantinya pemerintah kabupaten/kota untuk penguatan kapasitas desa, termasuk mendorong penetrasi TI guna memudahkan pelayanan di desa.
"Saya dan Gus Ipul siapkan program pembangunan kawasan perdesaan strategis, ada kluster desa terintegrasi. Kami juga fokus menuntaskan desa-desa tertinggal sesuai amanat Nawacita Presiden Jokowi," kata dosen tamu Asia Jepang Research Center, Kokushikan University Jepang, itu.
Puti secara khusus mengapresiasi inovasi desa di Banyuwangi yang mampu mendongkrak Indeks Desa Membangun (IDM) menjadi salah satu yang tertinggi di Jatim. Jumlah desa kategori 'maju' di Banyuwangi meningkat dari 69 desa menjadi 134 desa, sedangkan desa kategori 'tertinggal' kini tinggal satu desa dari sebelumnya 40 desa.
"Saya sepenuhnya sepakat, jika kapasitas desa meningkat, kesejahteraan warga juga terkerek, sehingga mengurangi potensi urbanisasi ke kota. Apa yang dilakukan Banyuwangi patut diapresiasi, dan sangat mungkin diperluas di Jatim," kata Puti. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya