Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wasekjen PPP bandingkan Mahathir Mohamad dengan Amien Rais

Wasekjen PPP bandingkan Mahathir Mohamad dengan Amien Rais Amien Rais di DPR. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menilai, kemenangan Mahathir Mohamad yang berasal dari kubu oposisi di Pemilu Malaysia tidak bisa dijadikan rujukan kubu oposisi di Indonesia. Menurutnya, aspek sosiokultural politik Malaysia dan Indonesia berbeda.

"Terlalu jauh mengatakan pihak oposisi Malaysia jadi cerminan oposisi di Indonesia," kata Awiek sapaan Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (11/5).

Kalahnya Najib Razak dan Barisan Nasional sebagai petahana dikarenakan adanya dua kekuataan besar oposisi yang berkoalisi, yakni Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim. Mereka bisa menang karena pemerintahan Najib Razak dikaitkan dengan skandal korupsi.

"Saat ini Najib terkena kasus korupsi kemudian apakah di Jakata seperti itu, kan tidak. Kedua, menangnya pihak koalisi oposisi itu karena adanya dua kekuatan besar yang bersatu. Padahal selama ini berseteru yakni Mahatir Mohammad dan Anwar Ibrahim," tegasnya.

Sementara, Awiek mempertanyakan sosok 'Mahathir'-nya Indonesia yang mampu menumbangkan calon presiden petahana Joko Widodo di Pemilu Serentak 2019.

Awiek mengklaim, tak ada sosok seperti Mahathir di Indonesia, bahkan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais sekalipun.

"Nah di Indonesia siapa Mahathir Mohamad-nya Indonesia? Amien rais? Darimana mengukurnya. Beliau tokoh senior, tapi kalau ada yang memadankan Mahathir dengan Amien Rais darimana ngukurnya?" klaimnya.

"Mahathir (dulu) PM, lama, di Indonesia itu ya presiden, emang pernah Amien Rais jadi presiden. Wong dia jadi ketua MPR banyak amandemen UUD 1945, siapa? Ya zamannya Pak Amien Rais yang jadi keran liberalisasi yang kita rasakan baik ekonomi maupun politik," sambung Awiek.

Bagi Awiek, tak ada ancaman serius bagi Jokowi dari pihak oposisi pada Pemilu 2019, seperti yang terjadi di Malaysia. "Jadi saya tak melihat itu ancaman serius bagi Pak Jokowi karena situasi sosialpolitik berbeda," tandasnya.

Kemenangan oposisi Malaysia yang dipimpin Mahathir Mohamad adalah dampak evaluasi kinerja pemerintahan PM Najib Razak yang dinilai kurang memuaskan oleh mayoritas masyarakat Negeri Jiran. Apalagi, PM yang memerintah sejak 2009 diduga terlibat skandal korupsi 1MDB yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.

Mahathir Mohammad resmi menjabat kembali sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah mengucapkan sumpah jabatan di Istana Negara, Damansara, Malaysia, Kamis (10/5) malam.

Kemenangan Mahathir ini dinilai Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais akan berdampak di Indonesia. Dia yakin kemenangan yang sama akan diraih partai oposisi di Indonesia di pemilu 2019 mendatang.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP