Deretan kejadian yang menarik perhatian masyarakat pada Pilkada 2018
Merdeka.com - Kemarin, hari Rabu tanggal 27 Juni 2018, beberapa daerah di Indonesia melaksanakan pilkada serentak untuk memilih kepala daerah baru yang akan menjabat selama 5 tahun ke depan. Tentu banyak masyarakat yang antusiar dengan hal ini, terutama bagi mereka yang mempunyai hak pilih pasti harus menggunakan hak pilihnya tersebut.
Di tengah sorotan publik terhadap hasil penghitungan suara cepat (quick count) Pilkada 2018 untuk mengetahui siapa pemenangnya, sejumlah kisah lain yang mengejutkan bermunculan. Ada yang lucu, haru hingga memilukan.
1. Meninggal di TPS Usai Mencoblos
-
Kenapa Pilkada penting? Pemilihan melalui Pilkada juga penting untuk menjaga kedaulatan rakyat. Dengan memberikan kekuasaan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin mereka sendiri, Pilkada mendorong partisipasi aktif masyarakat dan menghindari kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan segelintir orang atau kelompok.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada sangat penting dalam menjaga kestabilan dan keseimbangan kekuasaan di tingkat daerah.
-
Kenapa demokrasi penting bagi masyarakat? Dengan demokrasi, setiap individu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
-
Kenapa Pantarlih Pilkada 2024 penting? Pantarlih berperan penting dalam membantu penyusunan daftar pemilih serta pemutakhiran data pemilih di berbagai tingkatan. Tugas dan kewajiban ini harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab selama masa kerja yang telah ditentukan.
-
Kenapa Pemilu dan Pilkada penting? Dalam artikel ini, kita akan menguraikan secara rinci perbedaan Pemilu dan Pilkada, mulai dari tingkat pemilihan, jenis jabatan yang dipilih, hingga tahapan dan tujuan pelaksanaannya.
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Anih (54), warga Dusun Tamelang Timur Desa Margasari Kabupaten Karawang, meninggal saat mencoblos. Camat Karawang Timur Eli Laeli Komala menyatakan, Anih meninggal saat tengah mencoblos di TPS 10 Desa Margasari Karawang.
"Saat pencoblosan Anih diantar oleh anaknya ke TPS, sudah mencoblos di bilik suara. Belum selesai melipat surat suara, Anih langsung tersungkur, sehingga menyebabkan bilik pencoblosan terjatuh," kata Eli, Rabu (27/6/2018).
Warga segera membawanya ke Klinik Maja Medika yang tidak jauh dari TPS. Namun, pihak klinik menyatakan Anih yang tidak sadarkan diri sudah meninggal dunia.Menurut Eli, saat menuju TPS, almarhum memang diketahui tengah dalam keadaan sakit diabetes. "Tetapi pas tadi mau mencoblos ke TPS itu dalam keadaan sehat, bisa jalan. TPS juga jaraknya cuma sekitar 100 meter," ujar Eli.
Kejadian serupa juga juga menimpa warga Garut yakni Udi (63) dan Engkin (60). Keduanya meninggal saat mencoblos Pilkada Bupati Garut dan Pilgub Jawa Barat, Rabu (27/6/2018)."Ayah sehat-sehat saja, tadi pagi juga masih bekerja mengantarkan koran," ujar Agus Sopian (47), anak tertua Udi, saat ditemui di rumahnya.
Berdasarkan keterangan anggota KPPS, Udi meninggal sebelum melakukan pencoblosan. Saat itu Udi salah membawa surat undangan, akibat tertukar dengan anaknya. Niat hati mau menukar surat undangan ke rumahnya, yang tak jauh dari lokasi pencoblosan, korban tiba-tiba jatuh. "Pas dibawa ke rumah sakit sudah meninggal," kata Agus sedih.
2. Mencoblos Pakai Baju Pengantin
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Pasangan Ini Menikah saat Pilkada dan Mencoblos Pakai Baju Pengantin. (Liputan6.com/Dian Kurniawan) Di Bumi Reog Ponorogo, Jawa Timur, sepasang pengantin meninggalkan pelaminan mereka demi bisa memberikan hak pilih di Pilkada Jatim 2018.
Pasangan pengantin itu bernama Aris Nurhuda (28) dan Fauziah Arsanti (26). Keduanya menikah tepat di hari pencoblosan Pilkada serentak 2018, Rabu (27/6/2018). Demi menandai hari bahagia mereka berlangsung saat pesta demokrasi lima tahunan, pasangan pengantin ini sengaja mendesain kartu undangan pernikahan mereka mirip seperti surat suara lengkap dengan foto kedua mempelai layaknya calon kepala daerah.
Calon mempelai wanita, Fauziah Arsanti, mengatakan kartu undangan pernikahan sengaja berbentuk surat suara atas persetujuan kedua belah pihak. Namun, soal tanggal pernikahan, warga asal Desa Janti, Kecamatan Slahung ini mengaku tidak sengaja memilih tanggal 27 Juni. Mereka tidak mengira tanggal tersebut bertepatan dengan Pilgub Jatim 2018.
"Jadi, tanggal itu hasil rapat keluarga, ternyata bertepatan dengan Pilgub. Jadinya, kami sepakat bikin desain undangan mirip surat suara," tutur Fauziah.
3. Pemilih Dijemput Perahu ke TPS
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Susuri Sungai Musi Demi Distribusi Logistik Pilkada di BanyuasinLogistik Pilkada Serentak di Kabupaten Banyuasin Sumsel didistribusikan melalui jalur sungai (Dok. KPUD Banyuasin / Nefri Inge). Hujan deras yang mengguyur Kota Kendari hingga Rabu (27/6/2018) siang menyulitkan ratusan pemilih di wilayah tersebut akibat kebanjiran.
Sejumlah warga memilih bertahan di rumah yang tergenang air banjir saat pemilihan. Warga beralasan, sejumlah barang berharga tertinggal di rumah dan basah karena banjir.Melihat kondisi ini, puluhan anggota polisi dari Polda Sultra langsung turun tangan. Mereka menjemput sejumlah wajib pilih dengan perahu karet.
Sebanyak 158 warga yang berdomisili di wilayah Kali Wanggu Kelurahan Lepolepo Kecamatan Baruga dan wilayah perumahan di daerah landai itu, diangkut bergantian sejak pukul 08.00 Wita pagi hingga pukul 11.00 Wita. Kapolda Sultra Brigjen Pol Irianto langsung turun tangan memantau anak buahnya.
"Masih banyak barang-barang di rumah yang masih tertinggal. Kami benahi dulu, takutnya rusak karena direndam lumpur," ujar Usman Sabara, warga perumahan Kali Wanggu.Kapolda Sultra mengatakan, pihaknya mengerahkan ratusan personel mengawasi sejumlah lokasi terdampak banjir di Kota Kendari. Khusus di wilayah kali Wanggu, ada 100 personel yang disiagakan untuk membantu warga.
"Kita bantu mereka sampai selesai jadwal pemilihan di TPS agar semua warga wajib pilih bisa berpartisipasi, semua unsur kami libatkan," ujar Brigjen Pol Irianto.
4. Kotak Kosong Menang di Makassar
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Warga memasukkan surat suara ke dalam kotak suara saat menggunakan hak pilih pada pemungutan suara Pilkada Depok di TPS Kampung Pilkada RW 03, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12). (Liputan6.com/Immanuel Antonius). Bertarung melawan kotak kosong, pasangan Munafri Arifuddin dan Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) kalah di Pilkada Kota Makassar.
Hasil Quick Count Celebes Research Center (CRC), pasangan ini hanya mendulang 48,07% suara. Sementara kotak kosong yang menjadi lawannya, mendapat dukungan 51,93% suara.
5. Sebanyak 40 Negara Pantau Pilkada Kota Tangerang
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Sebanyak 40 perwakilan negara asing melakukan studi banding pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Tangerang, Rabu (27/6/2018). Salah satu TPS yang dikunjungi yakni TPS 01 dan 02 di Kampung Bekelir, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu Afifudin mengatakan, kegiatan tersebut berkaitan dengan program untuk mengajak para delegasi negara tetangga agar dapat memantau proses pelaksanaan pemilu di daerah calon tunggal.
"Kita pilih Tangerang salah satunya sebagai pembelajaran, karena disini calon tunggal. Nanti nya mereka akan kami minta juga untuk mendiskusikan hasil dari studi banding ini.," ujarnya.Sejumlah negara yang ikut di antaranya, Australia, Timor Leste, Amerika, Srilangka, Filipina dan Thailand. Dalam kunjungannya, para delegasi tersebut melihat bagaimana proses pelaksanaan Pilkada calon tunggal."Nantinya mereka bisa melihat bagaimana kami sebagai lembaga sah Pengawas Pemilu dalam mengawasi apakah ada pelanggaran meskipun calon tunggal dan menangani adanya pelanggaran Pemilu," katanya.
6. Emak-Emak Berebut Selfie dengan Bule Pemantau
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Emak-Emak Berebut Selfie dengan Bule Pemantau Pilkada di Bekasi. (Liputan6.com/Fernando Purba). Sebanyak 12 warga negara asing perwakilan praktisi pemilu dari negera tetangga memantau Pilkada Kota Bekasi, Rabu (27/6/2018) siang.Kehadiran belasan bule ini menjadi magnet bagi pemilih, khususnya emak-emak. Seperti terpantau di TPS 09 Kampung Pintu Air, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Harapan Indah, Kota Bekasi.
Sejumlah emak-emak berebut mengajak para bule itu foto bersama. Tak hanya emak-emak, sejumlah pejabat di kalangan Muspida Kota Bekasi, baik dari Pemkot, Polri, dan TNI juga tak mau ketinggalan. Mereka heboh mengajak selfie bule-bule itu. Suasana pun larut penuh canda dan tawa."Miss, Miss foto dong, foto yuk," kata seorang ibu, sembari mengangkat ponselnya.Diketahui, ke-12 WNA yang hadir tersebut datang untuk memantau langsung jalannya pesta demokrasi di Indonesia. Mereka adalah para penyelenggara dan pemantau pemilu dari berbagai negara tetangga yang diundang oleh Bawaslu dalam Electoral Studies Program (ESP). Adapun ke-12 WNA ini berasal dari Italia, Inggris, Swiss, Australia, Myanmar, Timor Leste, Sri Langka, dan India.
7. Ketua KPPS Bawa Kabur Logistik Pilkada
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Wamena, Jayawijaya, Papua membawa kabur logistik Pilkada 2018. Akibatnya, proses pemungutan suara di TPS yang dia pimpin pun terganggu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, petugas mendapati kotak suara di TPS 5 Distrik Wamena hilang."Lalu aparat mencari ternyata ada di rumah Ketua KPPS sedang dicoblos-coblosi surat suaranya," ujar Iqbal, Jakarta, Rabu (27/6/2018).Saat ini, kata Iqbal, Ketua KPPS bernama Amalus Wetapo itu telah diamankan di kantor kepolisian setempat dan tengah diinterogasi. Sementara penyelenggara pemilu tengah berunding untuk melakukan pemungutan suara ulang. "Kejadian ini dilaporkan ke panwas. Saat ini penyelenggara sedang bermusyawarah," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, TPS tersebut melaksanakan dua Pilkada yakni pemilihan Bupati Jayawijaya dan Gubernur Papua."Pilbup satu calon tunggal, sementara untuk Pilgub ada duaua paslon," ucap Kamal.Rencananya, pemungutan suara susulan di TPS 5 Distrik Wamena akan dilakukan pada Kamis 28 Juni 2018 besok. Sebab, sebagian surat suara rusak akibat ulah Amalus. Sementara kasus tersebut tengah ditangani Sentra Gakkumdu.
8. Wali Kota Solo Tunggu 45 Menit untuk Nyoblos
pilkada 2018 ©2018 liputan6.com
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Jateng di TPS 16 RT 002 RW 009, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah Rabu (27/6/2018).
Tak ada perlakuan istimewa, Rudy dan istri sama seperti warga lainnya harus menunggu giliran untuk mencoblos. Keduanya terlihat santai duduk di kursi tunggu TPS. Rudy bahkan datang lebih awal menunggu petugas menyiapkan pencoblosan. Dia menunggu hingga 45 menit untuk mencoblos surat suara dalam Pilkada Jateng 2018. "Datang lebih awal sekaligus memberikan motivasi masyarakat untuk datang ke TPS memberikan hak pilihnya," katanya.
Hak pilih masyarakat dinilai penting untuk menentukan nasib Daerahnya untuk 5 tahun mendatang. Oleh sebab itu partisipasi masyarakat diharapkan bisa maksimal supaya terwujud Pilkada yang sehat dan masa depan yang cerah.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/mg2)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilkada menjadi ajang bagi masyarakat untuk memilih pemimpin lokal yang terbaik.
Baca SelengkapnyaPilkada 2024 merupakan momen penting dalam demokrasi Indonesia. Berikut teknis penyelenggaraan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPilkada 2024 merupakan ajang pemilihan kepala daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPilkada Serentak 2024 adalah salah satu momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPilkada merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPilkada 2024 merupakan momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) mulai membuka pendaftaran calon kepala daerah pada Pilkada Serentak 2024 pada hari ini, Selasa (27/8).
Baca SelengkapnyaPilkada ini menjadi momen krusial bagi masyarakat untuk menentukan arah pembangunan dan kebijakan di daerah masing-masing.
Baca SelengkapnyaPemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu proses demokrasi yang krusial di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPilkada pertama di Indonesia merupakan tonggak penting dalam sejarah demokrasi lokal di tanah air.
Baca SelengkapnyaSebagai mekanisme demokratis, Pilkada memungkinkan rakyat untuk secara langsung menentukan arah kebijakan dan pembangunan di daerah mereka.
Baca SelengkapnyaSingkatan Pilkada adalah "Pemilihan Kepala Daerah", yang menggambarkan proses pemilihan langsung untuk memilih kepala daerah tingkat Provinsi/Kabupaten.
Baca Selengkapnya