Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rahasia kehebatan menembak TNI sampai kalahkan AS dan Australia

Rahasia kehebatan menembak TNI sampai kalahkan AS dan Australia Aksi prajurit TNI di HUT ke 72. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Prestasi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak perlu diragukan lagi. Tak tanggung-tanggung, pasukan kebanggaan Indonesia ini berhasil mengalahkan personel Amerika Serikat dan Australia. Beberapa perlombaan yang mereka ikuti adalah The ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) dan Australia Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015.

Di balik ketangguhan TNI, ternyata ada rahasia yang membuat mereka semakin kuat. Berikut beberapa di antaranya.

Latih prajurit dengan suasana berbeda

Mental seorang prajurit TNI harus dibangun agar menjadi kuat. Salah satunya dengan melatih prajurit saat dalam suhu dingin sekalipun. Seperti dalam dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).

Panglima Komando Cadangan Strategis Letnan Jenderal Mulyono mengatakan, 14 prajurit TNI AD harus belajar menyesuaikan diri pada suhu dingin di Australia, yang mencapai 4 derajat Celcius.

Prajurit dilatih di tempat yang dingin seperti di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. "Di kedua lokasi itu, suhunya mencapai 4 derajat Celcius, jadi hampir mirip dengan Australia," kata Mulyono

Kecanggihan senjata buatan dalam negeri

Selain mental, kecanggihan senjata turut diperhitungkan. Letjen Mulyono menjelaskan, PT Pindad berhasil memproduksi senjata yang sesuai dengan petembak-petembak TNI.

Pindad telah mampu memproduksi dua senjata SS2 varian 4 dan pistol G2 Elit yang digunakan penembak dalam lima kategori lomba, yakni menembak pistol, senapan, senapan otomatis, sniper dan gabungan.

Latihan keras dan konsentrasi

Sebelum perlombaan, persiapan yang harus dimatangkan adalah skill dari prajurit. Untuk itu dilakukan latihan yang ketat seperti melihat arah angin agar sesuai sasaran.

Latihan yang biasa dilakukan adalah melihat kecepatan angin dengan melihat arah rumput bergoyang. "Jadi untuk seberapa jauh ke bawa angin. Kita bisa ambil kesimpulan, berarti kita harus bidik sasaran ke mana. Jadi berdasarkan feeling," kata Serda Woli Hasan, anggota Detasemen Markas (Denma) Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad.

"Kuncinya selain latihan keras adalah konsentrasi karena menembak itu melawan diri kita sendiri bagaimana kita mempertahankan rekor yang kita capai saat latihan," kata Woli.

(mdk/esy)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP