Tumpukan Batu Besar Ditemukan di Jalur KA di Lumajang, Diduga Sabotase
Merdeka.com - Perjalanan kereta api yang melintasi Jatiroto, Lumajang, Jawa Timur, hampir mengalami kecelakaan. Hal ini karena ada tumpukan batu-batu besar dalam jumlah banyak yang ada tengah-tengah rel kereta api. Beruntung tumpukan batu tersebut langsung diketahui oleh petugas penilik jalan (PPJ) PT KAI yang sedang berpatroli.
"Peristiwanya kemarin, Sabtu (22/2) sekitar pukul 16.25 WIB. Petugas PPJ menemukan tumpukan batu di tengah rel," ujar Mahendro Trang Bawono, Manajer Humas PT KAI Daop IX, saat dikonfirmasi Merdeka.com, Minggu (23/2) pagi.
Tumpukan batu tersebut ditemukan di jalur rel kereta api yang ada di Dusun Karetan, Desa Jatiroto, Kecamata Jatiroto, tepatnya di KM 150+ 7/8.
-
Dimana kecelakaan kereta api terjadi? Pada 29 Maret 1924, sebuah kecelakaan kereta api terjadi di Rancaekek, Bandung.
-
Kenapa di rel kereta api ditaruh batu? Kenapa di rel kereta api ditaruh batu? Soalnya kalau ditaruh duit nanti pada diambil
-
Bagaimana rel kereta api di Padang Panjang rusak? Gempa ini juga membuat fasilitas sarana dan prasarana kereta api di Padang Panjang mengalami kerusakan. Dan beberapa ruas rel juga sempat mengalami kerusakan karena tanah longsor.
-
Mengapa kereta api tergelincir? Kereta ini dijadwalkan tiba di stasiun pukul 20:00 WIB, namun hingga jam menunjukkan waktu tersebut kereta tak kunjung muncul. Jangankan fisiknya, suara, kepulan asap sampai lampunya saja tidak tampak dari kejauhan.
-
Bagaimana kereta api tergelincir? Mereka menemukan fakta bahwa rel yang tengah dilalui kereta malam itu hilang. Padahal, rel selalu dijaga oleh orang yang ditugaskan khusus sebagai pemeriksa rel.
"Tumpukan batu-batu itu berbahaya sekali. Untung saja, tidak ada dan belum ada kereta yang melintas," lanjut Mahendro.
Diakui Mahendro, ini menjadi peristiwa pertama yang ada di PT KAI Daerah Operasi (Daop) IX yang meliputi jalur kereta api di Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Banyuwangi.
"Biasanya pernah ada, tapi yang (batunya) kecil-kecil. Setahu saya, ini yang pertama kalinya," lanjut Mahrendro.
Karena itu, PT KAI Daop IX akan menyikapi dengan serius insiden ini. Karena jika melihat ukuran batu yang cukup besar, kemungkinan hal itu bukan ulah iseng anak kecil.
"Arahnya memang ke situ (upaya sabotase). Sudah kita laporkan ke polisi. Melihat ukuran batunya, berarti memang sudah ada niat (untuk mencelakakan). Sepertinya sengaja disusun oleh orang dewasa," papar Mahendro.
Sebagai antisipasi, PT KAI Daop IX juga mengimbau masyarakat agar ikut membantu mencegah adanya gangguan di jalur kereta api. "Ini kan juga demi keamanan bersama. Kalau kita pantau setiap hari kan tidak mungkin bisa," pungkas Mahendro.
Selain itu, PT KAI Daop IX juga terus berkoordinasi dengan jajaran kepolisian untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terulang.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kata Supriyanto material ampas tebu muatan dari truk tersebut menutupi jalur rel KA kurang lebih 85 menit, jalur tidak dapat dilalui sementara.
Baca SelengkapnyaKereta api menabrak truk hingga menyebabkan ledakan. Belum diketahui ada tidaknya korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMobil Kijang itu terseret hingga sekitar 150 meter dari titik awal tabrakan
Baca SelengkapnyaKAI melakukan upaya evakuasi rangkaian kereta api dan perbaikan jalur rel yang mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaUntuk kondisi Masinis dan Asisten Masinis dalam kondisi selamat, serta para penumpang tidak ada yang terluka.
Baca SelengkapnyaSelain 11 orang meninggal dunia, empat orang mengalami luka berat akibat kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, Polsuska membawa truk kontainer tanpa muatan dan sopirnya ke Polsek Rambipuji untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaTak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, namun jalur kereta api tak bisa digunakan untuk kereta api lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ada kereta api yang akan lewat, sudah seharusnya kendaraan lain berhenti. Namun belum lama ini, yang terjadi justru kereta api yang mengalah.
Baca SelengkapnyaKecelakaan yang melibatkan KA Kuala Stabas dengan truk Fuso bermuatan tebu itu diduga akibat truk mati mesin.
Baca SelengkapnyaKAI berencana melakukan proses hukum pada sopir truk.
Baca SelengkapnyaItu perlu diantisipasi terutama kecelakaan lalu lintas dan kemacetan" ujar Slamet
Baca Selengkapnya