Umar Patek, 'Pendosa' yang Tak Lagi Merasa Kesepian
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius bertemu narapidana terorisme kasus Bom Bali I, Umar Patek di Lapas Kelas 1, Porong, Sidoarjo. Menurutnya, para napiter maupun mantan napiter yang sudah bertobat akan diberikan bantuan untuk menata kembali hidupnya.
"Ini kita buktikan pada bapak Umar Patek bahwa negara hadir dalam rangka program deradikalisasi. Salah satu program pokok BNPT adalah deradikalisasi, bagaimana teman-teman yang sudah kembali, baik itu di dalam dan di luar lapas, akan kita rangkul dengan baik," ungkap Suhardi dalam keterangannya, Senin (6/5).
Menurut Umar, BNPT selama ini tetap setia mendampinginya, meskipun masih banyak masyarakat yang mengucilkannya. "Saya berterima kasih kepada Kepala BNPT dan jajarannya, yang bersedia hadir menemui seorang pendosa yang telah berbuat onar di negeri ini," tuturnya.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk penyintas? BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Siapa yang direhabilitasi? Jadi proses asesmen, dan juga rekomendasi asesmen ini tidak datang dari penyidik Polres Metro Jakarta Barat. Tetapi berdasarkan dari rekomendasi asesmen terpadu BNNP DKI Jakarta,' kata Syahduddi saat jumpa pers, Selasa (25/6/2024).
-
Siapa yang diprioritaskan BNPT? Pemerintah memprioritaskan penanganan penyintas bukan hanya dari aspek fisik, melainkan juga psikis dan keberlanjutan finansial.
-
Bagaimana BNPT bantu penyintas? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Siapa yang di dampingi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
"Saya merasakan kalau saya tidak sendirian, di tengah banyaknya aktivis Islam dan masyarakat yang mengucilkan saya. Di sini saya memiliki teman dan sahabat-sahabat yang memperhatikan sehingga saya merasa tidak sendirian, Alhamdulillah saya bersyukur dan berterima kasih," ujarnya.
Pertemuan ini bukanlah yang pertama. Pada Agustus 2017 lalu keduanya sempat bertemu. Saat itu Umar menyampaikan keluh kesahnya mengenai status kewarganaegaraan istrinya yang belum menjadi WNI.
Selain bertemu Umar, Suhardi juga mendatangi Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Yayasan berisi mantan napi teroris dan mantan kombatan dalam kasus terorisme. Yayasan ini dipimpin oleh Ali Fauzi Manzi adik kandung dari terpidana seumur hidup Ali Imron serta terpidana mati Muklas alias Ali Gufron dan Amrozi dalam kasus bom Bali I.
Suhardi menjelaskan kunjungan ini untuk membangun rasa kekeluargaan dengan mantan napiter seiiring memasuki bulan Ramadan. Menurutnya, kekeluargaan ini harus tetap dijaga dan ke depannya tetap memberikan manfaat positif dalam upaya penanggulangan terorisme.
Dia berharap apa yang telah dilakukan yayasan ini bisa menjadi embrio yang bagus karena telah menjadi rujukan dan role model oleh dunia internasional. "Inilah contoh yang harus kita gelorakan di Republik ini, sehingga yang dulu tidak mengenal nasionalisme dan kebangsaan, sekarang mereka cinta NKRI dan mau menjadi ambassador kita atau duta kita," tuturnya.
Sementara itu Ali Fauzi Manzi mengapresiasi upaya dan metode yang dilakukan BNPT dengan melakukan pendekatan lunak (soft approach). "Akar terorisme tidak tunggal dan bahkan saling berkaitan, oleh karenanya penanganannya tidak boleh tunggal, harus banyak aspek, perspektif dan metodologi, BNPT hadir ke sini dengan membawa resep dan obat-obat yang bagi saya sangat tepat," ucapnya.
Menurutnya, kehadiran kawan-kawannya para mantan napiter dan kombatan telah memberikan dampak cukup besar. Yang dulu memiliki kebencian kepada aparat TNI, Polri dan negara, sekarang ini kebencian itu mulai terkikis dan menghilang.
"Sekarang bisa dilihat bagaimana keakraban para mantan napiter dan mantan kombatan dengan aparat negara, ke depan harus lebih kita tingkatkan lagi," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah memprioritaskan penanganan penyintas bukan hanya dari aspek fisik, melainkan juga psikis dan keberlanjutan finansial.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaAipda Ambarita, dengan dedikasi dan inspirasinya, terus memberikan motivasi kepada generasi muda.
Baca SelengkapnyaIkrar sumpah setia pada NKRI itu dilakukan secara hibrida dengan dipusatkan di Lapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaRemisi yang diterima bervariasi, mulai dari 15 hari, 1 bulan, 1 bulan 15 hari, hingga 2 bulan
Baca SelengkapnyaLangkah ini bertujuan untuk membantu perekonomian sekaligus menekan berkembangnya pemahaman terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKe-23 napi terorisme itu,akan menjalani sisa masa tahanan di lapas berbeda di Jatim
Baca SelengkapnyaDalam satu kamar tahanan hanya ada satu narapidana yang diawasi 24 jam nonstop dari kamera pengintai.
Baca SelengkapnyaWakapolri Komjen Agus membagikan lebih kurang 10.000 paket sembako kepada masyarakat Kota Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok Satrio Mukti, Casis yang lawan begal dan bisa bertemu dengan Kapolri.
Baca SelengkapnyaPotret mantan petinggi Polri reuni dadakan, ada eks Kapolri dan Wakapolri.
Baca Selengkapnya