Kapolda Kaltim mengaku diminta PDIP duet dengan Syaharie Jaang

Merdeka.com - Kapolda Kalimantan Timur (Kaltim) Irjen Pol Safaruddin membantah ada upaya kriminalisasi terjadap bakal calon Gubernur Kaltim Syaharie Jaang, seperti yang dituduhkan DPP Partai Demokrat.
Beberapa kali Jaang diperiksa Bareskrim sebagai saksi terkait kasus pemerasan di terminal peti kemas (TPK) Palaran, Samarinda.
"Kalau bicara itu, itu yang tangani Bareskrim mas. Tidak ada kriminalisasi," kata Safaruddin kepada merdeka.com, Kamis (4/1) malam.
Safaruddin juga menepis adanya anggapan dia melobi Mabes Polri, untuk menjegal calon Demokrat di Pilgub Kaltim itu. Dia menceritakan proses yang terjadi saat dirinya mendaftar maju Pilgub lewat PDIP.
"Lobi apa? Jadi saya pikir begini ya. Ada yang bilang dipaksa atau bagaimana. Saya pikir pemaksaan tidak ada. Justru awalnya saya dengan Pak Jaang itu, awalnya Pak Jaang kan juga mendaftar di PDIP," ujar Safaruddin.
Safaruddin melanjutkan, PDIP mengabarkan, tentang peluangnya jika maju bersama Syaharie Jaang. "Habis itu PDIP kasih tahu saya, Pak Jaang mau pasangan dengan kamu. Bapak mau? Saya sih perintah saja asal partai mau, saya mau," sebut Safaruddin.
"Saya hubungi Pak Jaang, katanya mau pasangan dengan saya? Kalau gitu kita sama-sama ke PDIP. Tidak ada paksaan mas," tegas Safaruddin.
Safaruddin mengaku saat itu, sepakat berpasangan dengan Syaharie Jaang, yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan Timur.
"Itu saya sendiri sepakat pasangan. Saya itu kalau dikatakan memaksa, kapan sih maksanya? Omongan saya apa, terus waktunya kapan dan dimana?" ucap Safaruddin.
Sebelumnya, PDIP membantah telah memaksa Syaharie Jaang untuk menggandeng Safaruddin sebagai cawagubnya. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim partainya tidak pernah memakai cara pemaksaan dalam mencalonkan seseorang di Pilkada.
"Oh tidak ada. Bahkan Pak Djarot sebagai Plt Ketua DPD yang saat itu bertemu dengan Jaang, PDIP tidak suka memaksa," katanya di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Kamis (4/1).
Menurutnya, PDIP selalu menggunakan mekanisme yang baik dalam proses memutuskan pasangan calon di Pilkada.
"Semuanya harus dengan proses yang baik, enggak ada cinta paksaan di PDIP, yang ada semuanya penuh dengan romantika meski ada dinamikanya," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya