Seorang santri di Ogan Ilir tewas tak wajar, ditemukan banyak luka lebam
Merdeka.com - Seorang santri kelas dua Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum di Desa Sakatiga, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, FJH (14) ditemukan tewas di asrama. Merasa ada kejanggalan, keluarga pun meminta jenazah korban dilakukan autopsi.
Orang tua korban, Soharudin (40) melaporkan kasus ini ke polisi. Dia berharap, penyebab kematian anaknya dapat terbongkar dengan jelas.
Soharudin mengatakan, keluarga menemukan banyak kejanggalan terkait kematian anaknya. Kejadian berawal saat pengurus pondok menghubungi keluarga bahwa korban tengah sakit keras.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Keluarga pun datang untuk membawanya ke rumah sakit. Begitu tiba di pondok, korban sudah terbujur kaku. Ternyata dia tewas sebelum keluarganya datang.
"Kami disuruh minta datang, anak saya sakit keras. Tapi ternyata sudah meninggal di asrama," ungkap Soharudin saat melapor ke SPKT Polda Sumsel, Selasa (23/10).
Jasad korban pun dibawa ke rumah duka di Desa Muara Kunjung, Kecamatan Babat Toman, Musi Banyuasin. Saat korban dimandikan, keluarga menemukan kejanggalan kedua.
Di tubuhnya terdapat banyak luka lebam. Seperti di punggung, lengan dan kepala bagian belakang. Keluarga menduga luka itu akibat benda tumpul.
"Kalau melihat kondisi seperti itu kematiannya tidak wajar, ada apa-apa," kata dia.
Keluarga pun meminta kejelasan dari pengurus pondok. Namun, jawaban yang diterima tidak jelas dan disinyalir menutupi sesuatu.
"Mereka jawab anak saya sakit, tapi tidak dijelaskan sakit apa, kapan dia sakitnya, diobati apa tidak, tidak jelas semua, cuma ngotot bilang sakit. Lagi pula anak saya tak pernah ada riwayat sakit parah," kata dia.
Oleh karena itu, keluarga meminta Rumah Sakit Bhayangkara melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Dengan demikian, penyebab kematian anaknya dapat terungkap secara jelas.
"Kami ingin tahu penyebabnya. Kalau karena sakit, sakit apa, tapi kalau ada kekerasan kami minta diusut tuntas," harap dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaSantri Meninggal Tak Wajar, Ayah dan Ibu di Jambi Mengadu ke Hotman Paris
Baca SelengkapnyaKorban merupakan warga Desa Dadaplangu, meninggal setelah kayu berpaku tersebut mengenai bagian belakang kepalanya.
Baca SelengkapnyaBintang Balqis Maulana, seorang santri asal Banyuwangi kembali ke ke pelukan orangtuanya dalam kondisi meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKasus kematian santri pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang bernama Airul Harapan masih penuh misteri.
Baca SelengkapnyaPengacara dan keluarga menemukan banyak kejanggalan dalam kasus kematin santri AH.
Baca SelengkapnyaTragisnya, terdapat paku pada kayu tersebut. KAF tewas usai lemparan kayu berpaku itu terkena di kepalanya.
Baca SelengkapnyaJasad korban sudah dilakukan autopsi. Bahkan, jenazah korban sudah dimakamkan oleh keluarganya di Kabupaten Maros.
Baca SelengkapnyaKorban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan itu mengakibatkan luka lebam di bagian paha dan alat kelamin korban.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus meninggalnya DKW siswi SD berusia 12 tahun di Semarang lantaran diduga korban pelecehan seksual.
Baca Selengkapnya