Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Restoran Rindu Alam Puncak yang Akan Dirindukan

Restoran Rindu Alam Puncak yang Akan Dirindukan Restoran rindu alam ditutup. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Restoran Rindu Alam di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, kini hanya tinggal kenangan. Pasalnya, restoran yang berada di Puncak Pas itu, tak akan lagi beroperasi setelah kontraknya berakhir pada 18 Februari lalu.

Restoran Rindu Alam, dibangun pada 1979 oleh Pangdam Siliwangi kala itu, Letnan Jenderal TNI Ibrahim Adji dan kini ditutup sudah oleh Pemerintah Provinsi Jawa barat.

Karena berdiri di atas lahan milik Provinsi Jawa Barat, restoran ini memiliki kontrak untuk penggunaan aset hingga 18 Februari, meski eksekusi penutupan baru dilakukan 20 Februari 2020.

Namun, restoran legendaris ini masih mungkin untuk beroperasi kembali jika permohonan perpanjangan kontrak, disetujui oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Karena sudah selesai sesuai perjanjian, kita tutup dulu. Kalau nanti permohonan (perpanjangan) disetujui, bisa beroperasi lagi," kata Kepala Seksi Aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Yayat Sutarya, Selasa (25/2).

Menurutnya, ada permintaan dari Bupati Bogor, untuk mengembalikan lahan eks Restoran Rindu Alam, sebagai kawasan hijau (konservasi). Namun, keputusan akhir ada di tangan Gubernur Ridwan Kamil.

"Ada dua peminta di atas lahan ini. Ada permintaan dari bupati sebagai pemilik wilayah untuk dikembalikan fungsinya sebagai kawasan hijau," kata Yayat.

Dia, mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Barat, meminta maaf kepada masyarakat, khususnya yang terlibat atau menggantungkan hidup di Restoran Rindu Alam.

"Kami mohon maaf bahwa kawasan ini, sementara ditutup dulu hingga ada putusan dari pimpinan (gubernur)," katanya.

Dia juga tidak bisa memastikan apakah bangunan restoran akan dibongkar atau tidak. "Karena kewenangan ada di pimpinan. Bisa jadi objek wisata, mungkin diubah dulu konsepnya. Kita tunggu keputusan pimpinan," katanya.

Sementara Adam Adji, putra dari Ibrahim Adji mengaku tidak mempermasalahkan penutupan ini. Namun, dia menyayangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak memproses permohonan sewa kembali.

"Kami minta maaf atas ketidaknyamanan, karena ini lahan milik Pemprov Jabar. Maka kami kembalikan lagi. Ada 80 pegawai di rumah makan ini dan kemungkinan harus menganggur," kata dia. (mdk/rhm)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Letkol TNI Kaget Makan di Rumah Makan Yang Melayani Ternyata Jenderal Legendaris
Letkol TNI Kaget Makan di Rumah Makan Yang Melayani Ternyata Jenderal Legendaris

Perwira itu terkejut. Sosok yang berdiri di depannya sangat disegani. Bukan sembarang Jenderal.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Makanan Khas Jawa di Warung Favorit Khofifah hingga Jokowi, Patut Dicoba saat Berwisata ke Kota Batu
Mencicipi Makanan Khas Jawa di Warung Favorit Khofifah hingga Jokowi, Patut Dicoba saat Berwisata ke Kota Batu

Warung ini menyediakan nasi rawon hingga semur lidah sapi

Baca Selengkapnya
Dulu Berjaya, Begini Kondisi Deretan Rumah Makan di Pantura Indramayu yang Terbengkalai
Dulu Berjaya, Begini Kondisi Deretan Rumah Makan di Pantura Indramayu yang Terbengkalai

Deretan rumah makan di pantura Indramayu pernah berjaya sampai 2013, setelah banyaknya terbengkalai karena ditinggal para pelanggan.

Baca Selengkapnya
Pensiunan Jenderal AU Eks Pilot Pesawat Tempur Banting Setir Jualan Bakmi, Pangkatnya Gak Main-main
Pensiunan Jenderal AU Eks Pilot Pesawat Tempur Banting Setir Jualan Bakmi, Pangkatnya Gak Main-main

Seorang pensiunan Perwira Tinggi TNI AU memilih menjadi penjual bakmi pasca purna tugas sebagai prajurit TNI.

Baca Selengkapnya
Melihat Jejak Kejayaan Hotel Selabintana di Sukabumi, Jadi Penginapan Megah Era Kolonial hingga Basis Markas PKI
Melihat Jejak Kejayaan Hotel Selabintana di Sukabumi, Jadi Penginapan Megah Era Kolonial hingga Basis Markas PKI

Selabintana dulunya merupakan tempat berlibur orang-orang Eropa dari Batavia.

Baca Selengkapnya
Ingat Kampung Gajah di Bandung yang Dulu Populer, Kini Terbengkalai Sangat Memprihatinkan
Ingat Kampung Gajah di Bandung yang Dulu Populer, Kini Terbengkalai Sangat Memprihatinkan

Masih ingat dengan Kampung Gajah? Begini kondisinya yang sudah terbengkalai.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Stasiun Kereta Api yang Hilang di Magelang, Kini Jadi Kandang Ayam
Menguak Jejak Stasiun Kereta Api yang Hilang di Magelang, Kini Jadi Kandang Ayam

Dulunya, stasiun itu menjadi tempat transit penumpang kereta api Ambarawa-Magelang PP

Baca Selengkapnya
Kebun Luas Milik Mantan Kasad Dudung, Penuh Semangat Panen Cabai yang Tumbuh Subur
Kebun Luas Milik Mantan Kasad Dudung, Penuh Semangat Panen Cabai yang Tumbuh Subur

Momen mantan kasad Jenderal (purn) Dudung Abdurachman panen cabai di kebun luas miliknya.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Zaman Belanda Mantan Gubernur Jabar, di Dalamnya Penuh Sejarah Bikin Merinding
Potret Rumah Zaman Belanda Mantan Gubernur Jabar, di Dalamnya Penuh Sejarah Bikin Merinding

Sebuah video memperlihatkan penampakan rumah mantan gubernur Jawa Barat yang masih kental dengan nuansa Belanda.

Baca Selengkapnya
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat

Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas
Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas

Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.

Baca Selengkapnya
Mengulik Sejarah Berdirinya Stasiun Cikajang, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Asia Tenggara
Mengulik Sejarah Berdirinya Stasiun Cikajang, Stasiun Kereta Api Tertinggi di Asia Tenggara

Kini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan

Baca Selengkapnya