Awas, Botol Plastik dan Kaleng Bisa Memicu Hipertensi
Merdeka.com - Kemudahan serta banyaknya pilihan menyebabkan konsumsi menggunakan botol plastik dan kaleng sebagai hal yang tak dapat dihindari saat ini. Namun ternyata kebiasaan ini perlu untuk kita kurangi dan dihindari.
Dilansir dari Hello Sehat (hellosehat.com), penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahan kimia yang umum dalam wadah minuman kaleng dan botol plastik dapat meresap ke dalam minuman dan meningkatkan tekanan darah dalam beberapa jam.
Penelitian ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang kimia bisphenol A, atau BPA, yang banyak ditemukan dalam botol plastik, kemasan plastik, dan lapisan kaleng makanan dan minuman. Paparan kronis BPA telah dikaitkan dengan penyakit jantung, kanker, dan masalah kesehatan lainnya. Namun studi terbaru ini menunjukkan bahwa bahan kimia memiliki dampak langsung dan cepat pada kesehatan jantung.
-
Mengapa BPA dianggap sebagai zat pengganggu endokrin? “Dalam hal ini, Bisphenol A (BPA) dianggap sebagai zat pengganggu endokrin,“ papar tim tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam publikasi hasil penelitian mereka yang berjudul “Bisphenol-A exposure and risk of breast and prostate cancer in the Spanish European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition study“ (2021).
-
Kenapa BPA berbahaya? Banyak bahan kimia yang disebutkan dan berkaitan dengan risiko kesehatan, di antaranya adalah BPA.'Walhasil, hal ini menjadi masalah bukan hanya masalah nasional, tapi juga regional, bahkan jadi masalah global. BPA bisa masuk dalam chemical of concern itu banyak hal. Pertama, yang menjadi hal penting adalah kaitan dengan kesehatan. Kalau kaitan dengan kesehatan itu nomor satu,' kata Prof Chalid.
-
Apa aja dampak BPA ke tubuh? Menjawab pertanyaan Validnews, Ema menyebut sejumlah penyakit yang berkorelasi dengan kontaminasi BPA pada tubuh, termasuk gangguan sistem reproduksi baik pria maupun wanita, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, gangguan perkembangan kesehatan mental dan Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak.
-
Kenapa BPA perlu dibatasi di produk pangan? Meskipun mengakui bahwa banyak faktor yang berkontribusi terhadap epidemi obesitas pada anak, Lunder mengusulkan agar FDA dapat mengambil tindakan segera untuk mengatasi salah satu penyebabnya, yakni BPA.
-
Apa itu BPA? 'Kalau bicara dilarang, sebenarnya (BPA) sudah lama dilarang di beberapa negara. Itu sudah ada dalam kesepakatan bahan-bahan kimia yang kategorinya berbahaya,' kata Prof Chalid, dalam sebuah talkshow, di Jakarta (30/10).
Studi ini menemukan bahwa ketika orang minum susu kedelai dari kaleng, kadar BPA dalam urin mereka meningkat secara drastis dalam waktu dua jam, begitu juga dengan tekanan darah mereka. Tapi ketika mereka minum minuman yang sama dari botol kaca yang mana tidak mengandung BPA, tidak ada perubahan yang signifikan pada tingkat BPA atau tekanan darah.
Jika terjadi sesekali saja mungkin tidak terlalu berbahaya. Tapi temuan ini menunjukkan bahwa orang-orang yang minum dari beberapa kaleng atau botol plastik setiap hari, dalam jangka waktu panjang dapat terjangkit hipertensi.
Studi ini juga menunjukkan, sekitar 30 persen orang dewasa menderita hipertensi dan memiliki paparan BPA di mana-mana. Seiring dengan tingkat hipertensi yang tinggi di negeri ini, yang makin lama juga makin meningkat, tidak ada yang benar-benar menyadari pengaruh botol minuman plastik dan kaleng sebagai salah satu penyebab hipertensi.
BPA telah digunakan sejak tahun 1960-an untuk membuat produk sehari-hari yang tak terhitung jumlahnya seperti botol plastik, wadah makanan, lensa kontak, cangkir, bahkan botol bayi. Bahan kimianya dapat larut ke dalam makanan, dan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika yang telah diuji memiliki BPA dalam urin mereka.
BPA merupakan endokrin yang dapat meniru estrogen. Pada tahun 2012, the Food and Drug Administration mengatakan BPA tidak bisa lagi digunakan dalam botol bayi dan cangkir minum anak-anak. Pada tahun 2010 pemerintah Kanada bahkan secara resmi menyatakan BPA merupakan zat beracun dan dilarang untuk semua produk anak-anak.
Beberapa penelitian mengaitkan tingkat BPA tinggi pada urin dengan risiko hipertensi, jantung, dan penyakit arteri perifer. Namun penelitian ini hanya menunjukkan korelasi saja, dan tidak memberikan bukti bahwa BPA adalah penyebabnya
Penelitian terbaru meneliti 60 responden yang berusia lanjut, yang sebagian besar adalah perempuan. Mayoritas responden tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Mereka kemudian ditugaskan untuk minum susu kedelai dari kaleng atau botol kaca tiga kali seminggu.
Para peneliti memilih susu kedelai karena tidak memiliki sifat meningkatkan tekanan darah. Dan tidak seperti soda, jus buah, dan minuman asam lainnya yang dapat menyerap BPA dari wadah plastik, susu kedelai dianggap cukup netral.
Ketika minum dari botol kaca, studi menemukan bahwa kadar BPA di urin mereka tetap cukup rendah. Tapi dalam waktu dua jam setelah minum dari kaleng, tingkat BPA mereka sekitar 16 kali lebih tinggi.
Seiring dengan tingkat BPA yang naik, demikian pula hasil tes tekanan darah sistolik mereka yang menunjukan rata-rata sekitar lima milimeter air raksa. Secara umum, setiap kenaikan 20 milimeter tekanan darah sistolik menggandakan risiko penyakit kardiovaskular.
BPA dikenal untuk memblokir reseptor estrogen tertentu yang dianggap dapat memperbaiki pembuluh darah dan mengontrol tekanan darah. Bahan kimia ini juga dapat mempengaruhi tekanan darah secara tidak langsung dengan mengganggu hormon tiroid.
Mengenai permasalahan penyakit hipertensi atau jantung, dokter dan pasien harus menyadari potensi meningkatnya tekanan darah saat mengonsumsi makanan dan minuman kaleng.
Oleh karena itu, disarankan untuk memilih makanan segar dan botol kaca daripada kaleng dan kemasan plastik. Karena kekhawatiran konsumen, beberapa botol dan produk makanan kemasan sekarang menulis klaim “bebas BPA” pada label mereka. Namun, produk ini sering mengandung alternatif kimiawi serupa, seperti bisphenol S. Satu studi dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa produk plastik yang diiklankan “bebas BPA” masih dapat menyerap bahan kimia lain dengan aktivitas estrogenik, yang beberapa di antaranya bahkan lebih berbahaya daripada BPA.
Tentang Hello Sehat Indonesia
Didirikan pada April 2016, Website Hello Sehat membahas lebih dari 15.000 topik seputar gaya hidup sehat, kehamilan, kesehatan keluarga, termasuk juga kamus penyakit dan obat yang semua kontennya telah diverifikasi oleh dokter dan ahli kesehatan profesional. Sebagai bagian dari Hello Health Group, kami bertujuan untuk menjadi penyedia informasi kesehatan nomor satu di Indonesia, yang memungkinkan semua orang mendapat akses ke warta kesehatan yang terpercaya, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan bahagia. (mdk/feb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Regulasi aturan pelabelan BPA harus dipatuhi oleh industri mengingat risikonya yang tak bisa diabaikan dari sisi kesehatan.
Baca SelengkapnyaZat kimia seperti BPA ini nyatanya dapat memberikan berbagai bahaya bagi tumbuh dan kembangnya janin di dalam kandungan.
Baca SelengkapnyaDi dalam peraturan tersebut, BPOM mewajibkan pencantuman potensi bahaya BPA pada kemasan polikarbonat yang biasa digunakan pada AMDK.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog mendukung upaya pelabelan bahaya BPA pada galon guna ulang sebagai upaya perlindungan pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPaparan BPA, terutama saat janin masih dalam kandungan, bisa menyebabkan kelainan pada organ reproduksi pria.
Baca SelengkapnyaTemuan ini makin mengintensifkan topik seputar risiko kesehatan yang terkait paparan BPA di Amerika Serikat dan di banyak negara lain di dunia.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini resmi disahkan per 1 April 2024 yang tujuannya untuk melindungi masyarakat dari potensi bahaya BPA dalam jangka panjang.
Baca SelengkapnyaEma menyatakan pemerintah mengantisipasi dampak kesehatan tersebut dengan mengeluarkan kebijakan pelabelan BPA.
Baca SelengkapnyaOpini yang mengesampingkan bahaya BPA banyak beredar, masyarakat diharapkan kritis dalam memilah informasi yang ada.
Baca SelengkapnyaYLKI menganggap bahwa kehadiran label peringatan ini dapat melindungi konsumen luas dari risiko BPA.
Baca SelengkapnyaPlastik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, namun nyatanya ada bahaya mengintai di baliknya.
Baca SelengkapnyaBPA adalah salah satu bahan baku pembentuk polikarbonat, jenis plastik keras yang di Indonesia masif digunakan industri air minum sebagai kemasan galon bermerek
Baca Selengkapnya