Berpikir Terlalu Pendek Bisa Buat Usia Kamu Menjadi Lebih Pendek
Merdeka.com - Banyak orang yang setiap hari berpikir secara keras baik untuk belajar atau bekerja. Hal ini sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari dan juga rutinitas mereka.
Walau begitu, ternyata berpikir terlalu keras bisa memberi dampak yang cukup besar pada otak. Dilansir dari NY Post, diketahui bahwa berpikir terlalu keras ternyata bisa memperpendek usia.
Hal ini tentu saja berkebalikan dengan pandangan yang ada sebelumnya. Banyak orang menganggap bahwa tetap aktif secara mental hingga usia tua bisa membuat otak tetap sehat.
-
Dampak apa yang ditimbulkan overthinking terhadap kesehatan mental? Overthinking seringkali terkait dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum (GAD) atau gangguan kecemasan sosial. Hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala seperti ketegangan, stres berlebihan, rasa cemas yang persisten, dan kekhawatiran kronis.
-
Mengapa kurang tidur bisa mempercepat penuaan otak? Pada usia 40-an, kekurangan tidur bisa mempercepat proses penuaan otak. Berdasarkan penelitian, dampaknya mulai dirasakan saat memasuki usia 50-an.
-
Apa kebiasaan buruk yang bisa memperpendek usia? Kebiasaan buruk yang terus menerus dilakukan bisa memicu berbagai penyakit serius yang mempercepat penuaan dan menurunkan kualitas hidup.
-
Apa dampak gaya hidup tidak sehat terhadap otak? Gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape, serta kebiasaan begadang, dapat secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya demensia.
-
Bagaimana amusia memengaruhi otak? Pemindaian otak menunjukkan bahwa otak orang yang mengalami amusia menerima dan merespons informasi nada, tetapi informasi tersebut tidak sampai ke kesadaran. Neuron-neuron merespons perbedaan nada yang tidak dapat mereka bedakan sendiri.
-
Kebiasaan apa yang bisa memperlambat kerja otak? Kurangnya paparan cahaya matahari juga dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Paparan sinar matahari membantu menjaga fungsi otak tetap optimal dan kurangnya cahaya alami dapat menyebabkan depresi yang memperlambat kerja otak.
Hasil penelitian mengejutkan ini telah diterbitkan pada jurnal Nature. Temuan ini didapat setelah peneliti menganalisis jaringan otak setelah kematian. Mereka membandingkan orang yang hidup hingga usia 100 tahun dan mereka yang meninggal pada usia 60an hingga 70an.
Tim dari Harvard Medical School menemukan bahwa mereka yang hidup snagat tua, seseorang yang meninggal pada usia lebih mudah memiliki tingkat protein lebih rendah sehingga aktivitas otak lebih sedikit. Protein yang dimaksud tersebut mampu melindungi dari penyakit alzheimer berdasar penelitian sebelumnya.
"Temuan ini bisa memiliki konseksuensi sangat luas bagi fisiologi dan jangka hidup," ujar Bruce Yanker, profesor genetik dan neurologi dari Harvard Medical School.
Meditasi Bisa Memecahkan Masalah
Yanker saat ini tengah mempelajari bagaimana obat-obatan yang menarget protein bisa mengobati penyakit seperti Alzheimer's dan penuaan. Namun peneliti tidak mengetahui bagaimana tepatnya hal ini berhubungan dengan jangka hidup.
Menurutnya, penelitian mereka juga bisa mengungkap manfaat potensial dari aktivitas lain yang mempengaruhi ritme neural seperti meditasi. Hal ini disebutnya mungkin bisa membantu mengatasi hilangnya ingatan.
"Masa depan yang meyakinkan dari penelitian akan menentukan bagaimana temuan ini berhubungan dengan fungsi otak manusia dalam urutan lebih tinggi," tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketahui alasan mengapa kita merasa bahwa waktu lebih cepat berlalu seiring bertambahnya usia kita.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang harus dihindari untuk menjaga kesehatan.
Baca SelengkapnyaOverthinking dapat menyebabkan dampak pada kesehatan mental bahkan merembet hingga kesehatan fisik.
Baca Selengkapnyaenarkah berpikir bisa memiliki dampak yang membakar kalori dalam jumlah banyak sama seperti saat berolahraga fisik?
Baca SelengkapnyaOtak bisa bertambah tua seiring usia. Sejumlah cara bisa dilakukan mengatasinya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Ungkap Sejak 1930 Otak Manusia Berkembang Tapi IQ Gen Z Justru Turun
Baca SelengkapnyaOptimalnya kemampuan otak bisa sangat berbeda tergantung kemampuan apa yang kita bahas.
Baca SelengkapnyaAktivitas remeh temeh ini berkontribusi terhadap faktor orang cepat lelah.
Baca SelengkapnyaTernyata ukuran otak generasi muda lebih besar dari generasi sebelumnya. Ini dampak bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaMeningkatkan ingatan di usia 30-an bisa berdampak luar biasa pada kemampuan otak kita seumur hidup.
Baca SelengkapnyaWaktu terasa lebih cepat seiring bertambahnya usia karena otak kita memproses informasi lebih lambat.
Baca SelengkapnyaPenelitian mengungkapkan bahwa individu yang mengalami benturan kepala serius berisiko mengalami gangguan kognitif jangka panjang.
Baca Selengkapnya