Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Setara Institute Nilai Debat Capres Perdana Garing dan Kurang Greget

Setara Institute Nilai Debat Capres Perdana Garing dan Kurang Greget Pasangan Capres Berpelukan Saat Debat Pertama. ©2019 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Setara Institute mengevaluasi debat perdana pilpres 2019 bertema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme. Menurut Wakil Direktur Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos penampilan kedua pasangan capres-cawapres tidak sesuai ekspektasi publik.

"Sayang debat kemarin itu garing, kurang greget gitu," kata Bonar di Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/1).

Bonar menyebut, banyak pertanyaan dari panelis yang tidak dijawab dengan baik oleh pasangan capres-cawapres. Bahkan, seringkali jawaban bersifat normatif, penuh retorika, dan tidak nyambung.

"Misalnya masa pertanyaan soal diskriminasi, ras, etnis dan agama jawabannya soal kriminalisasi nelayan. Ini dari mana jawabannya. Kok enggak nyambung. ini Joko Sembung bawa golok, tidak nyambung sama sekali," ucapnya.

Bonar menduga kurang maksimalnya penampilan pasangan capres-cawapres karena keterbatasan waktu. Di mana, KPU hanya memberikan waktu dua menit untuk menjawab pertanyaan panelis. Idealnya, waktu yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan panelis sekitar tiga sampai lima menit.

Selain keterbatasan waktu, pertanyaan dari panelis juga masih ngambang. Itu mengakibatkan jawaban dari capres-cawapres tidak spesifik ke akar persoalan.

"Masih ada kesempatan, 4 debat lagi. Bagaimana ini semua termasuk KPU, teman-teman di sini, warga memberi masukan lah, mendesak 'kami ingin lihat calon pemimpin menampilkan seperti apa yang kita harapkan'," ujar dia.

Meski debat dipandang masih garing, Bonar melihat ada yang menarik dari kedua pasangan capres. Jokowi tampil sebagai penyerang sedangkan Prabowo tetap bertahan. Seharusnya, Prabowo tampil agresif menguliti dan membuka kelemahan Jokowi selama menjadi Presiden.

"Pak Prabowo yang biasanya cukup garang kemarin yah cukup santun walaupun kadang-kadang lepas kontrol. Penantang diberi kesempatan untuk menguliti, memperlihatkan kelemahan petahana sekaligus dia coba tampilkan apa yang menjadi gagasan. Itu tak ada sama sekali," jelasnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP