Terperosok di Parit, Bocah SD di Samarinda Tewas Terseret Arus Deras Saat Banjir
Merdeka.com - M Fahmi Ridho, bocah 7 tahun murid SD 009 Jalan Wolter Monginsidi, Samarinda, Kalimantan Timur, ditemukan meninggal usai terseret arus deras banjir di saluran parit dekat sekolahnya, siang tadi. Saat kejadian, dia baru saja pulang dari sekolah.
Peristiwa itu terjadi sekira pukul 13.30 Wita. Sebagian Samarinda diguyur hujan deras, termasuk kawasan Jalan Wolter Monginsidi, sehingga mengakibatkan banjir hingga 50 centimeter.
Keterangan warga sekitar, Sugiono (64), saat hujan deras, sepulang sekolah murid sering terlihat bermain hujan di jalan. Seketika terlihat warga dan murid SD lainnya, ramai mendatangi dan melihat ke arah parit.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
"Tadi di jalan ini terendam sekitar 30 cm, arusnya memang deras. Setelah ramai-ramai itu, saya datangi. Ternyata, ada anak hilang hanyut di parit," kata Sugiono ditemui merdeka.com di lokasi, Kamis (21/11).
Warga semakin ramai dan menyusuri arus deras parit dan banjir hingga hampir 1 kilometer, di parit lain di Jalan KS Tubun. Bocah itu akhirnya ditemukan tidak bernyawa, setelah juga terseret masuk ke dalam gorong-gorong.
"Ditemukan lagi pakai baju seragam sekolah, baju hijau, celana putih. Pas di angkat, dari mulutnya keluar banyak air," ujar Sugiono.
Usai ditemukan, korban langsung dibawa ke RS Dirgahayu, tidak begitu jauh dari lokasi kejadian. Kepolisian yang mendengar kejadian itu, mengecek ke lokasi, dan meminta keterangan warga di rumah sakit. Jenazah pun dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Kondisi Parit
Pantauan merdeka.com di lokasi, kondisi parit yang menyeret korban Ridho, hanya selebar 1 meter, dengan kedalaman kurang dari 1,5 meter. Sementara lubang di papan yang menutupi parit pun tidak begitu besar. Meski banjir sudah surut, arus parit masih terlihat deras.
"Kejadian itu benar, korban meninggal karena terseret arus banjir di parit yang meluap. Korban sudah divisum di rumah sakit," kata Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda Muhammad Ridwan, dikonfirmasi terpisah.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang saksi sempat melihat dan berusaha menyelamatkan anak itu, namun tidak berhasil.
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaKapolsek Cilandak Kompol Wahid Key menyebut kejadian malang itu terjadi sekira pukul 17.00 WIB tadi sore.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, korban bersama ayahnya mandi di kali. Kakinya kemudian diterkam.
Baca SelengkapnyaLima siswa sekolah dasar (SD) terseret ombak saat bermain bola di Pantai Bosowa Metro Tanjung Bunga Makassar pada libur Hari Kemerdekaan , Kamis (17/8) sore.
Baca SelengkapnyaMenurut informasi dari pihak sekolah, pada saat kejadian, korban dan teman-teman sekelasnya hendak masuk ke kelas usai jam istirahat.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut ditangani Kanit Laka Polresta Padang. Pelaku sedang diperiksa Polresta Padang.
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD tewas tertimpa tembok roboh saat sedang berwudu di Masjid Raya Lubuk Minturun.
Baca SelengkapnyaSejauh ini kesaksian mereka dianggap belum bisa menjawab motif korban melakukan tindakan tersebut.
Baca Selengkapnya