Satgas Polri Pelototi Distribusi Gula di Jawa Timur Cegah Penyelewengan Produsen
Musim penggilingan atau panen raya diperkirakan pertengahan bulan Mei sampai November 2024
Musim penggilingan atau panen raya diperkirakan pertengahan bulan Mei sampai November 2024
Satgas Polri Pelototi Distribusi Gula di Jawa Timur Cegah Penyelewengan Produsen
Tim Satgas Polri melakukan pengecekan terhadap stok dan pendistribusian komoditi gula di PT. Kebun Tebu Mas, Jawa Timur.
Tujuannya, untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dari pihak Produsen terhadap komoditi gula.
Kanit III Subdit I Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, AKBP Adithia Bagus menjelaskan PT.Kebun Tebu Mas bergerak dalam memproduksi gula kristal mentah menjadi gula kristal putih (GKP) dan gula kristal rafinasi (GKR).
"Stok yang dimiliki PT.Kebun Tebu Mas yaitu stok GKP sebanyak 6.040 ton (28-April-2024), dan stok GKR sebanyak 25.082,4 ton (28-April-2024)," kata Adithia melalui keterangannya, Selasa (30/4).
Menurut Adithia, produksi gula di perusahaan tersebut realisasi dan pendistribusian importasinya sebanyak 55.000 (raw sugar). Adapun, rinciannya kapal satu itu sebanyak 29.858.230 ton (26/02/24-MV.Yasa Enirhan), dan kapal dua itu sebanyak 24.972.730 ton (25/03/24-MV. Red Orchid). Sehingga, kata dia, totalnya mencapai 54.830,96 ton.
"Produksi raw sugar ke GKP sebesar 29.003 ton (52,92% dari total realisasi raw sugar), penggilingan tebu tahun 2023 sebanyak 953.214 ton (diambil dari tebu milik petani) dengan menghasilkan GKP sebanyak 71.849 ton. Target penggilingan tebu tahun 2024, sebanyak 1 juta ton dengan harapan menghasilan GKP sebanyak 80 ribu ton (satu musim giling),"
jelas Adithia.
Adithia mengungkap bahwa musim penggilingan atau panen raya diperkirakan pertengahan bulan Mei sampai November 2024. Menurut dia, PT. Kebun Tebu Mas dalam memproduksi GKR mendapatkan bahan baku dari Import yaitu Raw Sugar yang diimport dari Thailand, Brazil, dan Australia. Sedangkan, dalam memproduksi GKP menggunakan bahan baku Raw Sugar (importasi) dan tebu lokal.
"Bahwa kapasitas produksi PT. Kebun Tebu Mas sebesar GKP 12.000 ton/hari, dan GKR 3.000 ton per hari. Adapun, terkait dengan produksi GKR merupakan fasilitas kemudahan import tujuan eksport (KITE), seluruh hasil produksi GKR dikhususkan untuk tujuan ekspor," ungkapnya.
Selanjutnya, Adithia mengatakan bahwa harga pendistribusian dari PT. KTM ke distributor yaitu harga GKP 50 Kg sebesar Rp16.300/Kg dan harga GKP 1 Kg sebesar Rp16.700/Kg. Menurut dia, sistem penyerapan tebu PT.KTM adalah SPT (sistem pembelian tebu) dimana pihak petani menawarkan hasil tebul dan dibeli langsung oleh PT KTM.
"Jumlah petani yang diserap oleh PT.KTM 2.315 orang. Terdapat 18 perusahaan distributor dari PT.KTM dengan wilayah pemasaran Sulawesi, NTT, NTB, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Jawa Timur, Kalsel, Kaltim dan Kalteng," kata Adithia lagi.
Kemudian, Adithia menambahkan rencana tindaklanjut yang dilakukan Tim Satgas Pangan Polri bersama stakeholder terkait yakni mendorong kelancaran sistem pendistribusian GKP dari produsen - distributor - end user, memastikan tidak ada penyalahgunaan dari pihak Produsen. "Serta melakukan monitoring di tahap distributor, untuk memastikan ketersediaan di retail modern dan pasar tradisional," pungkasnya.