Terowongan Misterius Ditemukan di Bogor, Diduga Dibangun Belanda
Merdeka.com - Pemerintah Kota Bogor, menemukan terowongan misterius di Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah. Diduga, terowongan itu sudah ada sejak zaman kolonial.
Wali Kota Bima Arya Sugiarto pun tak ingin gegabah atas temuan terowongan yang berada tepat di bawah saluran air di Jalan Nyi Raja Permas.
Menurutnya, berdasarkan hasil pengecekan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), diduga sebagai bangunan yang dibangun pada zaman kolonial Belanda.
-
Mengapa PKBH FH UMY bekerja sama dengan PTUN Yogyakarta? Acara yang berlangsung di PTUN Yogyakarta ini merupakan hasil akhir dari proses seleksi Posbakum yang diselenggarakan oleh PTUN Yogyakarta.
-
Apa tujuan Kementan menggandeng UGM? Kerjasama ditandai dengan 'Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengujian Alat dan Mesin Pertanian Alsintan dalam rangka Mendukung Sertifikasi Produk' di Fakultas Teknik Pertanian, UGM, Sleman, DIY, Selasa (8/8).
-
Kenapa IPB didirikan? Institusi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli di sektor pertanian yang saat itu sangat vital bagi pembangunan negara.
-
Apa yang ditemukan di kota kuno tersebut? Hal mengejutkan lainnya, ada piramida setinggi 15 meter di dalam kota ini.
-
Mengapa kota kuno itu ditemukan? “Situs ini menjadi pusat penting di tingkat regional kemungkinan selama periode Klasik (tahun 250-1000 M).
-
Apa yang ditemukan di kota kuno itu? Mereka menemukan monumen-monumen yang mengesankan dan mengumpulkan data yang menambah pengetahuan tentang sejarah kota Yunani Kuno ini.
Untuk menindaklanjuti temuan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) menggandeng Universitas Pakuan (Unpak) dan IPB University.
“Setelah kita cek di dinas terkait, memang terlihat ada peta saluran bawah tanah yang dibangun pada zaman Belanda,” kata Bima Arya usai melakukan pengecekan saluran bawah tanah itu, Sabtu (28/8).
Bima Arya menegaskan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan fungsi saluran, apakah saluran air atau memiliki fungsi-fungsi lain.
Untuk lebih memastikannya, Bima mengaku telah berkomunikasi dengan Universitas Pakuan (Unpak) dan IPB University guna mendeteksi luas dan panjang saluran tersebut dengan menggunakan alat yang menunjang.
Selain ingin memastikan fungsi saluran, Bima Arya juga menginginkan agar dilakukan kajian agar dapat diketahui, apakah saluran bawah tanah tersebut memungkinkan untuk direvitalisasi dan digunakan kembali.
Dia menyebut, tahun 2016 Kota Bogor sudah memiliki masterplan drainase. Karenanya saluran bawah tanah yang ditemukan harus disesuaikan, mengingat lokasi penemuan termasuk dalam kawasan yang akan ditata pembangunan Alun-alun, Masjid Agung dan pengembangan Stasiun Bogor.
“Jadi otomatis drainasenya harus rapi. Saya ingin sedimentasinya digali dan dikeruk secara bertahap sampai sejauh mana dan apakah bisa difungsikan kembali sebagai saluran air, kita akan lihat fungsinya untuk apa," ujarnya
Saluran bawah tanah yang memiliki kedalaman 2-3 meter dari permukaan tanah ini, ujar Bima Arya, tidak menutup kemungkinan terkoneksi dengan saluran lainnya, seperti yang di Istana Bogor dan yang lainnya.
Bangunan dari saluran yang langsung dicek ini kata dia, secara kasat mata struktur bangunan ini memiliki kemiripan dengan yang ada di Sukabumi, Klaten dan di Bekasi.
Sementara, berdasarkan informasi salah satu petugas Dinas PUPR yang mengeruk sedimentasi, pada titik yang lokasinya dekat dengan dipo Stasiun Bogor ini, saluran yang ditemukan memiliki seperti ruang yang mirip bak kontrol dengan lebar 2 meter, panjang 10 meter dan tinggi sekitar 1 meter. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terowongan ini kini menjadi sarang kelelawar dan bernuansa mistis.
Baca SelengkapnyaKeberadaan terowongan misterius ini dulunya hanya dianggap dongeng belaka.
Baca SelengkapnyaKemacetan horor di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat kembali terjadi saat long weekend akhir pekan Minggu (16/9) lalu.
Baca SelengkapnyaBukti jalur kuno itu ditemukan terpisah-pisah. Tugas berat para peneliti untuk menyusun teka-teki yang tersebar di kawasan pegunungan.
Baca SelengkapnyaPada masa Agresi Militer, terowongan itu dimanfaatkan para pejuang sebagai tempat bersembunyi.
Baca SelengkapnyaPanjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaKondisi mulut terowongan itu begitu terbengkalai dan suasananya sangat horror
Baca SelengkapnyaLorong di tepi jalan raya perbatasan Mojokerto ini disebut mirip terowongan Hamas Palestina.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca SelengkapnyaBenteng de Kock, saksi bisu Perang Padri yang dimotori Tuanku Imam Bonjol di Bukittinggi.
Baca SelengkapnyaWalau sering direnovasi, namun bentuknya masih dibiarkan sesuai aslinya
Baca Selengkapnya