Temui Petani Tembakau, Ganjar Janji Permudah Ketersediaan Pupuk
Mantan Gubernur Jawa Tengah mengatakan sangat fluktuatif dan bergantung terhadap cuaca.
Ganjar juga menyinggung perlunya mekanisasi pertanian.
Temui Petani Tembakau, Ganjar Janji Permudah Ketersediaan Pupuk
Capres Ganjar Pranowo menemui para petani tembakau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dalam rangkaian kampanye di Solo Raya. Para petani bertemu Ganjar di Gudang Tembakau Empatlima Desa Mireng Kecamatan Trucuk.
Dalam dialog santai, para petani mendukung Ganjar agar nanti jika berkuasa bisa mempermudah ketersediaan pupuk khusus petani tembakau.
Humas Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Klaten, Juwandi mengatakan bahwa ia mengapresiasi Ganjar yang telah memperjuangkan kemudahan petani tembakau untuk mendapatkan pupuk.
"Iya sangat bagus, Pak Ganjar memikirkan petani tembakau dengan mempermudah mendapatkan pupuk," katanya.
Selama ini, petani tembakau khususnya di Klaten kesulitan mendapatkan pupuk. Bukan hanya tidak mendapat subsidi, tapi stok pupuk memang tidak mencukupi dari kebutuhan petani.
"Untuk tembakau tidak mendapat subsidi. Itu pun masih sulit mendapatkan pupuk meskipun beli," lanjutnya.
Juwandi menjelaskan, ada sekitar 3000 hektar lebih lahan tanam tembakau di Klaten. Satu hektare membutuhkan pupuk ZA sekitar 4-6 kuintal.
"Masalahnya petani kesulitan mendapatkan pupuk, sehingga kami mendukung komitmen Pak Ganjar dalam mempermudah pupuk khusus petani tembakau," tegasnya.
Sementara, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa petani tembakau sulit mendapatkan pupuk, meskipun tidak bersubsidi. Maka, perlu ada pabrik yang memproduksi pupuk dan didistribusikan dengan benar.
"Untuk pengelola pupuk, dengarkan, bagi petani yang tidak mendapatkan pupuk subsidi tolong dipenuhi kebutuhannya," terang Ganjar.
Ganjar juga menyinggung perlunya mekanisasi pertanian, misalnya petani butuh kultivator, alat pertanian untuk pengolahan tanah sekunder.
"Karena banyak tenaga yang semakin berkurang, bantuan ini sangat perlu," paparnya.
Dan terakhir soal harga, mantan Gubernur Jawa Tengah mengatakan sangat fluktuatif dan bergantung terhadap cuaca. Tapi potensi tembakau harus dikembangkan.
"Tapi produksi tembakau Klaten ini bisa ekspor dan ini potensi yang harus dikembangkan," pungkasnya.
Ganjar juga sebelumnya jalan-jalan di persawahan perbatasan Klaten dengan Sukoharjo, Jawa Tengah. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyempatkan diri mampir di pasar tradisional Gawok di Desa Geneng, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.
Ganjar yang menginap di rumah imam masjid Klaten, Trimanto menyempatkan diri jalan pagi sambil menyapa masyarakat. Rumah Trimanto yang berada di perbatasan Klaten dan Sukoharjo membuat Ganjar bisa menyapa ribuan masyarakat di dua kabupaten sekaligus.
Awalnya Ganjar jalan pagi menyusuri area persawahan. Ia menyapa para petani dan masyarakat yang melintas di jalan. Hampir sepanjang perjalanan, warga heboh saat melihat mantan gubernur mereka itu.
"Pak Ganjar kok di sini? Wah beruntung sekali bisa ketemu bapak. Pak foto pak, mumpung belum jadi presiden. Nanti saya cetak besar dan pajang di ruang tamu," teriak warga.
Ganjar pun melayani warga melepas kangen dengannya. Termasuk ketika ia sampai di Pasar Gawok Gatak Sukoharjo. Puluhan pedagang dan pembeli pun berhamburan mengejar Ganjar. Bahkan mereka rela meninggalkan barang dagangannya demi bertemu Ganjar.
"Pak foto pak, dagangane kulo mpun kulo tinggal demi ketemu bapak," ucap mbah Mergi (77) salah satu pedagang.
"Lha kok ditinggal mbah? Mengko dicolong lho," timpal Ganjar.
Mergi tidak peduli. Baginya, moment bisa bersalaman dan foto dengan Ganjar melebihi segalanya. Wajah sepuhnya terlihat begitu sumringah usai bisa menyalami Ganjar dan ngobrol singkat.
"Lha kangen lho sama Pak Ganjar. Priyayine gagah (orangnya tampan), ramah lagi. Semoga besok jadi presiden," katanya.
Usai jalan santai, Ganjar diajak warga Klaten dan Sukoharjo sarapan bersama di Bendungan Ngawen. Duduk lesehan beralaskan tikar, Ganjar makan sambil berdiskusi dengan warga dan mendengarkan keluhan mereka.
"Iya, suasana seperti ini yang selalu ngangeni. Bisa tidur di rumah warga, pagi jalan-jalan sambil menyapa mereka. Bisa sarapan bareng. Wah pokoknya bikin kangen," ucap Ganjar.
Tidur di rumah warga memang sudah menjadi kebiasaan Ganjar sejak menjabat Gubernur Jateng 2013 lalu. Cara itu ia lakukan untuk belanja masalah, mendengarkan problem yang terjadi di masyarakat secara langsung.
"Kalau dengar secara langsung, kita bisa membuat program dan kebijakan yang tepat sesuai yang diharapkan masyarakat. Karena kita berada di tengah mereka, mendengar langsung dan merasakan detak jantung hingga hembusan nafas rakyat," pungkasnya.