3 Jenderal, 1 Fadli Zon dan 1 tudingan komunis
Merdeka.com - Sepekan menjelang berakhirnya masa kampanye Pilpres 2014, isu komunisme merebak. Adalah kubu Letjen (Purn) Prabowo Subianto - Hatta Rajasa yang mengembuskannya. Mereka menuding Joko Widodo ( Jokowi ) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ), partai terbesar pengusung capres nomor satu itu, berbau-bau komunis.
Catatan merdeka.com, isu komunisme dari kubu Prabowo awalnya diembuskan oleh anggota Timses Prabowo - Hatta, Letjen (Purn) Suryo Prabowo. Kemudian isu sensitif itu dikicaukan oleh Sekretaris Timses Prabowo - Hatta, Fadli Zon , lalu ditiupkan oleh bekas anak buah Prabowo Mayjen (Purn) Kivlan Zen. Terakhir, sang capres Prabowo Subianto pun ikut bicara soal komunisme.
Berikut alur berembusnya isu komunisme dari kubu Prabowo kepada Jokowi:
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
-
Siapa yang ikut kampanye Prabowo? Pasangan capres-cawapres nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hari ini Sabtu 9 Desember 2023 berkampanye di sejumlah daerah.
-
Siapa yang memimpin tim Prabowo? Menanggapi survei tersebut, Koordinator Nasional Penerus Negeri Prabowo-Gibran, Muhammad Pradana Indraputra mengatakan bahwa program yang selama ini digadang-gadang dan disosialisasikan oleh Prabowo-Gibran sangat berdampak sesuai dengan kebutuhan anak muda Indonesia.
-
Apa yang diributkan soal ajudan Prabowo? Salah satunya karena polemik sang ajudan Mayor Teddy yang berada dalam barisan tim kampanye Prabowo saat debat capres perdana.
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
Letjen (Purn) Suryo Prabowo: Kampanye Jokowi-JK mirip komunis
Tim sukses pemenangan Prabowo - Hatta Rajasa , Letjen Purn Suryo Prabowo menuding kampanye pendukung Jokowi - Jusuf Kalla di Yogyakarta bertindak brutal. Menurut dia, aksi-aksi brutal seperti ini mirip komunis. "Kemarin (Rabu, 18/6) hanya ingin menyeberang jalan di depan kampusnya, mahasiswa UII di Yogya dipukuli massa kampanye Jokowi - JK hingga masuk rumah sakit. Sementara di Solo, Jepara dan beberapa daerah di Jawa Tengah spanduk Prabowo - Hatta yang jumlahnya tidak banyak dibanding spanduk Jokowi - JK disobek dan dirusak," ujar Letjen TNI Purn Suryo Prabowo di Tegal, dalam rilis yang diterima merdeka.com, Kamis (19/6).Menurut dia, sikap brutal tim pendukung Jokowi - JK tersebut dinilai cermin dari model kepemimpinan rezim preman. "Preman dikumpulkan, yang bertato disuruh lepas baju, naik motor tanpa helm dengan suara knalpot sangat keras mengelilingi kota. Ini intimidasi dan teror nyata bagi rakyat," tegasnya.Cara seperti ini, kata Suryo, mirip model komunis, yakni memaksakan kehendak menghalalkan segala cara untuk kekuasaan. "Komunis setingkat lebih berbahaya dari fasis. Cara melawannya tidak bisa dengan turun ke jalan. Kerusuhan itu yang mereka harapkan. Semakin mereka brutal semakin dekat kemenangan Prabowo - Hatta. Karena itu jangan lengah dan kendor dalam melakukan kampanye dari rumah ke rumah untuk menggenggam hati rakyat," imbaunya.Jokowi langsung membantah isu yang menyebut keluarganya terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Jokowi dengan tegas menyebut isu PKI sebagai penghinaan terhadap nasionalisme dirinya dan keluarga."Isu yang menyebut saya PKI adalah penghinaan. Berulang kali saya jelaskan Bapak dan Ibu saya itu dua-duanya haji. Keluarga saya sudah jelas. Orang juga sudah kenal semua. Kakek saya lurah dari Karanganyar. Kalau kakek dari Ibu adalah pedagang kecil. Mau sampai kakek canggah pun sama alurnya seperti itu," kata Jokowi.
Fadli Zon: Revolusi Mental punya akar kuat paham komunis
Sepekan kemudian atau tepatnya 26 Juni lalu, Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo - Hatta menghembuskan tudingan komunis lewat Twitter-nya. Dia menuduh Revolusi Mental ala Joko Widodo (Jokowi) berakar dari paham komunis."Indonesia tak ada hubungan dengan NAZI, yang ada dengan komunis. Nah 'Revolusi Mental' punya akar kuat tradisi paham komunis," kata Fadli Zon dalam akun Twitter-nya, Kamis (26/6).Menurut Fadli, bapak komunis Karl Marx menggunakan istilah Revolusi Mental pada tahun 1869 dalam karyanya 'Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte'. Selain itu, lanjutnya, Revolusi Mental juga jadi tujuan 'May Four Enlightenment Movement' di China 1919 diprakarsai Chen Duxui, pendiri Partai Komunis China.Sedangkan di Indonesia, kata wakil ketua umum Partai Gerindra itu, Revolusi Mental digunakan tokoh-tokoh berhaluan kiri untuk menghapus sesuatu yang berbau agama. "Aidit PKI, hilangkan nama Achmad dari nama depannya dan ganti dengan Dipa Nusantara (DN) dengan alasan 'Revolusi Mental' yaitu hapus yang berbau agama," ujarnya.Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi, membantah semua pernyataan Fadli Zon itu. Akademisi yang sedang melanjutkan studi di Universitas Murdoch, Australia, ini juga menggunakan teori untuk membongkar kesalahpahaman Fadli atas teks Karl Marx, sang bapak komunisme.Airlangga membantah Fadli bahwa Marx menggunakan istilah 'Revolusi Mental' pada tahun 1869 dalam karyanya 'Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte'. Menurut Airlangga, inti karya Marx itu ada pada tesis: "Men make their own history, but they do not make it as they please; they do not make it under self-selected circumstances, but under circumstances existing already, given and transmitted from the past. (Manusia menciptakan sejarah tapi mereka tidak menciptakan sekehendak hatinya, namun di bawah kondisi yang sudah terbangun yang dihubungkan oleh proses sejarah)."Airlangga menjelaskan, dari karyanya Marx menjelaskan bahwa kemampuan manusia sebagai agensi untuk mencipta sejarah ditentukan oleh kondisi-kondisi material yang sudah terbentuk. "Mengapa perlawanan kelas pekerja kalah di Prancis misalnya itu karena konfigurasi kelas dominan berbeda kepentingan dengan kepentingan mereka. Ini karya Marx buku analisis situasi sejarah," terang Airlangga lewat dinding Facebook-nya, Jumat (27/6).Dosen yang menyatakan mendukung Jokowi ini menerangkan Revolusi Mental berbicara soal konsep kepemimpinan untuk mengubah mental rakyat Indonesia. "Bahwa seberat-beratnya masalah dan hambatan kita harus optimis dan menaruh harapan. Karakter yang baik, produktif, jujur dan optimis dibentuk melalui pendidikan," ujar Airlangga yang sering menulis opini di sejumlah media nasional ini. "Menyamakan '18th Brumaire' dan Revolusi Mental-nya Jokowi artinya Zon tidak paham apa yang ia sedang kemukakan," tegasnya.Airlangga juga membantah Fadli Zon yang menyebut Revolusi Mental' menjadi tujuan 'May Four Enlightenment Movement' di China 1919 yang diprakarsai Chen Duxui, pendiri Partai Komunis China.Menurut Airlangga, Chen Duxui ketika mengenalkan ide komunisme yang kemudian menginspirasikan Mao Zedong mendorong Revolusi Kebudayaan itu berbicara bahwa transformasi masyarakat China dari era feodal menuju sosialisme dapat mengubah tatanan budaya masyarakat Tionghoa dari hierarkhis menuju egaliter. Namun itu harus dimulai dari pertarungan dan pembelahan antar kelas sosial terlebih dahulu. "Revolusi mental berangkat dari pemahaman bahwa jalan untuk membangun mentalitas rakyat dibangun melalui persatuan Indonesia kolaborasi antar elemen bangsa. Terus samanya dimana? Lucu ya Zon," kata Airlangga. Sementara soal pergantian nama DN Aidit, menurut Airlangga, hal tersebut merupakan urusan pribadi sang ketua umum PKI sendiri. "IItu urusan Aidit sama keluarganya apa urusannya sama Revolusi Mental? Please dech katrok kok dibiakkan? " kata Airlangga."Makanya jangan kebanyakan fitnah. Kebiasaan Fitnah kok dipelihara. Peace," ujarnya.
