Sidak pengecer, Pemkot Samarinda temukan banyak elpiji 3 kg bocor

Merdeka.com - Tim Pemkot Samarinda dipimpin Wakil Wali Kota Nusyirwan Ismail, pagi tadi sidak penjualan elpiji 3 kg mulai dari pengecer, agen hingga stasiun pengisian elpiji. Nusyirwan menemukan berat elpiji yang dijual tak sesuai standar dan batas toleransi dari PT Pertamina (Persero).
Sidak dilakukan mulai pukul 09.00 Wita. Menyasar tidak kurang dari 5 pengecer di berbagai ruas jalan, disasar tim Pemkot. Bahkan, mobil pengangkut elpiji Pertamina, ikut dihentikan untuk memeriksa di tempat, berat tabung elpiji 3 kg.
Hasilnya mengejutkan. Semua tabung elpiji 3 kg yang diukur oleh Tim Metrologi, berada di bawah berat standar minimal 8 kg. Usai menyasar ke pengecer, tim juga menyasar hingga ke agen dan stasiun pengisian elpiji. Hasilnya sama, mulai dari kebocoran dan berat yang di bawah standar.
"Di pengecer, ada 1 kilogram hilang. Setelah diselidiki, ada kebocoran, dan itu penyebabnya. Tabung elpiji 3 kg ini beredar hingga ke pengecer," Nusyirwan kepada wartawan di sela sidak.
"Di agen, kita temukan berat 7,6 sampai 7,8 kilogram, itu keluar dari ketentuan toleransi berat berkurang 1,5 persen dari standar 8 kg," ujar Nusyirwan.
"Dengan fakta ini, rata-rata perlu pembinaan dan kontrol lebih lanjut dari Pertamina dan mitranya, dengan pengawalan Metrologi. Agar konsumen tidak dirugikan," tegas Nusyirwan.
Sidak berlanjut hingga ke stasiun pengisian elpiji di kawasan Jalan HM Ardans. Setelah tim datang di stasiun itu, kembali melalukan melakukan uji ukur berat 3 sampel tabung. "Ternyata belum dipasang sil, tabung bocor semua ketika dites isi gas, diletakkan di atas meja. Pertamina menjelaskan itu belun melalui kontrol," ungkap Nusyirwan.
"Kita tes lagi uji ukur tabung di atas mobil sebelum dibawa ke pangkalan, beratnya 7,6 masih di bawah toleransi 8 kg. Itu seharusnya di atas mobil dari stasiun harusnya 8 kg lebih, tapi malah 7,6 dan 7,8 kg. Secara umum belum standar," ungkap Nusyirwan.
Nusyirwan mengakui sidak uji standar tabung elpiji 3 kg belum memenuhi ketentuan. Minimal katanya, pengujian dilakukan 50 tabung dari 500 tahlbung. "Kalau di stasiun pengisian saja di luar standar, kita bisa hentikan, kita bekukan operasional produksinya. Tapi itu belum kita lakukan, karena kita baru ambil sampel kecil," terang Nusyirwan.
"Kita tidak bisa samaratakan semua elpiji 3 kg di bawah standar. Setidaknya ada indikasi dan korelasin dari keluhan masyarakat, dengan kenyataan kita temukan," jelasnya.
"Akar masalahnya bukan di pangkalan, atau oknum mengurangi berat. Tapi memang pengisian tidak sempurna. Kualitas kontrol Pertamina dan pengisian harus ditingkatkan," harap Nusyirwan.
Sementara Sales Executive PT Pertamina (Persero) Depo Samarinda Muhajir yang menyertai sidak meminta masyarakat melapor ke hotline Pertamina, jika menemukan tabung bocor sehingga cepat habis. Dia juga menyarankan masyarakat membeli di pangkalan, meski pernyataannya itu disanggah Nusyirwan.
"Pangkalan tidak mau melayani penjualan ke masyarakat ya," sergah Nusyirwan menyanggah Muhajir. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya