Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

FPI sebut program berantas tikus modus politik uang Ahok-Djarot

FPI sebut program berantas tikus modus politik uang Ahok-Djarot Pengambilan nomor urut Cagub-Cawagub DKI 2017. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta membuat kebijakan untuk memberikan uang Rp 20 ribu ke warga yang mampu menangkap tikus. Kebijakan ini berawal dari usul Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat yang disetujui oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebut, kebijakan Pemprov DKI tersebut merupakan modus bagi Ahok dan Djarot dalam melakukan politik uang. Sebab, keduanya diketahui mencalonkan sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada Serentak Februari 2017.

"Coba saya mau tanya, urgensi apa soal tikus itu apa?‎ Tidak lain ini kamuflase money politic. Dia mau menyuap supaya tidak terlalu ketahuan ini money politic maka pakai tikus. Sederhana saja ini. Orang bodoh juga bisa baca ini kok. Hanya orang pura-pura pinter aja yang nggak bisa baca ini," kata Munarman di Gedung DPR, Jumat (28/10).

Lebih jauh, Munarman meyakini kebijakan memberikan uang bagi warga yang berhasil menangkap tikus merupakan modus untuk melakukan politik uang dikarenakan diterapkan mendekati gelaran Pilgub DKI.

"Ini kan harga Rp 20 ribu per ekor, nantikan yang banyak tikus itu dikalangan bawah. Yang rumahnya empit-empitan. Nanti itu dikasihkan uangnya menjelang pemilihan," ujarnya.

Tak hanya itu, Munarman menambahkan, kebijakan Ahok dan Djarot tersebut lucu. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta bisa menerjunkan Dinas terkait untuk memberantas tikus bukan dengan melibatkan warga secara langsung.

"Ini Manfaatnya apa? Apakah sekarang ini ada wabah tikus di Jakarta? Kalau ada wabah tikus kan ada dinas yang mengurusinya," tukasnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP