Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Universitas asing masuk Indonesia, Menristekdikti yakin 'Mercy tak akan gusur Avanza'

Universitas asing masuk Indonesia, Menristekdikti yakin 'Mercy tak akan gusur Avanza' Menristekdikti Mohammad Nasir. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah sudah membuka diri untuk perguruan tinggi asing yang akan beraktivitas di Indonesia. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meyakini, kehadiran universitas aisng tidak akan melemahkan perguruan tinggi swasta (PTS) di dalam negeri. Sebab, keduanya memiliki segmen yang berbeda. Bahkan, kata dia, universitas asing bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Inonesia.

"Apakah perguruan tinggi asing akan mematikan PTS? Saya rasa tidak," kata Nasir kepada wartawan sebelum berdialog dengan para pimpinan PTS di Solo dan sekitarnya yang berlangsung di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Solo.

Menurutnya, masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia tidak bisa dihindari. Alasannya, di era teknologi informasi sekarang ini arus barang dan jasa, termasuk jasa pendidikan, bisa masuk dengan bebas. Sejumlah universitas dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia sudah menyatakan keinginan masuk ke Indonesia.

Dia mengatakan masuknya perguruan tinggi asing bisa menguntungkan. Sebab, bisa mengurangi jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri. Dia menyebutkan, jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri bisa mencapai puluhan ribu. Di Australia saja berjumlah 24.000 mahasiswa.

Kuliah keluar negeri berarti ada aliran uang yang otomatis keluar dari Indonesia. Baik untuk biaya pendidikan maupun biaya hidup yang jumlahnya sangat besar. Jika mahasiswa Indonesia kuliah di perguruan tinggi asing yang ada di Indonesia, maka ada sebagian biaya yang tetap berada di Indonesia. Yakni biaya hidup mahasiswa selama kuliah.

Dia menyebutkan, biaya pendidikan perguruan tinggi swasta di Indonesia paling besar sekitar Rp 10 juta per semester. Bahkan ada yang hanya Rp 5 juta per semester. Nilai ini tidak sebanding dengan biaya pendidikan asing yang bisa berjumlah USD 9.500. Bahkan universitas Inggris bisa 8.000 poundsterling.

Karena itu dia yakin kehadiran universitas asing tidak menggusur perguruan tinggi lokal. "Ibaratnya mobil. Mobil mewah tidak akan menggusur mobil Avanza. Apakah Mercy akan mendesak Avanza. Tidak. Ada segmen tersendiri," tegasnya.

Nasir akan mendorong perguruan tinggi swasta berkolaborasi dengan perguruan tinggi asing agar kualitasnya bisa memenuhi standar internasional.

"Jika UMS berkolaborasi dengan perguruan tinggi asing, maka lima tahun berikutnya bisa menjadi kelas dunia. Mahasiswanya dari mana-mana, bahkan mahasiswa asing akan kuliah di UMS," katanya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP