Darmizal Sebut Sikap Reaktif SBY Tanggapi Kudeta Demokrat Agak Lebay
Merdeka.com - Mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat Darmizal menilai kemunculan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi isu kudeta Partai Demokrat terlalu reaktif dan berlebihan. Sebelumnya SBY memberikan arahan kepada kader Demokrat terkait isu kudeta.
"Kita semua heran dengan sikap reaktif pak SBY. Reaksi orang besar yang terlalu berlebihan dan mohon maaf, beliau rasanya agak lebay," kata Darmizal kepada wartawan, Kamis (25/2).
Darmizal mempertanyakan narasi SBY menyamakan gerakan Kongres Luar Biasa (KLB) dengan upaya pengambilalihan paksa ketua umum Demokrat. Menurut inisiator pertemuan Moeldoko dengan beberapa kader Demokrat ini, kader dan pengurus partai gelisah karena nasib partai di ujung tanduk.
Ia mengklaim kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono kalah dengan ketua umum partai lain. AHY dinilai hanya sibuk tebar pesona.
"Baru ini kita mendengar suara, narasi KLB disamakan kudeta. Tapi kita percaya publik tidak bisa dikelabui terhadap sikon Partai Demokrat saat ini. Partai Demokrat sekarang tidak greget, pusat kepemimpinan Partai Demokrat melempem dan kalah gengsi," kata Darmizal.
Ia menyinggung tuduhan SBY bahwa gerakan kudeta ini akan mengganti anggota legislatif di tingkat pusat dan daerah. Darmizal membantah hal ini. Kata dia, jika KLB berhasil tidak akan mengganti anggota legislatif dan pengurus. Hanya mengganti ketua umum yang dianggap bermasalah.
"Kok jadi panik gini, pak SBY? Yang bermasalah itu di pucuk kepemimpinan, sedangkan kader dan pengurus di daerah justru adalah korban. KLB tidak akan menggusur orang-orang benar, orang-orang baik, pencinta sejati Partai Demokrat," tegas Darmizal.
"Partai Demokrat harus diurus oleh pemimpin yang bukan karbitan, bukan modal dinasti. Kita ingin Partai Demokrat kembali sebagai partai modern, partai terbuka, partai bersih, cerdas, santun dan dicintai rakyat," sambungnya.
Darmizal melihat dengan turunnya SBY memberikan sinyal bahwa kepemimpinan AHY lemah. Ia pun mempertanyakan siapa yang sesungguhnya memimpin Demokrat.
"Ketum Partai Demokrat siapa sih sebenarnya? Apakah seperti sinyalemen orang, AHY lemah, tak berderajat pemimpin, sehingga harus ayahanda yang pimpin, katanya turun gunung langsung menghadapi perlawanan kader dan para pengurus di daerah dan cabang untuk KLB?" ucapnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK Sindir Pihak yang Salah Kaprah Memahami Demokrasi
Dalam sambutan di acara diskusi 'Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi', salah satu yang disinggung JK mengenai demokrasi.
Baca SelengkapnyaJK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes
Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu
Demokrat: Hak Angket Tidak Tepat, Kalau ada Indikasi Kecurangan Ranah Gakkumdu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Skor AHY Lawan Moeldoko: 19-0
Dengan kemenangan ini, Demokrat merasakan semakin kuat dan berani dalam mencari keadilan dan kebenaran.
Baca SelengkapnyaMenko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan
Anies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaPeneliti SMRC Dorong PDIP, NasDem dan PKB Jadi Oposisi
Dibutuhkan pelembagaan oposisi kritis untuk memulihkan demokrasi yang bermartabat
Baca SelengkapnyaJelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaMaklumat Ganjar-Mahfud di Semarang: Demokrasi Makin Gelap, Konstitusi Dipermainkan Penguasa
Suara rakyat yang merupakan roh demokrasi dinilai semakin tidak terdengar ke telinga elit penguasa.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, Wakapolri: Masyarakat Guyub Rukun, yang Ribut Elit Politik
Pemilu sebagai pesta demokrasi dihadapi dengan bahagia dan senang.
Baca Selengkapnya