Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanya kasus siswa bunuh diri usai UN, FSGI datangi Kemendikbud

Tanya kasus siswa bunuh diri usai UN, FSGI datangi Kemendikbud FSGI temui Kemendikbud tanya kasus Amel. ©2017 Merdeka.com/wilfridus

Merdeka.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang diwakili Sekjen, Retno Listyarti dan dua rekannya menyambangi Inspektorat Kemendikbud, Kamis (20/4). Adapun kedatangan mereka untuk mendengar info seputar hasil investigasi Inspektorat Kemendikbud di SMKN 3 Padang Sidempuan, terkait kematian salah seorang siswi bernama Amelia Nasution.

Amelia Nasution diduga bunuh diri dengan menenggak racun setelah diintimidasi secara verbal oleh gurunya karena mengungkapkan kecurangan saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) berlangsung.

"Kami dengar Kemendikbud lakukan investigasi, kami mau minta info terkait penelusuran tim atas kasus ini," ungkapnya di Jakarta, Kamis (20/4).

Retno mengatakan, kasus kematian Amel ini merupakan tanda dari potret situasi sekolah yang tidak kondusif bagi peserta didik. Ia pun mengaku bahwa terciptanya situasi yang kondusif di sekolah merupakan fokus perhatian FSGI.

"Kami peduli pada situasi kondusif sebuah sekolah. Kita harus bicara dulu soal situasi sekolah yang kondusif, sehingga kita bisa bicara soal kualitas sekolah," tambahnya.

Kepada perwakilan FSGI dan media, Inspektur investigasi, Suyadi, membantah bahwa kecurangan berupa pemberian kunci jawaban kepada salah seorang murid terjadi pada UNBK, melainkan pada saat Ujian Sekolah, tepatnya pelajaran Penjas.

"Tidak ditemukan ada kebocoran baik soal maupun jawaban (pada saat UNBK). Masalah tersebut (pemberian kunci jawaban) terjadi saat Ujian Sekolah, penjas, bukan UNBK," ungkapnya di Jakarta, Kamis (20/4).

Lebih lanjut, ia mengisahkan, pada saat ujian sekolah mata pelajaran penjas terdapat seorang guru, berinisial E yang memberikan jawaban kepada Y salah seorang murid, lantaran Y adalah keponakannya.

Kemudian, IA, salah seorang murid mengungkapkan ketidakpuasannya di media sosial Facebook. Lalu dipostingan itu kemudian menimbulkan 'keriuhan' di Facebook dan menyinggung perasaan E.

"Yang tidak dapat (jawaban) merasa kesal, kemudian terjadi perdebatan di Facebook, E tersinggung, kemudian dilaporkan ke BK," jelasnya.

Bagian BK sekolah lalu memanggil IA, RA, dan AN murid-murid yang turut mengomentari postingan IA itu. Dalam proses pemanggilan dan pembinaan di BK itu munculah soal UU ITE.

"Lalu dipanggil IA, SA, dan Amelia Nasution (AN). Ada yang nimbrung. Sampailah pada soal UU ITE," tambahnya.

Namun, Suyadi enggan memberikan jawaban apakah benar latar belakang Amelia Nasution memutuskan bunuh diri lantaran merasa tertekan karena adanya ungkapan verbal dari pengajar yang mengintimidasinya.

"Itu bukan kapasitas saya. Saya ke sana hanya untuk memastikan apakah benar ada kebocoran dalam UNBK," ujarnya.

Ia juga mengakui bahwa soal kasus bunuh diri yang merenggut nyawa Amelia Nasution, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan lembaga yang lebih memiliki kapasitas, yakni aparat kepolisian.

Menanggapi penjelasan dari Inspektur Investigasi tersebut, FGSI meminta bantuan Kemendikbud untuk menyelidik kasus ini secara lebih luas demi terciptanya lingkungan sekolah yang lebih baik.

"Harap ada upaya sungguh-sungguh. Mohon bantuan Kemendikbud yang lebih punya tangan ke sana untuk menyelidiki dalam ranah yang lebih luas, bukan hanya kematian Amel, tapi sekolah ini ke depan," tutup Retno.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP