Haid Tidak Lancar dan Masalah PMS Jadi Menjadi Tantangan Selama Puasa Ramadan
Puasa Ramadan dapat memengaruhi kesehatan reproduksi, simak masalah yang mungkin timbul dan cara mengatasinya.

Puasa Ramadan membawa banyak manfaat kesehatan, tetapi juga dapat memicu masalah kesehatan reproduksi bagi sebagian orang. Perubahan pola makan, tidur, dan stres yang terjadi selama bulan suci ini dapat memengaruhi keseimbangan hormon, khususnya pada wanita.
Salah satu masalah yang sering terjadi adalah gangguan menstruasi. Banyak wanita mengalami menstruasi tidak teratur, siklus yang lebih pendek atau lebih panjang, bahkan amenore atau tidak menstruasi sama sekali. Hal ini biasanya disebabkan oleh perubahan pola makan yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang berperan penting dalam siklus menstruasi. Selain itu, kurang tidur dan stres dapat meningkatkan kadar kortisol, yang selanjutnya mengganggu keseimbangan hormon reproduksi.
Halodoc mencatat adanya tren peningkatan konsultasi tentang haid tidak lancar sebesar 16% selama bulan Ramadan. Mitra dokter spesialis Halodoc, dr. Gracia Merryane Rauw, Sp.OG, mengatakan, "Di Indonesia, prevalensi wanita yang mengalami gejala haid tidak nyaman atau nyeri saat menstruasi diperkirakan berkisar antara 60-75%, terutama di kalangan wanita muda."
Dr. Gracia juga memberikan tips untuk mengelola gejala Premenstrual Syndrome (PMS) saat Ramadan. "Menjalani Ramadan dengan nyaman tetap bisa dilakukan meskipun sedang mengalami gejala PMS. Pastikan tubuh tetap terhidrasi, konsumsi makanan bergizi, dan hindari makanan asin serta manis berlebihan. Lakukan olahraga ringan dan kelola stres dengan baik agar tubuh tetap bugar," jelasnya.
Selain gangguan menstruasi, ada juga peningkatan konsultasi kesehatan reproduksi selama Ramadan. Data menunjukkan bahwa banyak wanita mencari informasi mengenai menstruasi tidak teratur dan kontrasepsi. Hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan obat penunda menstruasi untuk beribadah, kekhawatiran akan efek samping obat hormonal, atau kebutuhan kontrasepsi pasca-Ramadan. Peningkatan konsultasi ini mencerminkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi Selama Ramadan
Untuk menjaga kesehatan reproduksi selama Ramadan, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, konsumsi makanan bergizi seimbang. Pastikan asupan nutrisi tetap terpenuhi meskipun sedang berpuasa. Makanan yang kaya protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, vitamin, dan mineral sangat penting. Perhatikan juga asupan zat besi, asam folat, dan zinc yang berperan dalam kesehatan reproduksi.
Kedua, hidrasi yang cukup sangat penting. Minumlah air putih yang cukup, terutama saat sahur dan berbuka puasa. Hindari minuman manis yang berlebihan yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Ketiga, kelola stres dengan baik. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres, dan pastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
Keempat, jaga kebersihan organ intim dengan baik. Bersihkan area genital secara teratur dengan air bersih dan hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi atau bahan kimia keras. Jika mengalami gangguan menstruasi yang signifikan, nyeri hebat saat menstruasi, atau masalah kesehatan reproduksi lainnya, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Halodoc, sebagai layanan kesehatan digital, berkomitmen untuk mempermudah akses kesehatan bagi masyarakat. Di bulan suci ini, Halodoc meluncurkan kampanye #SehatTanpaCobaan yang bertujuan menyediakan solusi kesehatan yang mudah diakses. Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, menyampaikan, "Selama Ramadan, perubahan gaya hidup dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang seringkali luput dari perhatian adalah kesehatan reproduksi."
Peningkatan Kesadaran akan Kesehatan Reproduksi
Selain itu, terdapat tren konsultasi mengenai kontrasepsi yang meningkat 48% dalam satu minggu setelah Lebaran. Dr. Gracia menekankan pentingnya perencanaan keluarga yang matang. "Perencanaan keluarga yang baik dimulai dengan memilih metode kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pastikan juga kenyamanan dalam penggunaannya," ujarnya.
Fibriyani menambahkan bahwa Halodoc akan menghadirkan informasi kesehatan yang relevan, termasuk webinar interaktif tentang kesehatan reproduksi dan mental menjelang Lebaran. Dengan layanan yang lengkap dan tepercaya, Halodoc siap menjadi mitra kesehatan masyarakat kapan pun dan di mana pun.
Dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan dari layanan kesehatan, menjaga kesehatan reproduksi selama Ramadan dapat dilakukan dengan lebih baik. Setiap individu memiliki kondisi tubuh yang berbeda, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan panduan yang sesuai.