Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Nilai Menaikkan Iuran Bukan Solusi Menekan Defisit BPJS Kesehatan

Warga Nilai Menaikkan Iuran Bukan Solusi Menekan Defisit BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan. ©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Rencana pemerintah menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sekitar dua kali lipat sebagai upaya untuk menekan defisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan tidak tepat. Semestinya pemerintah harus meningkatkan upaya pencegahan melalui pemerintah daerah dan puskesmas yang tersebar hingga ke pelosok.

Kebijakan menaikkan iuran BPJS Kesehatan itu justru dinilai ibarat petugas pemadam kebakaran yang datang saat api membakar suatu bangunan. Tidak ada upaya pencegahan jauh sebelumnya, sehingga angka warga yang sakit bisa ditekan dan biaya harus dikeluarkan bisa diminimalisir dalam jangka panjang.

"Upaya pencegahan itu yang penting. Ada Puskesmas yang bisa melakukan sosialisasi bagaimana menciptakan masyarakat terbiasa dengan hidup sehat," kata Yayan Zamzami, warga kota Banda Aceh pengguna BPJS Kesehatan mandiri.

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, bukan solusi yang tepat untuk menekan defisit anggaran dengan membebankan kepada peserta BPJS. Pemerintah yang memiliki jaringan hingga ke tingkat struktur pemerintah yang paling kecil semestinya bisa meningkatkan kesadaran masyarakat agar membiasakan diri pola hidup sehat.

Selain itu, Yayan juga menyoroti soal kualitas pelayanan dari pihak BPJS Kesehatan yang masih kurang memanusiakan manusia. Pelayanan asuransi kesehatan milik plat merah ini kerap dikeluhkan oleh konsumen. Baik kecepatan pelayanan, kualitas pelayanan hingga kerap tidak menjadi prioritas dalam melakukan penanganan.

"Kualitas pelayanan juga penting ditingkatkan," jelasnya.

Ia berharap pemerintah mempertimbangkan rencana menaikkan iuran BPJS tersebut. Iuran yang sudah ada sekarang masih bisa dipertahankan, namun pemerintah harus memperbanyak kegiatan penyadaran kepada masyarakat agar bisa hidup sehat.

Sementara itu, Habil mengaku saat mendaftar pengobatan melalui BPJS Kesehatan di rumah sakit juga antre yang panjang. Tentunya ini membutuhkan waktu yang lama, termasuk antre di poli saat pemeriksaan dokter yang membuat pasien harus menunggu lama.

"Antrian panjang juga bermasalah saat berobat menggunakan BPJS Kesehatan," ungkap Habil.

Menurut Habil, belum lagi ada dokter dan petugas rumah sakit yang kurang ramah terhadap pasien pengguna BPJS. Bahkan ada yang lebih mengutamakan pelayanan yang membayar secara langsung.

"Terkesan ada diskriminasi," tukasnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siap-Siap, Iuran BPJS Kesehatan Naik Usai Pilpres 2024
Siap-Siap, Iuran BPJS Kesehatan Naik Usai Pilpres 2024

Usai pemilihan presiden 2024, BPJS Kesehatan berencana menaikkan tarif iusan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat

Ghufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.

Baca Selengkapnya
Waspada! Ini Dampak Aturan Pemerintah Hapus Anggaran Wajib Kesehatan 5 Persen
Waspada! Ini Dampak Aturan Pemerintah Hapus Anggaran Wajib Kesehatan 5 Persen

UU Kesehatan telah menghapus kewajiban pemerintah mengalokasikan anggaran 5 persen dari APBN untuk belanja sektor kesehatan.

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan Curhat Dituding Punya Duit Banyak: Padahal Tidak
Dirut BPJS Kesehatan Curhat Dituding Punya Duit Banyak: Padahal Tidak

"Ini banyak ditanyakan kenapa BPJS yang not so profit kok duitnya banyak katanya.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Iuran BPJS di 2025 Kemungkinan Tak Naik
Menkes Ungkap Iuran BPJS di 2025 Kemungkinan Tak Naik

Iuran BPJS Kesehatan diisukan naik, seiring dengan adanya pemberlakuan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan: Tak Ada Kenaikan Iuran Sampai 2024
Dirut BPJS Kesehatan: Tak Ada Kenaikan Iuran Sampai 2024

BPJS Kesehatan tidak memiliki utang di rumah sakit manapun. Sebaliknya, BPJS Kesehatan telah mampu membayar uang muka di berbagai rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Bencana di Jakarta Didominasi Kebakaran, Paling Banyak Wilayah Jaktim
Bencana di Jakarta Didominasi Kebakaran, Paling Banyak Wilayah Jaktim

Sejak awal tahun ini tercatat sudah 242 kejadian kebakaran

Baca Selengkapnya
Profil Ali Ghufron Mukti Dirut BPJS Kesehatan yang Usulkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Demi Mengatasi Defisit
Profil Ali Ghufron Mukti Dirut BPJS Kesehatan yang Usulkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Demi Mengatasi Defisit

Ali Ghufron Mukti mengusulkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan karena tantangan yang dihadapi di depan cukup berat.

Baca Selengkapnya
Tekan Anggaran Pengobatan, BPJS Kesehatan Diimbau Fokus ke Tindakan Pencegahan
Tekan Anggaran Pengobatan, BPJS Kesehatan Diimbau Fokus ke Tindakan Pencegahan

Tindakan pencegahan bisa menekan anggaran pengobatan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Banyak Penghuni Nunggak, Pemilik Rusun Protes Sri Mulyani Pungut PPN Lagi dari Iuran Pengelolaan Gedung
Banyak Penghuni Nunggak, Pemilik Rusun Protes Sri Mulyani Pungut PPN Lagi dari Iuran Pengelolaan Gedung

Adjit membeberkan mayoritas anggaran pengelolaan rusun itu defisit karena banyak dari penghuni yang menunggak IPL.

Baca Selengkapnya
Ratapan Warga Korban Kebakaran Dekat RSUD Kebayoran Lama: Pikiran Sudah Kosong, Harus Diikhlasin
Ratapan Warga Korban Kebakaran Dekat RSUD Kebayoran Lama: Pikiran Sudah Kosong, Harus Diikhlasin

Ratusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.

Baca Selengkapnya
Kemenko PMK Ungkap Alasan Kepesertaan BPJS Kesehatan jadi Syarat Bikin SKCK
Kemenko PMK Ungkap Alasan Kepesertaan BPJS Kesehatan jadi Syarat Bikin SKCK

Saat ini, syarat tersebut masih dalam tahap uji coba yang dilakukan di 6 wilayah Polisi Daerah (Polda)

Baca Selengkapnya