Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Memulai Urban Farming dari Sampah Dapur

Memulai Urban Farming dari Sampah Dapur Urban Farming. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Anjuran tetap tinggal di rumah akikbat terdampak Covid-19 ternyata memunculkan banyak hobi baru digandrungi masyarakat. Salah satunya berkebun. Terlebih lagi ketika masa awal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), banyak masyarakat kesulitan akses untuk keluar rumah dan mendapat bahan makanan. Tidak jarang masyarakat menyiasatinya dengan berkebun di rumah atau urban farming.

Mendengar kata urban farming masih terasa asing di telinga beberapa masyarakat. Lantas apakah urban framing itu?

“Pada dasarnya prinsip urban farming adalah kegiatan menanam tanaman yang bisa dikonsumsi yang ditanam di pekarangan rumah atau lahan sekitar,” ujar Wati, salah seorang anggota dari komunitas Jakarta Berkebun, Kamis (6/8).

Kegiatan berkebun dapat menjadi ruang produktif di kala pandemi. Karena menurut dia, tidak hanya kita bisa menghasilkan bahan pangan sendiri aman dikonsumsi, kegiatan ini juga bisa dilakukan bersama keluarga di rumah.

Hal yang dibutuhkan dalam berkebun juga tidaklah terlalu sulit.Pertama perlu alat dan bahan seperti media tanam, pot atau wadah, bibit, dan pupuk. Tanaman pangan biasanya membutuhkan sinar matahari selama delapan jam setiap harinya. Maka dari itu, apabila ingi memulainya harus selalu memastikan tanaman terkena sinar matahari yang cukup.

Bagi yang masih ragu untuk memulai melakukan urban farming, ternyata bisa diakali dengan memanfaatkan sampah dapur. Pemula bisa memanfaatka sampah dapur dijadikan bahan berkebun seperti biji cabai, potongan akar daun bawang, potongan akar daun seledri, dan rempah rempah seperti jahe dan kunyit. Dengan memanfaatkan sampah dapur ternyata bisa menjadi awal untuk memulai berkebun di rumah.

“Itu regrow, misalnya kita beli cabai kadang ada yang bagus dan yang pedas, jadi kita manfaatkan ambil bijinya untuk ditanam,” jelas Wati.

Tidak hanya biji cabai, contoh lainnya ketika membeli daun bawang dan seledri di pasaran. Biasanya masih terdapat akarnya. Batang dan akar yang biasanya tidak dipakai akan dibuang. Rupanya, ada cara yang bisa kita lakukan agar batang dan akarnya tidak sia-sia. Caranya mudah, potong sekitar 10 cm dari akar dan batang yang ada akarnya itu untuk ditanam. Ada juga stek batang katuk dan papaya jepang yang batangnya tinggal kita tancapkan ke media tanam.

Sampah dapur selain digunakan untuk menjadi langkah awal berkebun, ternyata juga bisa digunakan sebagai kompos. Kulit buah dan sayur yang rusak bisa dimanfaatkan kembali. Dengan cara kulit buah atau sayur rusak disiram pupuk organik cair untuk membantu proses penguraian dan ditaburi sekam bakar agar tidak berbau. Kompos harus diaduk seminggu sekali dan hasil akhirnya menjadi kompos padat dan pupuk cair dalam waktu dua sampai tiga bulan.

Terdapat beberapa metode berkebun yang bisa kita coba sendiri di rumah. Seperti sistem hidroponik yaitu budidaya tanaman dengan media selain tanah dan memanfaatkan air untuk menyalurkan unsur hara ke tanaman. Salah satunya cabai dan sawi hijau yang mudah ditanam.

Kedua, ada metode vertical garden yang bisa dipakai untuk lahan terbatas. Selain memberikan kesegaran dapat juga mempercantik dinding rumah.

Terakhir ada menanam tanaman dalam pot. Metode terakhir ini bisa menjadi pilihan karena biasa ditanam di lahan yang sempit. Contohnya jeruk dan jambu biji. Kedua metode terakhir dapat menjadi pilihan bagi Anda yang ingin berkebun tapi memiliki lahan yang minim.

Apapun metode dalam berkebun kembali menjadi pilihan masing-masing. Dalam berkebun, niat menjadi hal yang terutama, karena dalam berkebun dibutuhkan proses yang tidak sebentar dan juga perawatan.

Reporter Magang: Febby Curie Kurniawan (mdk/gil)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sekelompok Pemuda di Bandung Ciptakan Cara Healing Unik, Sulap Lahan Jadi Kebun Pangan
Sekelompok Pemuda di Bandung Ciptakan Cara Healing Unik, Sulap Lahan Jadi Kebun Pangan

Setidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan
Berawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan

Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.

Baca Selengkapnya
Pak RT di Sleman Ubah Lahan Terbengkalai Penuh Sampah Jadi Kebun Sayur Bersama Warga, Beri Dampak Ekonomi hingga Lingkungan
Pak RT di Sleman Ubah Lahan Terbengkalai Penuh Sampah Jadi Kebun Sayur Bersama Warga, Beri Dampak Ekonomi hingga Lingkungan

Melihat ada sebuah lahan kosong di tempatnya terbengkalai, Purnomo mengajak warga untuk mengelolanya menjadi kebun sayur. Keberadaannya beri banyak manfaat.

Baca Selengkapnya
Warga Tuminting & BRI Ubah Lahan Timbunan Sampah Jadi Lahan Urban Farming 'BRInita'
Warga Tuminting & BRI Ubah Lahan Timbunan Sampah Jadi Lahan Urban Farming 'BRInita'

Di lahan berukuran 10x30 meter di Tuminting Lingkungan IV tersebut, masyarakat membudidayakan tanaman hortikultura.

Baca Selengkapnya
BRI Peduli Inspirasi Bertani di Kota (BRInita) Kembangkan Urban Farming di Lahan Sempit
BRI Peduli Inspirasi Bertani di Kota (BRInita) Kembangkan Urban Farming di Lahan Sempit

Sejak 2022, program ini secara bertahap telah dilaksanakan di delapan belas (18) kota di Indonesia dan telah memberikan dampak bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Memanfaatkan Lahan Kosong Kanal Banjir Timur Menjadi Produktif dengan Menanam Bibit Sayuran dan Buah-Buahan
FOTO: Memanfaatkan Lahan Kosong Kanal Banjir Timur Menjadi Produktif dengan Menanam Bibit Sayuran dan Buah-Buahan

Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan ruang hijau produktif di tengah kota.

Baca Selengkapnya
Didukung BRINita, Kelompok Tani Ini Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Produktif
Didukung BRINita, Kelompok Tani Ini Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Produktif

Berbagai jenis produk pun dihasilkan, mulai dari keripik bayam brazil, minuman rosella dan kembang telang yang juga hasil tanam sendiri.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Keprihatinan, Pemuda 21 Tahun Asal Banjarnegara Ini Sukses Jalankan Usaha Pupuk
Berawal dari Keprihatinan, Pemuda 21 Tahun Asal Banjarnegara Ini Sukses Jalankan Usaha Pupuk

Setelah lulus SMA, Aji Saputra bingung mau melakukan apa. Akhirnya ia belajar pertanian dengan petani di desanya, kemudian memulai usaha pengolahan pupuk.

Baca Selengkapnya
Tips Menanam Sayur di Pekarangan Rumah, Manfaatkan Lahan Kosong
Tips Menanam Sayur di Pekarangan Rumah, Manfaatkan Lahan Kosong

Isi waktu luang Anda dengan berkebun menanam sayur di pekarangan rumah.

Baca Selengkapnya
Perempuan di Tangerang Sulap Atap Rumah Jadi “Supermarket”, Ada Sayur hingga Ikan
Perempuan di Tangerang Sulap Atap Rumah Jadi “Supermarket”, Ada Sayur hingga Ikan

Ada banyak sayur dan buah yang tersedia di atap rumahnya

Baca Selengkapnya
Cara Membuat Pupuk Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga, Mudah Dilakukan
Cara Membuat Pupuk Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga, Mudah Dilakukan

Pupuk kompos organik merupakan solusi alami dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.

Baca Selengkapnya
Warga Surabaya Gotong-royong Tanam Sayur dan Buah, Hasil Panen Dipakai Bangun Kampung
Warga Surabaya Gotong-royong Tanam Sayur dan Buah, Hasil Panen Dipakai Bangun Kampung

Inspiratif! Warga Kota Surabaya kompak tanam sayur dan buah untuk bangun kampung.

Baca Selengkapnya