Mekanik Mesin Dikeroyok Dituduh Dukun Pendukung Calon Kades di Serang
Merdeka.com - Seorang pria di Serang diamuk massa pendukung salah satu calon kepala desa di Desa Beberan, Ciruas pada perhelatan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Serang.
Beruntung, pria yang diketahui bernama Kadam (50) berhasil diselamatkan dari amukan massa dan diamankan polisi ke Mapolsek Ciruas. Peristiwa tersebut terjadi pada, Minggu (3/11) pukul 17.30 WIB.
"Di dekat TPS, sempat dikejar-kejar dan lari-larian dan dikerumunin massa yang sedang menonton penghitungan suara, jadi keliatan kisruh orang dicurigai dukun lagi ritual gitu yah," kata Kapolsek Ciruas Kompol Sukirno saat dikonfirmasi, Senin (4/11).
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Siapa saja yang terlibat dalam tim sukses Pilkada? Tim ini, sering disebut sebagai tim sukses, memainkan peran krusial dalam memenangkan hati dan pikiran pemilih.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Bagaimana menjadi pantarlih pilkada? Dengan mematuhi semua syarat-syarat yang telah ditetapkan, calon Pantarlih akan memenuhi kualifikasi untuk mendaftar sebagai Pantarlih pada Pilkada 2024.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
Kapolsek menjelaskan, peristiwa tersebut bermula saat itu korban sedang duduk di belakang Tempat Pemungutan Suara (TPS) menonton penghitungan suara hasil Pilkades sambil menjemput istri dan cucunya.
Setelah mendapat informasi bahwa istri dan cucunya sudah pulang ia pun langsung bergegas pulang, namun pada saat hendak mengambil motor, beberapa massa pendukung salah satu calon mencurigai Kadam sebagai dukun salah satu calon lain. Lalu massa pun langsung mengejar dan mengkeroyok Kadam.
"Kemudian petugas yang menjaga TPS mengamankan dan dibawa ke kantor (polsek) diperiksa," katanya.
Berdasarkan pemeriksaan di Mapolsek Ciruas, bahwa yang bersangkutan bukan seorang dukun melainkan berprofesi sebagai tukang servis/mekanik mesin berbagai jenis elektronik.
"Dia memang bukan dukun, cuma memang tim salah satu calon dan dia itu orang ahli mesin. Memang suasana kebatinan pilkades lumayan seru. Jadi mistis itu sangat kental sekali dan dipercayai," katanya.
Saat ini, kata Sukirno, permasalahan tersebut sudah berhasil diredam dan kedua belah pihak sudah sepakat berdamai karena hanya salah paham.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para dukun saling adu kekuatan demi memenangkan calon kepala desa yang berkompetisi di ajang pemilu.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu
Baca SelengkapnyaMeski wajahnya penuh dengan stiker, kandidat kepala desa ini tetap tampak santai sambil memainkan ponselnya
Baca SelengkapnyaModusnya, korban diminta hampir Rp400 juta sebagai syarat persembahan di Pantai Selatan.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut dinarasikan ada seorang pemuka agama yang memimpin jemaah tertentu
Baca SelengkapnyaKepala desa berinisial S itu sebelumnya ditangkap polisi bersama dua tersangka lainnya yaitu A dan AS di lokasi terpisah pada Minggu (25/2).
Baca SelengkapnyaSemuanya telah menyampaikan akan membantunya untuk masalah spiritualitas.
Baca SelengkapnyaDia pun enggan ditanya hal-hal lain kecuali apa yang diketahui.
Baca SelengkapnyaProses tersebut dilakukan pihaknya setelah menerima laporan resmi dari pelapor.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Perkasa berharap Bawaslu tidak sekadar memeriksa kasus ini tetapi juga mengusut dalang dari ketidaknetralan para kades ini.
Baca Selengkapnya