Waspada Virus Corona, Menkes Minta Penjagaan Ketat di Bandara dan Pelabuhan
Merdeka.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto melakukan berbagai antisipasi mencegah masuknya virus baru menyebabkan wabah SARS dan MERS mematikan dari Kota Wuhan, China Tengah. Terawan mengaku telah memerintahkan bawahannya untuk menjaga ketat jalur masuk RI, seperti bandara dan pelabuhan.
"Semua bandara, semua pelabuhan waspada," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (16/1).
Terawan menyebut virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan itu sudah menyasar Bangkok. Bahkan, berdasarkan laporan terbaru hari ini sudah masuk ke Jepang.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Di mana virus Nipah pertama kali ditemukan? Virus Nipah sendiri pertama kali dikenali pada tahun 1999 ketika terjadi wabah di kalangan peternak babi di Malaysia.
"Nah sekarang ini warning terus. Saya giatkan karena itu penularannya paling cepat kalau model SARS kaya begitu," jelasnya.
Terawan mengaku belum mengetahui model penyebaran virus yang diduga disebabkan oleh virus corona tipe baru itu.
"Model pneumonia dari Wuhan itu modelnya yang mana kita belum tahu. Tapi paling tidak kita harus mewaspadai karena itu bisa berbahaya," ucap Terawan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap lebih dari 50 kasus pnemonia di kota Wuhan, China Tengah, kemungkinan disebabkan oleh jenis baru dari virus yang menyebabkan wabah SARS dan MERS mematikan.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (9/1), WHO mengatakan, mereka membutuhkan informasi yang lebih lengkap untuk memastikan secara tepat jenis patogen penyebab infeksi, yang mana menyebutkan virus corona baru sebagai salah satu kemungkinannya.
Berdasarkan hasil laporan dari China Central Television (CCTV), pada 7 Januari, pihak laboratorium telah mendeteksi tipe baru dari virus corona. Hal tersebut dikutip berdasarkan hasil tes patogen dari kelompok pakar penilaian awal yang lebih meyakinkan.
Jenis virus pnemonia misterius ini telah menginfeksi puluhan orang dan membuat seluruh Asia waspada.
Coronavirus merupakan jenis "keluarga besar" virus yang dapat menyebabkan infeksi, mulai dari flu biasa hingga SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang merupakan sindrom pernapasan akut parah.
Jenis coronavirus baru yang menyebabkan wabah ini berbeda dari coronavirus manusia yang ditemukan sebelumnya, dan untuk pemahaman lebih lanjut tentang virus ini, diperlukan sebuah penelitian yang lebih ilmiah.
Beberapa jenis virus menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, tetapi ada juga beberapa penyakit yang jauh lebih parah seperti yang menyebabkan MERS (Middle East Respiratory Syndrome).
"Informasi awal tentang kasus-kasus pneumonia di Wuhan ... mengarah ke coronavirus sebagai patogen yang mungkin menyebabkan kluster ini," kata WHO.
Jenis coronavirus baru tidak dapat dihindari. Hal itu dikarenakan otoritas China telah melakukan tes laboratorium dan menghilangkan coronavirus SARS dan MERS sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya flu, flu burung, adenovirus, dan patogen infeksi pernapasan umum lainnya.
Sebanyak 59 kasus telah dilaporkan oleh Otoritas China sejak wabah pneumonia terjadi bulan lalu. WHO mencatat bahwa coronavirus muncul secara berkala, yang menyebabkan SARS pada tahun 2002 dan menyebabkan MERS pada 2012.
Menurut otoritas China, virus di balik kasus-kasus Wuhan dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa pasien dan tampaknya tidak menular dengan mudah dari orang ke orang.
WHO mengatakan diperlukan informasi yang lebih jelas untuk memastikan patogen, untuk lebih memahami epidemiologi wabah, gambaran klinis, penyelidikan untuk menentukan sumber, cara penularan, tingkat infeksi, dan penanggulangan yang diterapkan.
Pada 2003, pejabat Cina menutupi wabah SARS selama berminggu-minggu sebelum meningkatnya jumlah korban jiwa. Penyakit ini menyebar dengan cepat ke kota dan negara lain pada 2003 hingga menyebabkan lebih dari 8.000 orang terinfeksi dan 775 meninggal.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca Selengkapnya