Direktur Juru Debat TKN Budiman Sudjatmiko: Mas Gibran Bukan Profesional Debater
Budiman memastikan Gibran siap untuk debat cawapres yang akan digelar oleh KPU.
Gibran kerap tak datang dalam sesi debat terbuka yang digelar di berbagai kalangan.
Direktur Juru Debat TKN Budiman Sudjatmiko: Mas Gibran Bukan Profesional Debater
Direktur Juru Debat Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko memberikan pembelaan atas ketidakhadiran Gibran Rakabuming Raka dalam debat di satu stasiun televisi nasional, pada Rabu (6/12) malam.
Diketahui, debat tersebut digelar dengan format dialog interaktif khusus cawapres di Jakarta.
Namun, hanya ada dua cawapres yang hadir yakni cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Budiman mengakui, bahwa Gibran bukanlah sosok yang jago berdebat atau profesional debater. Akan tetapi, dia memastikan Gibran siap untuk debat cawapres yang akan digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena merupakan sosok pembelajar.
"Mas Gibran bukan seorang profesional debater, sehingga tentu saja beliau hanya akan fokus pada apa yang disediakan oleh KPU oleh UU, peraturan KPU," kata Budiman, kepada wartawan, di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Kamis (7/12).
"Karena bagaimanapun juga, Mas Gibran ini kan akan masuk pertama kali secara nasional, Mas Gibran adalah seorang pembelajar, cukup rendah hati untuk tidak melayani, untuk tidak mendatangi semua forum forum debat," sambung dia.
Lebih lanjut, Budiman pun menyinggung soal pemimpin di Indonesia yang mana tidak diharuskan pandai berdebat melainkan pandai dari segi eksekusi. Oleh karena itu, Gibran hanya akan mengikuti debat yang diselenggarakan oleh KPU.
"Kita memilih pemimpin presidential, kita bukan memilih perdana menteri. Perdana menteri itu keahlian debat menjadi penting. Kalau presiden keahlian eksekusi yang menjadi penting. Jadi bukan kemampuan berdebatnya yang diutamakan. Dia debat sebagai sebuah proses yang resmi oleh KPU, ya diikutin Karena itu proses politik yang resmi," jelas Budiman.
"Tempat-tempat yang lain kan hanya sekedar menunjukkan bahwa kau ngerti enggak sih masalahnya, kau ngerti berdebat atau enggak. Kalau sekadar menguji mengerti atau tidak, bisa wawancara, bisa berpidato, debat yang disediakan kpu. Karena ingat kita memilih presiden sisitem presidential, sistem presidensial kebutuhannya bukan pada berdebat tapi pada delivery, pada soal kepemimpinan, eksekusi," imbuhnya.