Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bertambahnya Penduduk Usia Tua Diprediksi Sebabkan Tsunami Katarak pada Tahun 2030

Bertambahnya Penduduk Usia Tua Diprediksi Sebabkan Tsunami Katarak pada Tahun 2030 Bakti sosial operasi katarak di RS EMC Sentul. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Semakin bertambahnya penduduk usia tua di Indonesia pada tahun 2030 mendatang diprediksi bakal meningkatkan jumlah penderita masalah kesehatan. Masalah kesehatan mata diprediksi bakal meningkat pesat pada saat itu sehingga terjadi 'tsunami katarak' di Indonesia.

"Jumlah penduduk terus meningkat dari tahun ke tahun untuk usia di atas 50 tahun. Pada tahun 2030 kurang lebih sepertiga barangkali penduduk di Indonesia berusia di atas 50 tahun," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) M. Sidik di Gedung Kementerian Kesehatan.

"Itu adalah usia seseorang akan menderita katarak. Jadi jumlah katarak pasti akan bertambah banyak," kata Sidik melanjutkan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa katarak adalah kekeruhan lensa yang disebabkan proses penuaan atau sebab lain, sehingga menyebabkan penurunan tajam penglihatan hingga terjadi kebutaan. Kondisi ini biasa dimulai ketika seseorang menginjak usia 40 atau 50 tahun. Sementara, beberapa kasus bisa dikenali pada bayi atau anak dan merupakan kelainan sejak lahir.

Hal yang paling ditakutkan dari kondisi tersebut, tentu saja bertambahnya jumlah pasien yang mengalami kebutaan akibat katarak. Indonesia diminta untuk lebih waspada.

Penanganan Katarak Belum Optimal

Sidik menilai bahwa jumlah penanganan atau operasi katarak di Indonesia masih belum cukup.

Berdasarkan cataract surgical rate atau jumlah operasi katarak yang dilakukan dalam satu juta penduduk per tahun, angka Indonesia saat ini sudah lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya.

"Angka kita, alhamdulillah, kalau tahun-tahun sebelumnya 700 sekarang kurang lebih sekitar 1.200 operasi katarak per tahun. Artinya, sebanyak lebih dari 300 ribu operasi dilakukan dalam setahun," Sidik menjelaskan.

Namun, melihat masih lebih tingginya penderita katarak dibanding angka operasi, hal itu belum cukup. Idealnya cakupan operasi mencapai 80 persen, sementara di Indonesia saat ini baru mencapai 45 persen.

"Ada banyak hal penyebabnya, mulai dari pengetahuan penduduk dan masyarakat banyak yang menganggap katarak tidak dioperasi, sehingga kekhawatiran masih tinggi, ditambah lagi bonus demografi yang tinggi," tandasnya.

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP