Simak, Begini Etika Berkomunikasi di Medsos Agar Tak Terjerat Pidana
![Simak, Begini Etika Berkomunikasi di Medsos Agar Tak Terjerat Pidana](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2022/01/19/1399221/540x270/simak-begini-etika-berkomunikasi-di-medsos-agar-tak-terjerat-pidana.png)
Merdeka.com - Netizen maha benar. Maha benar netizen dengan segala komentarnya.
Belakangan, kita tidak asing dengan jargon tersebut. Terlebih, di era 4.0. Orang bebas mengunggah konten, pun pihak lain bebas mengomentari.
Sayangnya, atas nama kebebasan berekspresi, tidak sedikit warganet, begitu sebutannya, yang melampaui batas.
-
Siapa yang harus bijak bermedia sosial? Penggunaan media sosial yang tepat sangat penting bagi perkembangan remaja.
-
Kenapa kata-kata keren penting di media sosial? 'Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik.' - Ali bin Abi Thalib
-
Apa saja manfaat bijak bermedia sosial? Konektivitas sosial yang lebih baik: Media sosial memungkinkan remaja untuk tetap berhubungan dengan teman-teman dan keluarga, meskipun mereka terpisah oleh jarak yang jauh.Akses informasi yang beragam: Platform ini menawarkan berbagai sumber informasi yang membantu remaja untuk memperluas pengetahuan mereka.Peningkatan kreativitas: Dengan membuat konten, remaja dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan keterampilan kreatif mereka.Peluang untuk belajar: Banyak materi edukatif yang tersedia di media sosial, sehingga remaja dapat mempelajari hal-hal baru di luar lingkungan sekolah.Peningkatan kesadaran sosial: Media sosial dapat membantu remaja menjadi lebih peka terhadap isu-isu sosial dan global.
-
Kenapa konten yang relevan penting? 'Pertama, konten tersebut harus relevan dengan isu terkini dan menarik perhatian audiens,' ungkap Angga.
-
Mengapa penting buat konten yang tepat sasaran? Membuat konten media sosial yang tepat sasaran tidak hanya sekadar tentang membuat posting yang menarik, tetapi juga tentang bagaimana menyampaikan pesan yang relevan kepada audiens yang tepat.
-
Apa manfaat media sosial untuk informasi? Mencari informasi melalui media sosial tidak hanya membuat seseorang menjadi konsumen informasi. Sebaliknya, individu juga memiliki kesempatan untuk memberikan komentar atau pendapat mengenai informasi yang mereka terima.
Berkomentar sekenanya, seenaknya, hingga berbuah ketersinggungan yang dirasakan segelintir pihak. Banyak yang berujung pidana.
Lalu, bagaimanakah etika berkomunikasi di dunia maya agar tak terjerat pidana?
Dosen Sosiologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, Frida Kusumastuti menekankan agar masyarakat melakukan question reflective. Singkatnya, sebelum mengunggah satu konten, masyarakat sebagai user media, mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri konsekuensi atas konten yang akan diunggah.
Frida juga mengatakan, batasan penting dalam bermedia sosial adalah etika dan aturan hukum.
"Etiket ini soal kepantasan, kesopanan, tata Krama. Ada wilayah privat dan publik juga dalam hal ini," ujar Frida kepada merdeka.com, Rabu (19/1).
Sementara tentang aturan hukum, biasanya akan menyoal kesusilaan seperti tentang pornografi, penghinaan, kebencian yang berdasarkan SARA, dan tentang ancaman kekerasan.
Memang, dalam berinteraksi di media sosial satu perdebatan akan selalu muncul. Hal ini wajar terjadi karena publisitas digital tanpa batas ruang dan waktu, sehingga penerima satu konten pun memiliki kebudayaan dan peradaban yang beragam.
Namun, perdebatan tidak berpotensi kasus pidana jika konten dan interaksi yang terjadi tidak mengandung fitnah, merendahkan martabat dan sebagainya.
"Dan terpenting verifikasi. Objek yang sama namun dilihat dari sudut pandang berbeda tidaklah salah," ucapnya.
Yang tidak kalah penting bagi user media sosial adalah tidak meremehkan isi konten meski itu hanya sebuah candaan.
Pesan atau konten tertulis akan berbeda penerimaannya jika pesan itu disampaikan secara lisan. Frida yang juga tergabung sebagai Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) memberi contoh, seseorang mengunggah sebuah story di media sosial dengan mencantumkan foto rekannya, dengan keterangan foto bersifat candaan bagi user.
"Namun pesan yang sifatnya bercanda itu belum tentu diterima sama dengan rekannya yang fotonya diunggah. Oleh karena itu, meminta izin untuk mengunggah foto seseorang itu juga bagian dari etika," kata Frida.
Diakui Frida, banyaknya celah jerat hukum UU ITE bahkan membuat masyarakat harus lebih mawas diri dalam berinteraksi di media sosial.
Lantas, apa yang membuat seseorang mudah berinterkasi kasar di media sosial ?
Menurut Frida, itu sebagai cerminan karakter seseorang di dunia nyata atau merasa aman dari dunia media sosial.
"Karena merasa akun media sosial bisa dideaktivasi atau menggunakan fake account, seseorang mengeluarkan ekspresi mereka tanpa mempertimbangkan konsekuensinya," ujarnya.
Polisi Virtual
Untuk menertibkan aktivitas di dunia maya agar tidak melampaui batas, aparat penegak hukum menyiapkan polisi virtual.
Nantinya, polisi virtual akan mengawasi konten media sosial yang terindikasi melanggar UU No.19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terkait pencemaran nama baik ataupun penghinaan.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Slamet Uliandi mengatakan polisi virtual akan melototi aplikasi maupun platform media sosial yang aktif banyak digunakan masyarakat. Seperti, Facebook, Twitter dan Instagram.
Nantinya, saat ada aktivitas warganet yang terindikasi melanggar UU ITE, maka polisi virtual akan mengirimkan peringatan lewat direct message (DM) melalui WhatsApp atau media lain.
Peringatan akan dilayangkan sebanyak 2 kali. Warganet yang terindikasi melanggar diminta untuk menurunkan kontennya dalam 1x24 jam. Jika menolak, maka akan dipanggil untuk diminta klarifikasi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
![Polisi Wanti-Wanti Konten Kreator soal UU ITE Buntut Galih Loss Ditangkap, Ini Isinya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/4/26/1714122599574-b6jbe.jpeg)
Galih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca Selengkapnya![Pentingnya Tata Krama di Media Sosial untuk Membangun Generasi Muda Bijak Berdigital](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/10/22/1697988016089-9oijo.jpeg)
Perilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca Selengkapnya![Contoh Pesan Berantai Lucu, Menghibur dan Seru](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/6/28/1719547495460-8tdba.jpeg)
Bermain dengan pesan berantai lucu telah menjadi cara populer untuk menyebarkan keceriaan dan menghubungkan orang-orang dalam era digital ini.
Baca Selengkapnya![Kemenkominfo Bersama KWI Ajak Masyarakat Isi Ruang Digital dengan Konten Positif](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/9/10/1694279181110-g4qfs.jpeg)
Ruang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca Selengkapnya![Jaksa Agung Ingatkan Anak Buah Bijak Main Sosial Media dan Jaga Netralitas di Pilkada](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/8/29/1724923742209-yqa8r.jpeg)
Burhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca Selengkapnya![Akademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/1/18/1705587680534-x99iw.jpeg)
Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca Selengkapnya![Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/1/15/1705295435949-w3vmji.jpeg)
Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca Selengkapnya![Cara Menjaga Lisan agar Tak Menyakiti Orang Lain, Hindari Gosip dan Ucapan Negatif](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2024/5/22/1716350390263-3rfzi.jpeg)
Baik itu dalam percakapan sehari-hari, media sosial, atau di tempat kerja, menjaga lisan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung.
Baca Selengkapnya![Menghindari Radikalisasi di Media Sosial dengan Berpikir Kritis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/5/1691198432428-fxkth.jpeg)
Berpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca Selengkapnya![ASN Wajib Jaga Netralitas di Ruang Digital, Medsos Jangan Dipakai Kampanye](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/newsCover/2023/8/29/1693304276712-bm5djh.jpeg)
Jelang Pemilu 2024, ASN diingatkan untuk berhati-hati dalam mengunggah konten di media sosial.
Baca Selengkapnya