Mayjen (Purn) Kivlan Zen: Ada bau komunis di kubu Jokowi
Di hari yang sama dengan kicauan Fadli Zon, bekas anak buah Prabowo Subianto di Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen juga menuding ada bau-bau komunis di kubu Jokowi - JK."Di bidang ideologi, paham-paham komunis emang sudah tidak eksis. Namun masih ada sampai sekarang segelintir dari nomor dua," kata Kivlan Zen di Hotel Crowne, Jl. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (26/6).Menurutnya, indikasi penganut komunis itu terlihat dari sebutan kawan pada pendukung Jokowi . Sebutan itu adalah panggilan kamerad untuk para aktivis komunis."Ada foto-foto Jokowi yang bertuliskan Kawan Jokowi . Sebutan kawan itu sama-sama sebutan kamerad, itu bau-bau PKI, bau-bau komunis," terangnya.Selain itu, dia juga mengungkapkan adanya informasi dukungan China untuk membangunkan kembali ideologi komunis. Hal itu terlihat dari banyaknya propaganda yang menyerang wacana nasionalisme yang didengungkan Prabowo ."Saya mendetek China akan memberikan Rp 15 triliun jika dapat membangun komunis di Indonesia. Sekarang ada indikatornya propaganda dan agitator menjelek-jelekkan Prabowo ," ujarnya.Kawan Jokowi, salah satu relawan pendukung capres nomor satu ini, membantah tudingan Kivlan bahwa pihaknya berbau-bau komunis."Pernyataan Pak Kivlan bahwa kata Kawan identik dengan komunis adalah pernyataan tidak berdasar dan dangkal!! Dan ini merupakan bentuk kampanye hitam murahan yang bermaksud memecah belah persatuan bangsa," kata Sekretaris Jendral Kawan Jokowi , Ivanhoe, seperti keterangan tertulis, Selasa (1/7).Ivan menjelaskan, 'kawan' dalam Kamus Bahasa Indonesia sama dengan sahabat/teman, oleh karena itu ada terminologi setiakawan. "Mungkin Pak Kivlan lupa kalau Hari Ke-setia-kawan-an Sosial Nasional yang diperingati setiap tgl 20 Desember di Indonesia didasarkan atas peristiwa ketika terjadi kemanunggalan TNI dan rakyat persis sehari setelah agresi militer Belanda. Dua kekuatan TNI dan rakyat Bersatu Bahu membahu dalam perjuangan bersenjata melawan penjajahan belanda pada 20 Desember 1948," papar Ivan.Ivan menambahkan, kesetiakawanan yang tulus dilandasi rasa tanggung jawab yang tinggi kepada tanah air menumbuhkan solidaritas bangsa yang kuat untuk membebaskan tanah air dari cengkeraman agresor. "Atas Dasar itulah tgl 20 Desember ditetapkan sebagai hari Kesetiakawanan Sosial Nasional oleh pemerintah RI," papar Ivan lagi. Oleh karena itu, menurut Ivan, tudingan komunis itu merupakan sesuatu yang serius dan tidak berdasar. "Apalagi keluar dari mulut seorang purnawirawan jenderal," tegasnya.
Letjen (Purn) Prabowo: Ada yang ingin hidupkan komunisme lagi
Dua hari lalu, usai santap sahur bersama ratusan pendukungnya di GOR Satria, Purwokerto, capres Prabowo Subianto berorasi soal bahaya menghidupkan lagi paham komunis."Kalau ada kekuatan yang ingin menghidupkan komunisme kembali, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat," kata Prabowo di hadapan pendukungnya di Purwokerto, Rabu (2/7).Dia juga mengingatkan kepada para pendukungnya untuk selalu menerapkan politik santun. Dia menceritakan bahwa sejumlah spanduk gambar dirinya di beberapa kota besar dirusak oleh orang."Ada yang ingin menggunakan cara-cara tidak baik. Saya dapat laporan, gambar saya dirobek, diturunin, jangan kita balas. Sing becik ketitik, sing olo ketoro," ujar Prabowo disambut riuh pendukungnya.Soal tudingan komunis yang digencarkan kubu Prabowo dan ditayangkan tvOne, Jokowi menganggap hal itu adalah sebuah penghinaan."Ini penghinaan besar bagi saya pribadi, masuk ke orang tua dan keluarga juga," ujar Jokowi di Holiday Inn, Bandung, Jawa Barat, kemarin.Jokowi mengatakan, dia selama ini sudah merasa sabar dengan banyaknya tudingan dan fitnah yang merebak jelang Pemilihan Presiden tahun 2014."Sebenarnya kami kurang sabar apa sih? Kurang sabar apa? Sejak awal pertama kita diamkan, malah lama-lama menuduh PKI," kata Jokowi.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran ini dipimpin Rosan Roeslani.
Baca SelengkapnyaPrabowo sempat terlupa akan menyebutkan seniornya saat di satuan TNI yakni Sutiyoso.
Baca SelengkapnyaPemanggilan calon menteri dijelaskan Prabowo dalam rangka berdiskusi mengenai arah kebijakan pemerintahan mendatang.
Baca SelengkapnyaBerikut potret lawas empat Pamen TNI zaman Orde Baru kompak foto bareng.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, para jenderal ini tidak satu kata antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengenang kembali masa lalunya bersama Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur Agus Jabo dan eks politikus PDIP Budiman Sudjatmiko
Baca SelengkapnyaBerikut susunan lengkap tim kampanye Prabowo - Gibran
Baca SelengkapnyaPrabowo menyampaikan terima kasih atas dukungan Aktivis 98 terhadap dirinya sebagai capres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, narasi-narasi tersebut dikeluarkan karena elektabilitas Prabowo yang sedang tinggi.
Baca SelengkapnyaMantan politisi PDIP itu menegaskan bahwa Prabowo sudah bersih karena sudah berkali-kali ikut Pilpres.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut terkadang dirinya yang pensiunan jenderal diatur-atur oleh Nusron Wahid.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca Selengkapnya