Waketum PAN: Nilai tukar rupiah melemah, utang RI bengkak Rp 5,5 triliun

Merdeka.com - Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan khawatir nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. Menurutnya, pemerintah dan Bank Indonesia harus segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi hal ini. Pasalnya, akibat semakin melemahnya rupiah, berdampak cukup signifikan dan berpotensi ke arah politis.
Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (9/5), dibuka melemah 33 poin ke Rp 14.085 per 1 USD.
"Semakin hari, kurs rupiah semakin melemah. Kita berharap jangan sampai tembus ke angka Rp 15 ribu, dalam kaitan menghadapi dolar AS. Kementerian terkait dan BI harus mengambil langkah konkret, dengan menstabilkan nilai kurs. Fundamental ekonomi kita harus diperkuat, agar rupiah semakin menguat," kata Taufik kepada wartawan, Rabu (9/5).
Wakil Ketua DPR itu menambahkan, jika rupiah semakin melemah, dampaknya akan semakin terasa bagi negara dan pelaku usaha. Pelaku usaha yang menggunakan bahan baku impor, akan keberatan, karena transaksinya menggunakan dolar. Sementara dampak terhadap negara, akan terjadi pembengkakan kewajiban membayar utang luar negeri Indonesia hingga Rp 5,5 triliun.
"Selisih pembengkakan ini cukup tinggi, bahkan hingga Rp 5,5 triliun. Dengan begitu, ruang fiskal kita semakin sempit, hanya karena perbedaan kurs itu. Walaupun di satu sisi kita bisa membayar utang jatuh tempo. Negara dan BI diharapkan hadir untuk menstabilisasi kurs ini, jangan sampai tembus Rp 15 ribu," tegas Taufik.
Bila ditarik sejak awal tahun 1 Januari 2018, dolar AS memang tengah berada pada tren penguatan. Posisi tertingginya tercatat pada hari Senin di Rp 13.970.
Pada Januari, nilai dolar AS sebenarnya terus menurun hingga menyentuh level terendah tahun ini di Rp 13.289 yang tercatat pada 21 Januari 2018. Sejak itu dolar AS tak pernah melemah lagi dan cenderung menguat hingga hari ini.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya