PDIP sebut kemungkinan calon tunggal di Pilgub Jatim sangat kecil
Merdeka.com - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut kemungkinan calon tunggal di Pilgub Jawa Timur 2018 akan selalu ada. Calon tunggal dalam bursa Pilkada setingkat Pilgub itu terjadi lantaran rakyat menginginkan partai politik dan tokoh-tokoh dianggap pantas maju bekerja sama mengonsolidasikan kepentingan bersama.
"Kalau itu terjadi berarti kehendak rakyat dan partai politik bersama-sama terhadap figur yang bisa mengonsolidasikan seluruh kekuatan politik tersebut," kata Hasto di Hotel Morrissey, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (11/6).
Namun, lantaran Pilkada Serentak 2018 mendekati Pilpres dan Pileg 2019, Hasto menilai setiap partai politik telah merancang strategi. Seperti melakukan konsolidasi antar partai untuk berkoalisi dan menyatukan kekuatan mesin partainya.
-
Bagaimana PDIP menentukan calon di Pilgub? “Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,“ ucap Hasto.
-
Pilkada memilih siapa saja? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Kenapa PDIP membuka peluang figur eksternal untuk Pilgub Jateng 2024? Sejumlah figur dari eksternal partainya bisa mendaftarkan diri sebagai kandidat kepala daerah. Bendahara PDIP Jawa Tengah, Agustina Wilujeng mengatakan syarat yang berlaku bagi kader internal justru lebih berat karena partainya ingin mendapatkan sosok figur calon pemimpin yang handal untuk memajukan Pemprov Jateng.
-
Nama-nama apa yang dipertimbangkan PDIP di Pilgub Jateng? “Kemudian di Jawa Tengah sebagai basis PDI Perjuangan, tentunya kami dorong kader PDI Perjuangan. Ada nama-nama yang beredar Seperti Pak Andika (mantan Panglima TNI) itu juga diusulkan di Jawa Tengah, Bung Hendi (mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi) itu sebagai wali kota dua periode yang memiliki kualifikasi kepemimpinan juga nama yang masuk diusulkan di daerah,“ kata Hasto.
-
Bagaimana PDIP memilih calon untuk Pilkada 2024? “Kita kan partai demokrasi yang berkarakter Indonesia, sehingga nama-nama itu diusulkan dari bawah,“ ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa saja yang dipertimbangkan di Pilgub Jatim? “Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,“ ucap Hasto.
Untuk itu, dia berkesimpulan hadirnya calon tinggal dalam Pilgub Jawa Timur sangat kecil. "Sehingga kami berkeyakinan kecenderungan calon tunggal ini akan semakin terbatas pada pemilu 2018," ucap Hasto.
Hasto juga menuturkan, usai Pilkada serentak gelombang ketiga pada 2018 nanti, PDIP akan juga berkonsentrasi menuju Pilpres 2019. Sebab pada Oktober 2018, harus sudah menetapkan pasangan capres dan cawapres yang bakal diusung PDIP.
"Sehingga dalam konteks itu tentu saja kami mencoba untuk mendorong kerjasama antar partai politik pengusung pemerintahan Pak Jokowi JK sebagai satu kesatuan kerjasama termasuk dalam pilkada serentak 2018," papar Hasto.
Sementara terikat isu yang mungkin digunakan pada Pilgub Jawa Timur nanti, Hasto berharap isu suku ras dan agama (SARA) tak lagi dimainkan.
"Semua pihak (harusnya) mengambil pembelajaran terbaik dari Pilkada Jakarta . Sehingga kontestasi gagasan dan juga upaya-upaya untuk menghasilkan pemimpin yang betul-betul menyelesaikan masalah rakyat itu akan dikedepankan," terang Hasto.
Hal-hal yang bisa menciptakan ketegangan sosial, perpecahan bangsa harus dijaga melalui kerjasama antara partai politik, kata Hasto. Sebagai anak bangsa lanjutnya, kita sudah banyak belajar dari persoalan-persoalan konflik yang muncul di masa yang lalu.
"Konflik itu sangat mahal sehingga lebih baik kita berdiri kokoh di atas prinsip Pancasila undang-undang Dasar 45 NKRI dan kebhinekaan Kita," pungkasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya upaya mengganjal bakal calon kepala daerah dari PDI Perjuangan, namun upaya serupa juga dialami partai-partai politik lain.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai pilkada merupakan satu kesatuan kekuatan partai dengan paslon dengan tim pemenangan yang menyatu dengan rakyat.
Baca SelengkapnyaPDIP menyiapkan sejumlah kadernya dari kalangan kepala daerah sampai menteri untuk diusung di Pilkada Jatim 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihaknya juga masih akan melakukan komunikasi dengan partai lain
Baca SelengkapnyaPDIP bisa bergerak secara mandiri untuk mengusung Calon Kepala Daerah.
Baca SelengkapnyaPDIP dan Anies harus mencari rekan partai koalisi karena partai berlambang banteng itu tidak dapat mengusung pasangan calon secara tunggal.
Baca SelengkapnyaPDIP saat ini terus berkomunikasi dengan partai politik lainnya untuk membangun kerja sama politik.
Baca SelengkapnyaMenurut Ribka, banyak calon Kepala daerah PDI Perjuangan ditinggalkan partai politik.
Baca Selengkapnya8 Partai tersebut yakni Partai Perindo, PSI, Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Buruh, PBB, Partai Garuda, dan PKN.
Baca Selengkapnya