Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pencatutan nama dokter sebagai kader PSI dinilai cuma hal teknis, tak usah dibesarkan

Pencatutan nama dokter sebagai kader PSI dinilai cuma hal teknis, tak usah dibesarkan dr hasto harsono laporkan pemalsuan data. ©2018 facebook.com

Merdeka.com - Nama seorang dokter di Depok, Hasto Harsono, masuk sebagai salah satu kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Padahal ia sama sekali tidak pernah mendaftar.

Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, turut mengomentari pencatutan itu. Menurut Riza, masuknya data seseorang yang tidak mendaftar sebagai kader partai adalah hal yang lumrah.

"Itu hal-hal teknis saja saya kira tidak perlu dibesar-besarkan. Di semua partai dimungkinkan ya kan? Ada umpanya saya ngajak temen saya 'yok masuk partai' tau-tau iya-iya tapi begitu dimasukin eh enggak jadi," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (23/3).

Wakil Ketua Komisi II DPR ini menuturkan, banyak juga orang tanpa Kartu Tanda Anggota (KTA) ikut merasa sebagai anggota. Oleh karena itu, dia merasa yang terjadi pada PSI adalah hal yang dinamis.

"Ada yang belum punya KTA belum masuk tapi merasa sudah menjadi anggota Gartai Gerindra karena simpati ada juga itu biasa di partai itu sangat dinamislah ya," jelas dia.

Data diri Hasto Harsono muncul dalam deretan nama kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kota Depok, Jawa Barat. Merasa tidak merasa pernah bergabung, masalah ini sudah dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Depok. Namanya lantas dicoret dari bagian kader.

Kejadian ini bermula ketika tim KPUD Depok tengah melakukan verifikasi sekitar pertengahan Desember 2017 lalu. Empat orang menyambangi kediaman Hasto di kawasan Tanah Baru, Depok, selepas magrib. Ketika itu pria berusia 42 tahun itu belum tiba di rumah. Masih bekerja. Hanya ada sang istri, Chrisna Amelia (32), dan anak-anaknya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP