Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tipu daya Dimas kanjeng sampai bikin anggota TNI tunduk

Tipu daya Dimas kanjeng sampai bikin anggota TNI tunduk Pengasuh Padepokan Kanjeng Dimas. ©2016 Merdeka.com/Masfiatur Rochma

Merdeka.com - Dimas Kanjeng Taat Pribadi dikenal para santrinya memiliki kharisma luar biasa. Bukan hanya masyarakat biasa, banyak para anggota TNI bahkan terpesona dan tunduk kepadanya.

Saking tunduknya, seorang personel TNI Angkatan Udara (AU) berinisial Serka RD, sampai mau terlibat pembunuhan atas perintas Dimas Kanjeng. RD dalam pengakuannya dipaksa dan patuh begitu saja karena sebagai santri.

Polisi sudah menetapkan RD tersangka pembunuhan salah seorang murid Dimas Kanjeng, Abdul Gani. Abdi negara itu berperan sebagai sopir saat membuang jasad korban ke Bendungan Gajah Mungkur Purwodadi, Jawa Tengah.

RD sendiri diangkat Dimas Kanjeng sebagai anggota tim pelindung pesantren. Dia bersama 60 orang lainnya menjadi pelindung pesantren.

Marsma TNI RM. Djoko Senoputro, Komandan Lanud (Danlanud) Abdulrachman Saleh, menegaskan bahwa anggotanya itu sebenarnya tidak mengetahui apapun. Bahkan RD dikatakan sempat menolak ajakan Dimas Kanjeng.

Djoko menduga Dimas Kandeng memakai cara aneh sehingga membuat anggotanya menjadi tunduk.

"Sebenarnya dia (RD) juga menolak, tetapi tidak tahu karena terhipnotis atau apa, saya juga tidak tahu itu," kata Djoko di Malang, Sabtu (1/10) kemarin.

Djoko menambahkan, masih ada empat anggotanya menjadi pengikut selain RD. Namun, mereka ini hanya sebagai murid. Bahkan belakangan akhirnya merasa menjadi korban tipu daya Dimas Kanjeng.

Empat anggota tersebut, di antaranya berinisial Peltu Sl, Peltu Rl, Pratu Cr dan satu lagi belum diketahui. Keempatnya terpengaruh berita dari mulut ke mulut sampai akhirnya terjerumus menjadi pengikut.

Para korban dari TNI mengaku sudah menyetor hingga puluhan juta rupiah kepada Dimas Kanjeng.

"Sudah ada pemeriksaan dari anggota kami. Sudah kami mintai keterangan, bagaimana dia bisa sampai ke sana dan segala macam, ternyata memang hanya sebagai korban," ujarnya.

Karena hanya sebagai santri dan korban, pihaknya akan membantu untuk pemulihannya. Bahkan, jika memungkinkan mendapat haknya kembali.

"Sehingga sanksinya belum, tidak ada, bahkan membantu untuk mengembalikan kondisinya, bagaimana dana itu bisa kembali pada anggota kami," jelasnya.

Para korban, kata Djoko, sudah tiga tahun mengikuti kegiatan. Tetapi, tidak ditemukan perubahan atau tingkah laku aneh. Kegiatan itu, disebutnya hanya untuk meningkatkan keimanan. Akhirnya mereka sadar setelah padepokannya itu bermasalah.

(mdk/sho)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP