Selain di Aceh, induk gajah juga ditemukan mati di Langkat, Sumut

Merdeka.com - Seekor induk gajah ditemukan mati di areal perkebunan dekat Taman Nasional Gunung Leuser di Langkat, Sumut. Satwa dilindungi itu diduga diracun.
Berdasarkan pengamatan visual tidak ditemukan luka signifikan yang diduga jadi penyebab kematian gajah betina itu. Beberapa bagian tubuh gajah sudah dibawa untuk diuji di laboratorium.
"Kita masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium. Tapi dugaan awal, kalau saya ya curiga ini bukan kematian alami. Terlebih, gajah ini ditemukan dekat aliran sungai. Biasanya gajah yang kena racun biasanya akan berusaha mencari air," kata Hotmauli Sianturi, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Jumat (21/4).
Induk gajah berusia antara 11-15 tahun itu ditemukan di areal kebun PT Perkebunan Inti Sawit Subur (PISS), tepatnya di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumut, Selasa (18/4). Di lokasi juga ditemukan seekor anak gajah yang selalu berada di sekitar bangkai induknya.
Tim gabungan untuk penanganan bangkai gajah dan penyelamatan anaknya baru tiba keesokan harinya, Rabu (19/4). Saat mereka tiba, anak gajah sudah tidak di lokasi. "Tim CRU (Conservation Respons Unit) Tangkahan melakukan pengamatan keberadaan anak gajah dan terpantau sudah memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang berjarak sekitar 1 Km dari lokasi," jelas Hotmauli.
Ardi Andono, Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), menambahkan, anak gajah dengan tinggi sekitar 1,5 meter atau berusia sekitar 3,5 tahun itu telah bergabung dengan kelompoknya. "Berdasarkan pengalaman, kemungkinan selamat gajah seusia itu jika bergabung dengan kelompoknya lebih besar dibanding jika sendirian," paparnya.
Menurut Ardi, lokasi penemuan gajah itu seharusnya tidak dijadikan perkebunan, melainkan hutan produksi terbatas. Alasannya, kawasan yang berbatasan langsung dengan taman nasional seharusnya menjadi buffering yang dapat menjadi lokasi perlintasan atau permainan gajah dan satwa lainnya. Dengan begitu, konflik gajah dengan manusia dapat terhindarkan. "Hal inilah yang selalu menjadi masalah di Sumatera," jelasnya.
Terkait persoalan perkebunan yang berada di batas taman nasional, pernyataan keras disampaikan Hotmauli. "Pemerintah daerah mesti cabut izin perkebunan-perkebunan ini, kalau tidak akan terus mati gajah di sana, karena di sana itu perlintasan gajah. Kembalikan menjadi hutan produksi terbatas. Kembali jadi kawasan restorasi," tegasnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya