Spanduk 'Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jawane' Bertebaran di Semarang & Solo Usai Gibran Maju Cawapres
Tudingan bahwa pemasang spanduk tersebut berasal dari PDIP pun sempat beredar. Namun ditepis oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Belum jelas siapa pihak yang memasang spanduk tersebut.
Spanduk 'Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jawane' Bertebaran di Semarang & Solo Usai Gibran Maju Cawapres
Spanduk bertuliskan "Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jawane" (Jadi Orang Jawa, Jangan Hilang Jawa-nya) muncul di sejumlah titik di Solo Raya. Spanduk bernada sindiran tersebut muncul usai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka diumumkan menjadi pasangan Prabowo Subianto.
Pengamatan merdeka.com, ada dua macam spanduk yang dipasang. Yakni spanduk berwarna kuning dan biru hijau. Kedua spanduk dilengkapi dengan gambar tokoh wayang Punokawan Petruk.
Beberapa spanduk di antaranya terpasang di Jalan Raya Kartasuro - Solo, Jalan Diponegoro No. 230 Kartasura, Jalan Slamet Riyadi Kartasura, Pasar Bumirejo Pabelan, Jalan A. Yani Solo, Mojosongo serta Jalan Adi Sumarmo.
Tudingan bahwa pemasang spanduk tersebut berasal dari PDIP pun sempat beredar. Namun ditepis oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Mantan Wali Kota Solo itu menegaskan pemasangan spanduk tersebut bukan dilakukan oleh pihaknya. Ia sendiri sudah sejak lama melarang kadernya untuk menjelek-jelekan calon lain.
"Pengurus DPC sampai anak ranting satgas maupun relawan saya tegaskan dilarang menghujat menjelek-jelekan mencaci maki capres cawapres lain. Kita tetap semangat bergotong royong memenangkan Ganjar dan Mahfud," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Rudy mengaku, dirinya juga melarang aksi demonstrasi yang menyudutkan pihak lain. Ia ingin agar pemilu berjalan damai.
"Dilarang menerima tawaran apa pun memasang spanduk atau demo. Sehingga kalau ada spanduk atau demo di Solo yang masang bukan PDI Perjuangan," kata FX Rudy.
Rudy menyebut tidak ingin diadu domba dengan putra sulung Presiden Jokowi tersebut yang telah memilih jalan berseberangan dengan PDIP tersebut.
"Keinginan mengadu domba antara PDI Perjuangan dan Mas Gibran. Saya tidak mau diadu domba seperti itu," katanya.
Spanduk Serupa juga Muncul Semarang
Spanduk serupa juga banyak ditemukan di Semarang Jawa Tengah. Di spanduk itu, tercetak dengan jelas gambar Petruk yang sedang tersenyum lebar. Petruk merupakan salah satu tokoh pewayangan dari kelompok punakawan.
Tokoh petruk digambarkan dengan bentuk panjang yang menyimbolkan pemikiran harus panjang. Dalam menjalani hidup manusia harus berpikir panjang dan sabar. Bila tak berpikir panjang biasanya akan mengalami penyesalan di akhir.
Ciri fisik petruk berbadan besar dan tinggi, kepala besar, bahu lebar mata terbuka.
Penggambaran fisik serba berlebih memiliki makna bahwa tokoh ini suka menolong dan selalu memberi kasih sayang terhadap sesama.
Dari pantauan di lapangan, spanduk-spanduk ini terpasang di sejumlah tempat di Kota Semarang. Seperti di Jalan Majapahit, depan Pasar Gayamsari, Gayamsari, Jalan Soekarno-Hatta, Pedurungan, Jalan Fatmawati, Pedurungan. Umumnya spanduk di pasang di wilayah Semarang Timur.Seorang pejalan kaki di Jalan Soekarno-Hatta, Suparmi (49) mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk yang bertengger persis di pinggir jalan dekat dirinya sedang berteduh. Namun, Suparmi mengaku mengetahui maksud pesan dari materi spanduk tersebut.
"Iya tadi saya lihat. Spanduk itu saya paham arti di spanduk. Artinya, ojo nganti dadi Wong Jowo lali Jowone, jangan sampai jadi Orang Jawa itu lupa jatidirinya," kata Suparmi yang mengaku sebagai warga Sawah Besar tersebut.
Menurut dia, kata-kata dalam spanduk itu memuat filosofi umum masyarakat Jawa. "Jadi Orang Jawa jangan sampai lupa dengan asal mula atau ciri khas dan karakternya," kata dia.
Namun, Suparmi menegaskan tidak mengetahui apakah ada unsur politik di balik pemasangan spanduk bergambar petruk tersebut.
"Kalau soal Pilpres saya tidak tahu ya," kata perempuan itu.
Warga lain bernama Bu Sipon yang mengetahui soal keberadaan spanduk itu menyatakan tidak ada yang istimewa dari spanduk yang dipasang di bawah Jembatan Soekarno-Hatta itu.