Wisata di Sleman Tetap Buka saat PPKM Level 3 Libur Natal dan Tahun Baru

Merdeka.com - Pemerintah pusat akan menaikkan level PPKM ke level 3 untuk seluruh daerah sejak Desember 2021 hingga awal Januari 2022. Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dan lonjakan pasien positif Covid-19 paska libur Natal dan Tahun Baru.
Menanggapi kebijakan pemerintah pusat ini, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo memastikan bahwa tempat wisata yang telah dibuka tidak akan ditutup. Kustini pun meminta kepada para pengelola tempat wisata agar tak perlu khawatir.
Meski demikian, kata Kustini sejumlah pengetatan akan dilakukan di tempat wisata yang buka agar tetap sesuai dengan protokol kesehatan.
"Kita sejalan dengan DIY. Destinasi tetap akaj dibuka tapi tetap dengan pembatasan sesuai level 3 itu. Tentu berat kalau tempat wisata yang sudah dibuka ditutup lagi. Karena dampaknya akan langsung besar," ujar Kustini dalam keterangannya, Rabu (24/11).
Kustini menjabarkan Pemkab Sleman alan menyiapkan sejumlah skenario awal guna membatasi wisatawan menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Diantaranya dengan membuat posko gabungan pemantauan di tempat-tempat wisata.
Kustini membeberkan pembatasan jumlah wisatawan dalam satu destinasi tempat wisata pun akan dilakukan. Selain itu penggunaan aplikasi Peduli Lindungi akan dipakai di tempat-tempat wisata.
"Untuk pembatasan jumlah wisatawan masih akan menunggu Ingubnya (Instruksi Gubernur). Yang pasti sarana dan prasarana prokesnya harus dipastikan. Termasuk keberadaan Gugus Covid-19 tingkat kalurahan juga terlibat di dalamnya," kata Kustini.
" Yang pasti kita akan lakukan pembatasan dan saya berharap pengelola wisata juga melakukan hal yang sama agar semua dapat berjalan dengan baik," sambung Kustini.
Kustini meminta agar para pelaku wisata tidak menggelar pesta atau kegiatan khusus yang dapat membuat kerumunan. Pasalnya, hal tersebut dapat berpotensi membuat penyebaran virus Covid-19.
"Ya jangan ada kegiatan tertentu seperti pesta kembang api atau yang dapat menimbulkan kerumunan. Khawatirnya bisa timbul penyebaran dan berpotensi klaster baru," pungkas Kustini.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya