'Buat Apa Pemilu Kalau Ujungnya Kekuasaan Dibagi yang Menang dengan Kalah'
Merdeka.com - Pengamat Politik Syamsuddin Haris menilai masuknya Partai Gerindra ke dalam kabinet kerja jilid II Jokowi - Ma'ruf sebagai demokrasi yang tidak sehat. Ia mengatakan untuk apa diadakan Pemilu bila hasil akhirnya kekuasaan dibagi menjadi dua.
"Buat apa kita mengadakan pemilu kalau ujung-ujungnya kekuasaan itu dibagi antara yang menang dengan yang kalah, ya artinya kalau kompetisi sepak bola semua dapat piala," ujar Syamsuddin di Cikini, Jakarta, Selasa (22/10).
Syamsuddin menambahkan hal ini bisa membawa negara kita seperti disampaikan Prof Soepomo pada saat sidang BPUPKI pada tanggal 17 Agustus 1945 yaitu model negara integralistik atau model negara kekeluargaan. Hal ini sungguh-sungguh mengancam demokrasi negara menurut Syamsuddin, karena di dalam konsep negara kekeluargaan tidak ada yang namanya oposisi semua itu keluarga.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Kenapa Tindak Pidana Pemilu bisa mengancam demokrasi? Pemilu adalah fondasi bagi negara demokratis, dan tindakan kriminal yang terkait dengan proses ini dapat mengancam kesejahteraan masyarakat dan stabilitas politik.
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Siapa yang mengancam integritas Pemilu? Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI), Alfitra Salamm, mengungkapkan keprihatinannya terkait ancaman uang dalam pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia dalam acara yang diselenggarakan DKPP RI.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
"Makanya ada kompetisi di dalam Pemilu Presiden, yang menang berkuasa yang kalah ya legowo jadi oposisi. Itulah mestinya demokrasi kita yang sehat, bukan kemudian diajak masuk semua sampai tidak ada partai oposisi" Tambahnya.
Politik seharusnya menghargai posisi masing-masing baik itu sebagai koalisi ataupun oposisi. Politik juga harus menjunjung tinggi sportifitas.
"Seharusnya otoritas presiden dipagari oleh nasionalitas demokrasi dan moralitas publik tentu saja mestinya Pak Jokowi tidak sudah mengajak Gerindra ke dalam kabinet, dan sebaliknya mestinya Pak Prabowo dan teman-teman menolak ajakan itu," katanya.
Nantinya, menurut Syamsuddin, bila Jokowi benar-benar menerapkan model negara kekeluargaan tidak akan ada lagi batas antara negara dan masyarakat karena semuanya menyatu. Oleh karena itu tidak ada hak bagi masyarakat untuk menuntut hak politik dan hak hukumnya kepada negara.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai Pemilu 2024 membuat demokrasi di Tanah Air mundur
Baca SelengkapnyaArah perjalanan politik Indonesia telah mengingkari kesepakatan para pendiri republik
Baca SelengkapnyaBusyro menilai jika di Pemilu 2024 etika politik telah dikubur dan diganti dengan syahwat politik.
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh mengatakan, apabila ada ketidakadilan maka rakyat bakal terus menggugat negara dan penguasanya.
Baca Selengkapnya