Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politikus PDIP: Prabowo Salah Data Soal Kekuatan TNI

Politikus PDIP: Prabowo Salah Data Soal Kekuatan TNI Charles Honoris. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengatakan Prabowo Subianto salah data soal kekuatan TNI dalam debat capres keempat, Sabtu (30/3) malam. Menurutnya, data dari Global Firepower 2019 menyebut TNI justru berada di urutan pertama se-Asia Tenggara.

"Pernyataan Prabowo bahwa pertahanan Indonesia rapuh patut dipertanyakan. Sebab, menurut data indeks kekuatan militer yang dirilis Global Firepower (GFP) 2019, kekuatan TNI justru berada di urutan pertama untuk level Asia Tenggara, dan urutan ke-15 untuk dunia," kata Charles di Jakarta seperti dikutip Antara, Minggu (31/3).

Bahkan, kata Charles, masih menurut data tersebut, kekuatan militer Indonesia mengalahkan Israel (urutan 16), yang selama ini dikenal punya militer kuat. Dia menyebut adanya penonton yang tertawa di dalam ruangan debat itu dikarenakan Prabowo salah data.

"Jadi, kalau Prabowo marah-marah ke penonton karena mereka dianggap menertawakan pertahanan negara yang rapuh, jangan-jangan penonton sebenarnya sedang menertawakan kesalahan data Prabowo," ujarnya.

Penonton menertawai Prabowo karena meski mantan prajurit, ternyata tidak mengetahui dengan benar kekuatan TNI saat ini, tambah anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.

"Oleh karena itu, tidak salah jika Jokowi mengatakan 'Pak Prabowo tidak percaya pada TNI kita'. yang mantan TNI justru tidak percaya TNI kuat karena dia mendapatkan data yang salah," tegas dia.

Dari debat capres semalam, Charles menilai publik juga menangkap bahwa Jokowi yang sipil ternyata jauh lebih komprehensif dalam memahami pertahanan negara ketimbang Prabowo.

"Prabowo masih fokus di pertahanan konvensional, bahkan soal teknologi yang bersangkutan merasa tidak masalah jika harus tetap memakai teknologi lama. Sebaliknya, Jokowi sudah bisa memetakan ancaman ke depan seperti perang siber sehingga beliau fokus membangun pertahanan siber negara," ucapnya.

Charles juga menilai pernyataan Prabowo bahwa anggaran pertahanan negara masih terlalu kecil juga telah mengabaikan fakta bahwa alokasi APBN untuk pertahanan negara di era Presiden Jokowi telah jauh meningkat signifikan.

Pada APBN 2019, anggaran pertahanan Rp108,4 T atau naik hampir 80 persen dari era Presiden SBY, yakni Rp 86,2 T (APBN 2014).

Untuk diketahui, nada suara Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto meninggi saat pernyataannya soal lemahnya pertahanan negara justru direspon tertawa oleh penonton yang hadir di ruang debat capres, Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3).

Semua bermula ketika Prabowo meminta Jokowi memberikan perhatian terhadap pertahanan negara. Sebab, pertahanan Indonesia tergolong lemah. Buktinya, anggaran negara untuk sektor pertahanan dinilai lebih rendah dibanding negara lain.

"Saya mohon Pak, bukan menyalahkan. Saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita sangat rapuh, sangat lemah. Bukan salah Bapak, salah enggak tahu saya. Elit," kata Prabowo.

Tiba-tiba ruangan menjadi gaduh. Terdengar suara tawa dari beberapa penonton debat. Prabowo naik pitam. Dia mempertanyakan penonton yang justru menertawakan kondisi negara.

"Yang ketawa, kenapa kalian ketawa? Pertahanan Indonesia rapuh, kalian ketawa, lucu ya. Kok lucu?," ujar dia.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP