Tim Anies-Sandi: Pelaku bagi-bagi sembako relawan baju kotak-kotak

Merdeka.com - Sekretaris tim pemenangan Anies-Sandiaga, Syarief menyayangkan momen masa tenang jelang masa pencoblosan diwarnai sejumlah pelanggaran. Salah satunya aksi bagi-bagi sembako untuk mendukung salah satu paslon.
"Ternyata masuk masa tenang ada indikasi kuat tentang dugaan pelanggaran pilkada, pertama soal sembako dan kedua masalah suket (surat keterangan)," kata Syarief di Posko Pemenangan Anies Sandi Jalan Cicurug No 6, Jakarta Pusat, Senin (17/4).
Syarief menuding sembako itu dibagikan kubu Ahok-Djarot di setiap kantong-kantong suara kemenangan Anies-Sandi saat putaran pertama. Syarief secara tegas menyebut pelakunya relawan pasangan calon nomor urut dua, Ahok-Djarot. "Pelakunya berbaju kotak-kotak dan menyebut relawan," ucap Syarief.
Anggota DPRD DKI Jakarta ini mengaku telah melaporkan tiga pelanggaran pemilu kepada Panwaslu DKI Jakarta. Dia berharap Bawaslu bisa menindak pembagian sembako yang semakin massif. Sebab pembagian sembako merupakan bentuk pembodohan kepada masyarakat. "Sembako ditahan dan dibagikan ke yatim piatu setelah pencoblosan," ucap Syarief.
Selain aksi bagi-bagi sembako, masalah lain di masa tenang Pilgub DKI adalah surat keterangan untuk bisa ikut mencoblos bagi warga Jakarta yang belum memiliki e-KTP. Hasil evaluasi Pilgub lalu pada tanggal 27 Maret pihaknya mengingatkan Dinas kependudukan dan catatan sipil (dukcapil) dan KPU DKI untuk menghentikan pemberian Suket. Namun nyatanya KPU DKI dan Dinas Dukcapil tak mengindahkan peringatan tersebut. Akibatnya pada putaran kedua ini, jumlah pemilih yang menggunakan Suket meningkat hingga 46.000.
Jumlah tersebut tak sesuai dengan jumlah warga DKI yang melakukan perekaman e-KTP. "Bulan April Suket baru distop. Tercatat pengguna Suket yang baru Ada 46.000. Kalau dijumlah (putaran pertama) 130.000 tapi catatan saya 150.000 ada yang tidak sesuai antara orang yang belum merekam e-KTP dengan suket," ujarnya.
Untuk menghindari kecurangan, dia meminta KPU DKI menginstruksikan petugasnya di TPS meminta para pemilih yang menggunakan Suket harus membawa kartu keluarga untuk verifikasi. "Kita punya komitmen demokrasi sehat. Orang yang hadir membawa suket harus dengan kartu keluarga," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya