Tak tega, orang tua Gabriella sempat tolak makam anaknya dibongkar

Merdeka.com - Orang tua Gabriella Sheryl Howard (8), murid kelas 3 SD Global Sevilla School Puri Indah, Jakarta Barat sebenarnya enggan makam anaknya itu dibongkar untuk keperluan autopsi. Alasannya adalah karena tidak tega.
"Kita sebagai orang tua kandung, kita gedein anak dari dia masih dalam kandungan, kita terus terang saja kita enggak mau autopsi, karena enggak tega saya ngelihat," kata Asip, ayah Gabriella di Tempat Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Kamis (14/4)
Tak hanya Asip, Ibunda Gaby sapaan akrabnya, Verayanti pun mengaku merasa berat makam anaknya itu dibongkar. Namun, setelah memanjat doa dan meminta keyakinan kepada Tuhan, akhirnya dia mengizinkan jenazah anaknya diautopsi. Tujuannya tak lain adalah mengungkap kebenaran dibalik kematian Gaby.
"Dari awal kita berat ya otopsi gitu. Cuma karena saya juga minta petunjuk Tuhan akhirnya hari ini bisa diautopsi juga semoga hasilnya sesuai yang diharapkan. Jadi kebenaran bisa terungkap," terangnya.
Menurut Asip, tujuan autopsi ini adalah untuk melengkapi berkas perkara atas tewasnya Gaby. Selain itu, autopsi ini dibutuhkan untuk membuktikan bahwa anak pertamanya itu tidak memiliki riwayat sakit epilepsi seperti kabar yang beredar.
"Untuk nanti kasih berkas perkaranya ke kejaksaan agar kasus ini bisa P-21. Masalah otopsi ini yang jadi berkas perkaranya masih bolak balik bolak balik, P-19 terus lah," tegas Asip
"Cuma dimana-mana anak saya dibilang epilepsi, sampai di kampung saya pun di bilang epilepsi. Darimana perasaan hati kita sebagai orang tua sebagai bapak, hancur, kita tahu anak kita itu sehat tidak punya penyakit epilepsi," sambungnya.
Dengan keluarnya hasil autopsi ini, Vera berharap berkas perkara dapat segera lengkap sehingga kasus ini dapat disidangkan ke pengadilan. Sebab, status hukum atas kasus ini sampai saat ini belum jelas.
"Supaya kasusnya bisa selesai sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Jadi enggak menggantung begitu saja gitu," pungkas Vera.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari seorang dokter Forensik dari Rumah Sakit Polri Jakarta Timur. Hasilnya kemungkinan akan keluar sekitar 1 pekan lagi.
"Nanti ya tunggu dites di laboratorium dulu," ujar salah seorang dokter kepada merdeka.com
Seperti diketahui, Gaby tewas saat mengikuti olahraga renang di sekolahnya pada 17 September 2015 silam. Sebelum tewas, korban sempat berusaha menolong rekannya yang tak mampu berenang, hingga akhirnya tenggelam dan tak mampu diselamatkan.
Gabriella Sheryl Howard pun merenggang nyawa karena ketidakmampuan sekolahnya untuk menyelamatkan bocah cilik ini. Bahkan, pihak sekolah sempat menutupi kecelakaan tersebut dari kedua orangtuanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya