Ternyata, pemanis buatan pun picu diabetes
Merdeka.com - Konsumsi gula berlebih menjadi salah satu gaya hidup orang zaman sekarang yang mendatangkan berbagai penyakit serius. Salah satunya adalah diabetes.
Sebagian orang yang memiliki kadar gula darah berlebih beralih menggunakan pemanis buatan non-kalori yang luas diiklankan sebagai pemanis mencegah diabetes.
Ternyata, konsumsi pemanis buatan itu bukanlah solusi yang tepat.
-
Kenapa gula tambahan berbahaya? Konsumsi gula berlebihan telah terbukti merugikan bagi kesehatan kita. Gula tambahan ini bisa terdapat dalam minuman bersoda, permen, dan makanan olahan. Keberadaan gula tambahan ini dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker, dan kerusakan gigi.
-
Kenapa minuman manis bahaya buat diabetes? Ketika dikonsumsi, gula tersebut dengan cepat mencapai aliran darah dan menyebabkan peningkatan gula darah yang drastis. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi insulin dalam tubuh dan menyebabkan resistensi insulin.
-
Kenapa minuman manis bahaya untuk diabetes? Gula yang terkandung dalam minuman manis tidak hanya menambah kalori, tetapi juga dapat berdampak negatif pada berat badan Anda. Jika minuman manis ini dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan sering, maka risiko diabetes akan semakin meningkat.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko konsumsi Pemanis Buatan? Penting untuk membaca label dengan cermat, membatasi konsumsi makanan olahan, dan beralih ke makanan alami sebanyak mungkin.
-
Kenapa konsumsi gula berlebihan berdampak buruk? Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori berlebih, sehingga tak heran jika dapat menyebabkan peningkatan berat badan pula.
-
Kenapa kita perlu waspada dengan Pemanis Buatan? Meskipun pemanis buatan memberikan rasa manis tanpa kalori, beberapa dari mereka dapat berdampak negatif pada metabolisme dan kesehatan secara keseluruhan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Dilansir dari Tech Times, Selasa (24/4/2018), sebuah studi menunjukkan pemanis buatan pengganti gula, seperti aspartam dan asesulfam dapat menimbulkan masalah kesehatan terkait konsumsi gula berlebih, serta makanan dan minuman manis.
Salah seorang peneliti dari Medical College of Wisconsin dan Marquette University, Brian Hoffmann mengungkapkan setelah dirinya bersama rekan peneliti memberi makan pemanis buatan pada tikus selama tiga minggu, sampel darah hewan tersebut menunjukkan perubahan konsentrasi lemak, asam amino, dan biokimia yang signifikan.
Jika dikonsumsi terus-menerus, pemanis ini justru dapat menimbun lemak di tubuh, yang kemudian menyebabkan diabetes dan obesitas. Kadar gula dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi untuk membakar lemak menjadi otot.
Namun demikian, ketika masuk ke tubuh, pemanis buatan tidak dapat menjalani fungsi yang sama dengan gula. Artinya, ketika mengonsumsi pemanis ini, tubuh tidak mendapatkan energi untuk membakar lemak tersebut. Akibatnya, tubuh menjadi kelebihan lemak, yang menyebabkan obesitas.
Hubungan diabetes dan obesitas
Penelitian yang dilakukan oleh Hoffmann dan rekannya menunjukkan pemanis buatan non-kalori mengubah cara tubuh mendapatkan energi dan memproses lemak. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan pemanis rendah kalori yang justru meningkatkan kasus diabetes dan obesitas.
"Dalam studi kami, gula dan pemanis buatan sama-sama memiliki efek negatif terkait diabetes dan obesitas. Namun, keduanya memiliki mekanisme yang berbeda satu dengan yang lain," ujar Hoffmann, mengutip dari Tech Times.
Ilustrasi gula pasir © Shutterstock
Temuan tersebut mengungkapkan asesulfam pada pemanis buatan non-kalori terakumulasi dalam darah. Konsentrasi senyawa yang lebih tinggi dapat menimbulkan efek berbahaya pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah.
Hoffmann menegaskan, konsumsi pemanis buatan terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, yang kemudian berkembang menjadi diabetes dan obesitas.
Reporter:Aretyo Jevon Perdana
Sumber: Liputan6.com (mdk/ita)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski dianggap lebih baik, namun konsumsinya yang berlebihan dapat membawa dampak buruk. Apalagi dengan banyaknya pemanis buatan dalam makanan anak-anak.
Baca SelengkapnyaAda banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari mengonsumsi minuman manis secara berlebihan, dan penting bagi kita untuk memahami risiko-risiko tersebut.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi gula dalam batas yang tak normal dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi tubuh.
Baca SelengkapnyaApakah manisan buah masih sama sehatnya dengan buah asli yang langsung dikonsumsi? Ini fakta kandungan gizinya.
Baca SelengkapnyaSakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk makanan.
Baca SelengkapnyaMinuman kemasan dengan rasa manis tidak memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat.
Baca SelengkapnyaDi balik kenikmatan makanan manis, mengonsumsinya secara berlebihan dapat membawa berbagai dampak negatif bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaDibanding konsumsi gula langsung, minuman kemasan berpemanis bisa memiliki dampak lebih besar ke tubuh kita.
Baca SelengkapnyaFruktosa diketahui memiliki harga yang lebih terjangkau dari pada gula pasir sehingga banyak digunakan pada makanan dan minuman kemasan.
Baca SelengkapnyaMengurangi konsumsi gula bisa dilakukan secara perlahan dengan menerapkan berbagai cara.
Baca SelengkapnyaSejumlah makanan yang sering kita anggap sehat ternyata tidak memiliki manfaat sehebat yang kita perkirakan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi minuman manis yang dilakukan seseorang terutama anak bisa menjadi penyebab terjadinya obesitas.
Baca Selengkapnya