Semburan Awan Panas Merapi Disebabkan Gas yang Terakumulasi
Merdeka.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan fenomena awan panas letusan Gunung Merapi dipicu tekanan akumulasi gas vulkanik dari dalam gunung. Hal ini sama dengan letusan yang terjadi pada 14 Oktober 2019.
"Masih sama penyebabnya, adanya akumulasi gas," kata Hanik, Sabtu (9/11). Dikutip dari Antara.
Meski demikian, menurut Hanik, tekanan akumulasi gas yang memicu semburan awan panas setinggi 1.500 meter lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Pada 14 Oktober, awan panas letusan Merapi memiliki tinggi kolom 3.000 meter.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Bagaimana Merapi meluncurkan awan panas? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Kapan Gunung Merapi meluncurkan awan panas? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana awan panas guguran Merapi terjadi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sebelumnya, Hanik menjelaskan bahwa tekanan akumulasi gas muncul seiring berlangsungnya suplai magma Gunung Merapi yang diproduksi secara terus terusan. Gas yang terakumulasi di bawah kubah lava dan terlepas secara tiba-tiba, mendobrak kubah lava sehingga runtuh menjadi awan panas.
Diketahui, usai kejadian tanggal 14 Oktober, volume kubah lava susut hingga 397 meter kubik dari 483 meter kubik. Artinya, berkurang hingga 90 meter kubik.
Terkait adanya perubahan morfologi maupun deformasi akibat awan panas letusan pada Sabtu (9/11) pagi, belum bisa dipastikan. Termasuk perubahan volume kubah lava usai terjadinya awan panas letusan.
Menurut Hanik, proses pendataan pascaawan panas letusan masih dilakukan oleh BPPTKG.
"Kalau baru meletus begini, kita tidak bisa secara eksak memberi info. Yang jelas itu letusan kecil yang kemungkinan tidak berpengaruh terhadap volume," kata dia.
Sebelumnya, BPPTKG menyebutkan Gunung Merapi mengeluarkan awan panas dengan tinggi kolom 1.500 meter pada Sabtu (9/11) pagi. Awan panas letusan yang terekam di seismogram pada pukul 06.21 WIB itu memiliki durasi 160 detik dengan amplitudo 65 mm.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaPada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus pada Rabu siang pukul 12.40 WIB. Namun, tinggi kolom abu tidak bisa teramati.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi dua kali meluncurkan awan panas guguran pada Senin (27/11) pukul 17.00 WIB dan 17.15 WIB.
Baca SelengkapnyaJarak luncur awan panas guguran maksimum 3,5 kilometer ke arah Kali Krasak.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca Selengkapnya