Seratusan GP Ansor dan banser Samarinda demo minta HTI dibubarkan

Merdeka.com - Seratusan orang dari Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Kalimantan Timur, melakukan unjuk rasa di kawasan simpang 4 mal Lembuswana, Samarinda. Mereka menolak, sekaligus menuntut pemerintah segera membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Aksi yang digelar sekira pukul 13.00 Wita itu, tidak hanya diikuti GP Ansor dan Banser, melainkan juga aktivis Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Dalam tuntutannya, mereka menolak gagasan khilafah yang diusung HTI, karena dinilai mengakibatkan perpecahan dan mengancam NKRI. Selain itu, mereka juga menyebut propaganda khilafah bertujuan untuk mengubah Pancasila sebagai ideologi bangsa.
"Kami menuntut pembubaran HTI di seluruh Indonesia. Baik sebagai organisasi paham, maupun pola tindakan," kata Koordinasi Aksi Bela NKRI GP Ansor-Banser Kalimantan Timur, Murjani, dalam orasinya, Minggu (23/4).
"Kami juga meminta Gubernur Kaltim mengevaluasi yayasan Islamic Center Samarinda, yang kerap melakukan pembiaran terhadap aktivitas HTI di lingkungan Islamic Center," ujarnya.
Sementara, pembina GP Ansor Kalimantan Timur Saparuddin menambahkan, aksi menuntut pembubaran HTI sebagai komitmen nasional GP Ansor tepat pada hari lahirnya Ansor ke-83 yang jatuh pada 24 April 2017 besok.
"Mereka, HTI, menyebut sebagai khilafah Islamiyah. Tentu kami Ansor, yang lahir sejak 1934 berkomitmen menjaga NKRI dengan 4 pilar bangsa adalah Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Ini adalah komitmen yang bulat dari Ansor," kata Saparuddin.
"Kehadiran HTI, sudah mengancam eksistensi bangsa Indonesia. Mereka sering beranggapan NKRI adalah produk sekuler. Dalam konteks itu, kemerdekaan yang diperoleh dari proses semua anak bangsa saat itu, dan Ansor ada dalam proses itu, tentu tidak akan tinggal diam," tegas Saparuddin.
Masih diterangkan Saparuddin, di beberapa negara seperti Malaysia, Yordania dan Mesir, HTI sudah dibubarkan. Sehingga, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak membubarkan HTI.
"Tidak ada alasan. Kita minta Gubernur Kaltim segera bersikap, menolak keberadaan HTI," demikian Saparuddin.
Massa Banser akhirnya membubarkan diri sekira pukul 14.30 Wita. Puluhan personel Polresta Samarinda yang menjaga jalannya aksi sejak awal, juga kembali ke Mapolresta Samarinda, di Jalan Slamet Riyadi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya