Kemenangan Khofifah bukti 'The power of emak-emak' paling kuat di Jatim

Merdeka.com - Pengamat Politik Indo Barometer, Muhammad Qodari menilai, istilah the power of emak-emak paling kuat jika disematkan dalam perpolitikan di Jawa Timur, khususnya ketika Pilkada yang telah diselenggarakan 27 Juni lalu. Menurut dia, kekuatan emak-emak itu terlihat dari kuatnya militansi muslimat NU sebagai kekuatan dari Cagub terpilih Jatim, Khofifah Indarparawansa dalam memenangkan kontestasi tersebut.
"The power of emak-emak paling kuat di Jatim," kata Qodari, dalam diskusi bertema 'The Power of Emak-emak: Srikandi-srikandi di Lingkaran Istana, di Diskusi Kopi, Jalan Raya Halimun, Jakarta Pusat, Minggu (22/7).
Menurut Qodari, militansi muslimat NU yang mendukung Khofifah bahkan lebih kuat dari GP Ansor Jatim pendukung Saifullah Yusul (Gus Ipul). Oleh karena itu, dia melihat sebutan 'The Power of Emak-emak' paling kuat di daerah tersebut sangat tepat.
"Jaringan muslimat NU jadi andalan bu Khofifah. Haqul yakin militansi di muslimat lebih dari Ansor," ujar Qodari.
Selain itu, di dalam diskusi juga dibahas terkait posisi perempuan di kancah politik Indonesia. Politisi NasDem, Wanda Hamidah menilai, merupakan suatu yang logis ketika perempuan menduduki jabatan strategis setingkat presiden atau wakil presiden.
"Kenapa nggak? Sangat logis sekali," katanya.
Di kesempatan yang sama, Peneliti The Intiative Institute, Airlangga Pribadi menilai, terdapat dua sosok perempuan khususnya di kalangan Kabinet Jokowi yang layak untuk masuk ke dalam lingkaran Istana. Keduanya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menurut dia, keduanya memiliki kapasitas untuk bisa mengisi jabatan strategis tersebut. "Sri dan Susi saya pikir layak dan memiliki kapasitas. Kapasitasnya bukan main-main," ucap Airlangga.
Hal senada juga disampaikan oleh peneliti LIPI, Irine Hiraswari Gayatri. Irine sependapat bahwa kedua menteri itu memiliki kinerja yang baik dan layak masuk ke bursa cawapres. "Tapi jangan lupa juga, mesti diperkirakan juga kinerja mereka di Kementerian. Harus dilihat jadi tidak kedodoran (kinerja kementerian tersebut)," imbuhnya.
Reporter: Yunizafira Putri
Sumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya