Ratusan Bangkai Babi yang Dibuang ke Sungai di Medan Diduga Terjangkit Hog Cholera
Merdeka.com - Banyaknya bangkai babi yang dibuang ke sungai di Medan sekitarnya diduga kuat terkait wabah hog cholera di sejumlah wilayah di Sumut. Babi yang mati akibat penyakit itu ditengarai dibuang pemiliknya ke sungai.
"Kalau dugaan kuat sementara ini, karena ini yang berkembang, kita menduga itu masih hog cholera. Namun untuk pembenarannya itu nanti kita tunggu hasil lab. Setelah hasil lab keluar nanti kita nyatakan apa yang sebenarnya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, M Azhar Harahap, Rabu (6/11).
Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut telah turun lokasi penemuan ratusan bangkai babi, seperti di hilir Sungai Bederah, Medan Marelan. Mereka melakukan pengamatan dan pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kuat dugaan babi-babi itu terjangkit hog cholera, kemudian dibuang pemiliknya ke sungai.
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Mengapa hewan itu dibuang ke laut? Sayangnya, kapten kapal nelayan tersebut; Kapten Akira Tanaka memilih untuk membuangnya kembali agar tidak merusak hasil tangkapan lainnya.
-
Kenapa sampah sembarangan jadi sumber penyakit? Sampah yang dibuang sembarangan dapat menjadi sumber penyakit karena menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme patogen.
-
Apa aja penyebab kambing Sumut bau prengus? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan daging kambing menjadi berbau tersebut. Mari kita bahas beberapa faktor utama: 1. Sistem Pencernaan Kambing 2. Kualitas Makanan 3. Kondisi Kesehatan Kambing 4. Proses Penyembelihan 5. Penggunaan Antibiotik
-
Apa yang ditemukan di tempat pembuangan? Salah satu koin yang ditemukan di tempat pembuangan ini adalah sebuah koin perak, yang dikenal sebagai 'antoninianus,' yang berasal dari tahun 255 M dan bernilai dua dinar, sebuah koin perak standar pada era Romawi.
-
Kenapa kotoran cicak diyakini membawa sial? Meskipun hanya sebagai mitos tanpa dasar ilmiah, kepercayaan ini tetap memainkan peran dalam membentuk keyakinan dan sikap masyarakat terhadap kejadian kecil sehari-hari.
Dugaan ini diperkuat dengan berjangkitnya wabah hog cholera atau kolera babi di 11 kabupaten/kota di Sumut. Sebelas daerah itu yakni: Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan (Humbahas) Deli Serdang, Kota Medan, Kabupaten Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
"Sudah terjadi kasus kematian sebanyak 4.682 ekor dari 11 kabupaten/kota," jelas Azhar.
Dinas Pangan Sumut Minta Bangkai Dikubur
Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut sebelumnya telah menerbitkan surat edaran guna mencegah pembuangan babi dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Bangkai itu harus dikubur untuk mengantisipasi penyakit dan gangguan pada ketentraman masyarakat.
"Kita sudah membantu penanganan dalam rangka pengendalian wabah hog cholera termasuk pemberian vaksin pada petugas untuk vaksin hewan yang sehat," sebut Azhar.
Dia juga berharap agar warga tidak panik dengan kejadian ini. Menurutnya, hog cholera hanya menular dari babi ke babi.
Sebelumnya, warga Medan diresahkan dengan ditemukannya ratusan bangkai babi di Sungai Bederah. Bangkai babi juga ditemukan di sungai-sungai lain.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaAir berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaSaat itu, warga melihat seekor anjing tengah menggusur sesuatu yang awalnya diduga sampah.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian di Afrika Selatan yang membuktikan jika spora yang dihasilkan dari bakteri Antraks ini bisa bertahan hingga 250 tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini seekor Harimau Sumatera bernama Nurhaliza dikabarkan mati di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.
Baca SelengkapnyaBabi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.
Baca Selengkapnya