Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jadi Ketua Timses Jokowi, Dedi Mulyadi larang menjelekkan Prabowo-Sandi & isu SARA

Jadi Ketua Timses Jokowi, Dedi Mulyadi larang menjelekkan Prabowo-Sandi & isu SARA Dedi Mulyadi. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Maruf Amin tingkat Jawa Barat diserahkan kepada Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi. Ia ditugaskan bisa meraup suara yang dipatok sebesar 60 persen dalam Pilpres 2018.

Tugas tersebut disampaikannya melalui surat yang Metua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja, Erick Thohir dan Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto.

Dedi akan menajamkan informasi terkait keberhasilan Joko Widodo. Begitu pula dengan kinerja yang belum terlaksana dengan baik di bawah kepemimpinan Jokowi. Hal ini bertujuan agar publik Jawa Barat mampu membedakan kualitas di antara dua kandidat.

Diharapkan, dengan cara seperti itu membuat publik sadar tentang profiling kandidat yang bekerja dan kandidat yang hanya menebar wacana.

"Berbagai capaian Pak Jokowi selama menjabat kita sampaikan kepada publik. Untuk hal (kinerja) yang belum tercapai, mari kita akui bersama dan dorong di periode selanjutnya," ucap Dedi melalui keterangan tertulis yang diterima, Kamis (20/9/2018).

"Saya kira ini lebih fair dibanding saling klaim," lanjutnya.

Target perolehan suara sebesar 60% dari 31 Juta lebih pemilih diakui sangat sulit, tapi bukan mustahil untuk mencapainya. Semuanya bisa direalisasikan dengan konsolidasi yang baik antar sesama pendukung Jokowi-Maruf Amin.

"Potensi kemenangan Pak Jokowi di Jawa Barat itu sangat besar. Karena itu kami menetapkan target 60% suara," katanya.

Dedi mengaku sudah meracik pola komunikasi menjaring simpati dan berkomitmen untuk menghindari isu SARA. Pola komunikasi yang sudah disiapkan berupa pergerakan kultural di masing-masing simpul. Pengalaman dalam keikutsertaannya di Pilgub 2018 lalu akan diperbaiki antar lini konstituen.

"Orang Jawa Barat memiliki kekhasan tersendiri, di masing-masing simpul tentu berbeda. Ada kultur Priangan, Panturaan, Cirebonan dan Sunda Betawi," katanya.

Secara teknis, Dedi mengimbau seluruh jajaran tim dan simpatisan untuk menjalankan pola kampanye yang baik. Caranya, dengan tidak menjelekkan Prabowo-Sandi dan melarang setiap juru kampanye memberi pernyataan kontraproduktif yang bisa berpengaruh pada elektabilitas Jokowi-Ma’ruf.

"Seluruh hal yang kita dorong ke ruang publik harus memiliki relevansi terhadap kebutuhan masyarakat. Tidak boleh sebaliknya, publik menjadi berdebat dan itu kontraproduktif," ujarnya.

Isu SARA yang menerpanya dalam keikutsertaannya dalam Pilgub Jabar tidak boleh terjadi lagi.

"Tidak perlu dan memang tidak boleh isu SARA itu digunakan. Karena itu, sudahlah jangan lagi ada perdebatan antara kriteria ulama dan bukan ulama. Kita fokus saja terhadap kebutuhan rakyat Jawa Barat," tuturnya.

Selain Dedi Mulyadi, para ketua partai pengusung Jokowi-Ma'ruf juga masuk ke dalam susunan Tim Kampanye Daerah di Jawa Barat. Mereka menempati posisi sebagai Wakil Ketua.

Posisi Sekretaris diisi oleh Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana. Para sekretaris partai pengusung Jokowi-Ma’ruf yang lain menempati posisi sebagai Wakil Sekretaris. Pola ini juga senada di posisi bendahara dan wakil bendahara.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP