Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sudah setahun lebih Rini Soemarno tak rapat dengan DPR

Sudah setahun lebih Rini Soemarno tak rapat dengan DPR Rini Soemarno. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menganggap kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai pengganti Menteri BUMN Rini Soemarno dalam rapat di DPR, adalah tindakan yang kurang sehat.

Sri Mulyani menggantikan Rini selama satu tahun lebih, sejak Juni 2016, karena rekomendasi Panitia Khusus Angket Pelindo II. Rekomendasi itu memerintahkan supaya Presiden Joko Widodo mengganti Rini dan menolak Rini untuk rapat di DPR. Namun hingga kini, rekomendasi itu tak digubris Presiden Jokowi.

"Kalau Menkeu merangkap Menteri BUMN padahal Menteri BUMN ada, kita juga nggak sehat. Ya terlepas dari rekomendasi Pansus Pelindo semua harus berjalan sesuai jalurnya," kata Taufik Kurniawan dalam siaran persnya, Jumat (8/9).

Karenanya, Taufik akan meminta rapat konsultasi dengan pemerintah untuk perkara ini. Apalagi ada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermasalah meski sudah mendapatkan Penyertaan Modal Negara.

"Setelah mendapat penjelasan dari Komisi XI, Komisi VI, terus terang saja Badan Anggaran juga sudah menyampaikan pembahasan kaitan pertanggungjawaban Menteri Keuangan bahwa BUMN yang sudah disetujui mendapatkan PMN, sudah mendapatkan kucuran itu rugi. Itu hal yang perlu dievaluasi oleh DPR karena melibatkan puluhan triliun rupiah," katanya.

Taufik menambahkan, masalah kerugian di BUMN ini juga dibahas di sela-sela rapat World Parliamentary Forum di Bali.

"BUMN yang mendapatkan kucuran PMN kok malah merugi, ini kan kepentingan bangsa dan negara. Mendingan untuk program prioritas Presiden. Ke mana BUMN yang mendapatkan prioritas PMN? Kami lebih setuju untuk BUMN yang program kerjanya mengarah kepada dukungan program pembangunan infastruktur Pak Presiden," kata Politikus PAN ini.

Untuk diketahui, ada 6 BUMN yang mengalami kerugian setelah menerima PMN. Hal ini diketahui setelah Menteri Keuangan menggelar rapat dengan Komisi XI pada Kamis (8/9).

Perusahaan tersebut adalah PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara X (Persero), PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP