Survei The Initiative Institute, elektabilitas Gus Ipul unggul tipis atas Khofifah

Merdeka.com - Lembaga The Initiative Institute (TII) menilai, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai incumbent dua periode perolehan suaranya masih stagnan. Kehadiran Abdullah Azwar Anas sebagai calon wakil gubernur, justru menjadi 'penyelamat bagi Gus Ipul di Pilgub Jawa Timur 2018.
"Artinya, poin bahwa kecenderungan perolehan suara Gus Ipul masih stagnan. Tidak cukup kuat. Maka pilihan Azwar Anas sebagai calon wakil gubernur ini yang kemungkinan bisa mendorong, mendongkrak perolehan suara Gus Ipul," kata Direktur TII, Airlangga Pribadi Kusuma, Minggu (22/10) sore.
Survei dilakukan The Initiative Institute periode 6-20 September 2017, menggunakan pendekatan multistage random sampling. Survei ini melibatkan 1016 responden yang tersebar di 108 desa atau kelurahan se-Jatim, dengan margin of error 3,2 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Dia melanjutkan, jika melihat posisi Khofifah Indar Parawansa saat ini berpotensi bersaing keras untuk mengejar ketinggalan. Meski masih belum mendeklarasikan maju, elektabilitas Khofifah justru menunjukkan peningkatan sekitar empat persen.
Menurut dia, elektabilitas Gus Ipul meski stagnan, tetap masih tertinggi yaitu 38,1 persen. Sementara Khofifah (32,8 persen). Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) mencapai 22,9 persen, dan Abdullah Azwar Anas (3,6 persen).
"Konfigurasi bahwa Gus Ipul, Syaifullah Yusuf itu pada peringkat pertama, disusul Bu Khofifah, Bu Risma, dan Azwar Anas. Kemungkinan besar pendukung dua nama ini (Risma dan Anas) akan diperebutkan dua kandidat, yaitu Gus Ipul dan Bu Khofifah," kata Airlangga.
Untuk popularitas nama Khofifah masih tertinggi dengan 98,9 persen, disusul Gus Ipul (98,1 persen), Risma (94.2 persen), dan Anas (70,3 persen).
"Yang menarik adalah kalau kita bandingkan dengan survei kami sebelumnya, suara Gus Ipul pada periode bulan April itu (elektabilitas) 33,2 persen. Sementara Khofifah, 28 persen. Artinya, kalau bicara trend, bahwa trend tokoh Khofifah leading dari Gus Ipul. Meskipun Gus Ipul dalam kondisi ini, lebih tinggi dari Khofifah," imbuhnya.
Menurut Airlangga, selisih kedua calon yang semakin lama semakin mendekat, menujukkan bahwa dinamika politik yang terus bergerak. "Pertanyaan kritisnya bahwa, Gus Ipul sebagai incumbent dua periode, ternyata elektabilitasnyaa masih belum cukup kuat, masih belum aman untuk menang," katanya.
Pengajar Departemen Politik Fisip Universitas Airlangga (Unair) ini menambahkan, kalau elektabilitas aman itu sekitar 50 persen untuk incumbent. Dengan selisih itu 10 persen. Menurut Airlangga, menjadi catatan tersendiri bagi Gus Ipul, dengan kondisi yang stagnan, Gus Ipul masih sulit untuk bisa menang.
"Nah dari situ, kita masuk ke calon wakil gubernur. Di tiga survei (yang sudah dilakukan TII), nama Azwar Anas cukup tinggi. Kalau kita melihat (pasangan Gus Ipul-Anas) sebenarnya posisi Gus Ipul diselamatkan oleh Anas," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya