Dedi Mulyadi aplikasikan nilai toleransi hasil ajaran Gus Dur
Merdeka.com - Ribuan masyarakat di Kabupaten Karawang memperingati perayaan Cap Go Meh di sepanjang Jalan Ir H Djuanda, Minggu (11/3/2018). Kegiataan ini biasanya dilaksanakan dalam waktu 15 hari setelah perayaan Hari Raya Imlek.
Panitia acara mengundang beberapa tokoh yang selama ini konsisten memperjuangkan nilai toleransi di Indonesia. Di antaranya, istri Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah dan calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi memberikan ruang kepada seluruh agama untuk mendapatkan porsi pengajaran di sekolah umum.
-
Kenapa Dedi Mulyadi memilih untuk menerapkan norma dan etika Sunda di Purwakarta? Mengutip Wikipedia, Dedi saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta pernah menerapkan kebijakan tentang etika dan kebudayaan Sunda.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Kenapa Dedi Mulyadi harus di Jawa Barat? 'Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik,' kata dia.
-
Siapa yang mengajarkan toleransi di Kudus? Ajaran toleransi itu pertama kali diajarkan oleh Sunan Kudus sewaktu mengajarkan Islam di Kudus.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukan sikap toleransi? Ia melakukan pendekatan yang lebih simpatik kepada kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi etnis Tionghoa, dan meminta maaf kepada keluarga korban G30/S PKI.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi menerapkan budaya Sunda dalam tata kelola kehidupan? Mengutip ANTARA, nilai luhur dari budaya Sunda yang membuatnya terus menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Dirinya sempat menyampaikan bahwa Sunda memiliki banyak filosofis, salah satunya menciptakan dampak tata kelola kehidupan yang sehat.
Nilai toleransi yang melekat dalam dirinya merupakan bentuk pengajaran dari Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, suami Sinta Nuriyah. Ketika menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi terlibat diskusi mendalam dengan tokoh besar Nadlatul Ulama tersebut.
"Kegiatan ini cermin bahwa nilai toleransi di Karawang dan di Jawa Barat relatif berjalan dengan baik. Saya selalu mendukung setiap khazanah budaya yang ada di Indonesia," kata Dedi Mulyadi usai mengikuti kirab Cap Go Meh.
Cap Go Meh menurut pria yang menerima gelar sebagai maesenas (penjaga budaya) dari Federasi Terater Indonesia itu merupakan simbol pemersatu. Karena itu, dia berkomitmen menggelar perayaan tersebut di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
"Bukan dibawa ke Bandung, tetapi masyarakat di seluruh Jawa Barat diberikan ruang untuk merayakan Cap Go Meh. Sementara ini, acara seperti ini sering ramai di Bogor, Karawang dan Purwakarta yang disatukan dengan hari jadi," ujarnya.
Salah satu kader terbaik Nahdlatul Ulama itu juga menegaskan para budayawan harus membangun langkah-langkah kreatif. Diantaranya, dengan memasukan unsur kebudayaan Jawa Barat ke dalam perayaan Cap Go Meh.
"Ke depan kan bisa dimasukan, unsur kebudayaan kita ke dalam perayaan ini. Kemudian juga produk yang terlahir itu harus terbaik. Misalnya, kayu dan kulit yang dibuat bedug itu harus terbaik, di kita biasanya seadanya," kata Dedi memberikan otokritik.
Sementara itu, Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh Karawang, Herry Wiratna mengatakan kegiatan yang ia gelar memang multi etnik. Hal ini terbukti dari berbagai kesenian khas Sunda dan Kalimantan yang turut tersaji.
Senada dengan Dedi Mulyadi, pihak panitia memang bermaksud menonjolkan nilai persatuan dalam perayaan tersebut.
"Komitmen kita, Cap Go Meh bukan hanya milik masyarakat Tionghoa, tetapi juga milik masyarakat Karawang. Saya sepakat dengan Kang Dedi, kegiatan ini juga harus menjadi milik masyarakat Jawa Barat," pungkasnya.
Sebanyak 61 Joli dan 70 barongsai diikuti kesenian Sunda melakukan kirab budaya yang dipusatkan di Klenteng Kwan Tee Koen, Karawang. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyuwangi, 23-24 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaIndeks Kerukunan Umat Beragama di Jawa Timur melebihi rata-rata nasional.
Baca SelengkapnyaAda 4 kota di Jawa Tengah yang masuk dalam 10 besar kota paling toleran di Indonesia menurut SETARA Institute.
Baca SelengkapnyaDesa ini dinobatkan sebagai desa Pancasila karena tingkat implementasi Pancasila sangat baik
Baca SelengkapnyaKota Kediri punya tiga kampung moderasi beragama, di sana warga beda agama hidup harmonis dan toleran.
Baca SelengkapnyaSunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaNilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaHUT ke 236 Kota Denpasar mengangkat tema "Ajibinaya”.
Baca SelengkapnyaKearifan lokal bisa menjadi menjadi benteng, atau keseimbangan dalam menjawab tantangan masyarakat modern
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca Selengkapnya